Sabtu, 14 November 2015

PTK SD 013 : Penggunan Metode Kerja Kelompok Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Matematika Penjumlahan Pecahan Kelas V Di SDN 01 XXX


 PTK SD 013 : Penggunan Metode Kerja Kelompok Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Matematika Penjumlahan Pecahan Kelas V Di SDN 01 XXX


BAB 1
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang Masalah
Tujuan pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar (SD) sebagaimana yang diamanatkan dalam kurikulum 1994 (Depdikbud, 1994: 9.6) adalah “agar siswa dapat menggunakan Matematika dan pola pikir Matematika dalam kehidupan sehari-hari dan dalam mempelajari berbagai ilmu pengetahuan secara logis, rasional, kritis, cermat, jujur dan efektif. Sehingga pengetahuan, pola pikir, sikap dan keterampilan yang diperoleh dari hasil belajar Matematika diharapkan mampu membantu siswa dalam mengatasi berbagai permasalahan kehidupan yang dihadapinya.
Dalam dunia pendidikan, Matematika dijadikan sebagai salah satu bidang studi yang menduduki peranan penting. Hal ini ditunjukkan dengan banyaknya jam pelajaran Matematika di sekolah dalam pelaksanaan pendidikan, pelajaran Matematika diberikan pada semua jenjang pendidikan dari pendidikan dasar sampal pada tingkat perguruan tinggi.

 
Sebagai perwujudan pencapaian tujuan pembelajaran Matematika, belajar merupakan proses aktif yang memerlukan dorongan dan bimbingan dalam penguasaan hasil belajar siswa. Lerner (1988 : 12) menjelaskan “ada dua macam. hasil belajar yang harus dikuasai siswa, perhitungan matematis (matematics calculation) dan penalaran matematis (matematics reasoning)”. Berdasarkan hasil belajar semacam. itu maka Lerner (1988: 430) mengemukakan bahwa “kurikulum bidang studi Matematika mencakup tiga elemen (1) konsep, (2) keteramplian, dan (3) pemecahan masalah”. Untuk itulah diperlukan kemampuan penalaran dan keterampilan kinerja siswa yang dapat dikembangkan melalui latihan dan belajar Matematika. Oleh karena itu Matematika rnerupakan sarana yang sangat penting bagi manusia dalam memecahkan masalah kehidupan sehari-hari.
Kenyataan di lapangan pada saat ini, meskipun Matematika merupakan pengetahuan dasar yang erat hubungannya dengan kehidupan sehari-hari, namun pelajaran Matematika salah satu pelajaran yang paling tidak disenangi bagi siswa. Matematika bagi sebagian siswa dianggap sebagai pelajaran yang sulit dan rumit, sehingga kemampuan siswa dalam pengetahuan dasar masih kurang. Oleh karena itu, ketidakmampuan sering menimbulkan kejenuhan dan kesulitan belajar terutama di dalam menganalisis secara sederhana untuk memecahkan masalah dalam bentuk soal cerita. Akibatiya prestasi belajar siswa cenderung lebih rendah dengan mata pelajaran lainnya.
Bertolak dari kenyataan di atas, maka dapat dikatakan salah satu penyebab rendahnya prestasi belajar Matematika adalah adanya pemilihan metode pembelajaran yang kurang memberikan pernberdayaan dari potensi siswa dan karakteristik bidang studi itu sendiri, dalam kegiatan pembelajaran lebih terpusat pada guru sehingga pembelajaran kurang bermakna yang akhirnya tuiuan belajar belum optimal.
Salah satu bidang garapan pembelajaran Matematika yang memegang peranan penting ialah pengetahuan konsep yang menunjuk pada pemahaman dasar dan keterampilan menunjuk pada sesuatu yang dilakukan oleh siswa. Suatu jenis keterampilan Matematika adalah proses menggunakan operasi dasar dalam penjumlahan, pengurangan, perkalian dan pembagian. Keterampilan ini dapat dilihat dari kinerja siswa yang dapat berkembang dan ditingkatkan melalui latihan. Pemecahan masalah adalah aplikasi dari konsep dan keteramplian. Dalam pemecahan masalah biasanya melibatkan beberapa kombinasi konsep dan keterampilan dalam suatu situasi baru atau situasi yang berbeda.
Berdasarkan analisis konseptual dan kondisi pendidikan Matematika di Sekolah Dasar, ternyata guru dalam keterampilan memilih metode belum dapat mengembangkan iklim pembelajaran yang kondusif bagi siswa untuk belajar. Hal ini dikarenakan metode pernbelajaran yang digunakan kurang tepat dan guru terbiasa dengan menggunakan strategi ekspositorik pembelajaran secara klasikal. Pada dasarnya siswa, mempunyai kemampuan dan cara belajar yang berbeda- Dalam pembelajaran klasikal guru memperlakukan siswa dengan cara yang sama, sehingga perbedaan kemampuan dan cara belajar siswa kurang mendapat perhatian dari guru. Pembelajaran secara klasikal memang perlu dilakukan dengan siswa dan menyadari bahwa tidak semua kebutuhannya dapat dipenuhi, namun harus dicari afternatif cara lain agar siswa dapat belajar sesuai dengan kemampuan dan cara yang dipilihnya.
Dalam proses belajar mengajar guru harus memilih strategi agar siswa dapat belajar secara efektif dan efisien, mengena pada tujuan yang diharapkan. Salah satu strategi itu harus mengetahui teknik-teknik penyajian yang disebut pembelajaran. Sudjana (2001:8) menjelaskan “pembelajaran hendaknya diupayakan oleh pendidik secara sistematik untuk menciptakan kondisi-kondisi agar peserta didik melakukan kegiatan belajar”. Metode menurut Modiono (1990: 580) adalah cara kerja yang konsisten untuk memudahkan pelaksanaan suatu kegiatan guna mencapai tujuan yang ditentukan.
Banyak metode yang dikenal misalnya : metode Ceramah, Penugasan, Tanya Jawab, Diskusi, Demonstrasi, Bermain Peran, Eksperimen, Widya Wisata, Latihan, Simulasi, Kerja Kelompok dan simulasi. Guru profesional harus dapat memilih metode yang tepat untuk pembelajaran khususnya Matematika dengan ketepatan metode yang diterapkan oleh guru, diharapkan aktivitas guru dan siswa lebih aktif sehingga tujuan yang diharapkan dapat tercapai secara optimal.
Salah satu metode pembelajaran Matematika yang dalam kegiatannya cenderung melakukan banyak latihan, maka metode Kerja Kelompok merupakan suatu metode yang dipandang tepat karena memungkinkan siswa dapat selalu belajar dan bekerja secara kelompok untuk menyelesaikan tugasnya dalam mencari pengalaman belajarnya.
Pembelajaran Matematika akan dapat memberikan pengalaman yang bermakna bagi siswa kelas V dalam proses belajar, bila siswa dalam memahami berbagai konsep tentang keterampilan hitung dan cara memecahkan masalah dalam bentuk soal cerita melalui pembelajaran langsung dan terstruktur. Untuk itu menjadi tanggung Jawab guru untuk memilih penerapan metode Kerja Kelompok sebagai metode untuk pemecahan masatah agar memudahkan siswa dalam belajar Matematika dan pembelajaran menjadi lebih bermakna.
Raka Joni dan Unen (1984: 11) menjelaskan “pesan terpenting dari metode Kerja Kelompok adalah pemecahan masalah melalui proses kelompok”. Johson dan Johson (1984: 10) menjelaskan “ada empat elemen dasar dalam pembelajaran koperatif yaitu (1) saling ketergantungan positif, (2) interaksi tatap muka (3) akuntabilitas individual, dan (4) keterampilan menjalin hubungan interpersonal”. Interaksi koperatif menuntut semua anggota dalam Kerja Kelompok dapat saling bertatap muka sehingga mereka dapat melakukan dialog tidak hanya dengan guru tetapi dengan sesama mercka. Interaksi semacam itu diharapkan dapat memungkinkan siswa menjadi sumber belajar bagi semuanya. Di dalam pembelajaran dengan penerapan metode Kerja Kelompok, siswa bukan hanya belajar dan menerima apa yang disapkan guru, melainkan bisa juga berinteraksi antara anggota yang satu dengan anggota yang lain dalam suatu kelompok guna menyelesaikan tugas-tugas belajar secara bersama-sama. Kegiatan Kerja Kelompok memungkinkan siswa terlibat aktif dalam belajar sehingga tanggung jawab siswa dalam belajar juga menjadi lebih besar. Bekerja di dalam kelompok memungkinkan siswa untuk membangun kebiasaan bekerja sama, tenggang rasa dan saling menghargai. Di samping itu sifat kepemimpinan dapat berkembang karena bekerja dalam kelompok memerlukan seorang pemimpin kelompok.
Metode pembelajaran yang diharapkan adalah pembelajaran yang terjadi adanya proses interaksi saling kerjasama, tukar informasi, pengalaman, mendapatkan pemecahan secara lisan dengan tujuan saling bertatap muka bersama-sama. Oleh karena itu, maka penulis tertarik untuk mengadakan penelitian tentang “Peningkatan Prestasi Belajar Matematika Melalui Metode Kerja Kelompok Siswa Kelas V SDN 01 XXX  tahun 2008/2009”
B.     Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian-uraian latar belakang masalah di atas maka dapat diuraikan rumusan masalah sebagai berikut: Apakah metode Kerja Kelompok dapat meningkatkan prestasi belajar Matematika siswa Kelas V SDN 01 XXX  tahun 2008/2009”?
C.    Tujuan Penclitian
Berdasarkan pada perumusan masalah di atas, maka tujuan perbaikan ini adalah untuk membuktikan bahwa penggunaan metode Kerja Kelompok dapat meningkatkan belajar Matematika Siswa Kelas V SDN 01 XXX  tahun 2008/2009.
D.    Manfaat Penelitian
Penelitian ini sangat bermanfaat bagi guru sebagai peneliti, institusi maupun pendidikan secara umum, sebagai berikut :
1.      Bagi peneliti : Meningkatkan kepekaan guru dalam melakukan tindakan kelas yang tepat dalam pembelajaran sehingga pembelajaran mencapai tujuan yang diharapkan.
2.      Institusi : Meningkatkan mutu sekolah karena dengan meningkatnva mutu guru dan nilai siswa berarti mutu sekolah secara otomatis terjadi peningkatan.
3.      Pendidikan secara umum :
a.       Meningkatkan mutu pendidikan

b.      Tercapainya tujuan pendidikan nasional.



DAFTAR PUSTAKA

Asmani Zainul, Agus Mulyana (2004). Tes dan Asesmen di SD. Jakarta : Universitas Terbuka.
Denny Setiawan (2004).Komputer dan Media Pembelajaran.Jakarta: Universitas Terbuka.
Depdikbud. 1994. Kurikulum Pendidikan Dasar. Jakarta : Depdikbud
Mulyani Sumantri, Johar Permana (2001). Media Pengajaran. Bandung: CV. Maulana
Wardani I.G.A.K (2003). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : Universitas Terbuka.
Andayani,dkk (2007). Pemantapan Kemampuan Profesional.Jakarta: Universitas Terbuka
Raka Joni dan Linen (1984). Belajar dan Pembelajaran.Jakarta: Depdikbud
Tim Pengembang PGSD (1998). Strategi Belajar Mengajar II. Jakarta: Depdikbud Dirjen Pendidikan Tinggi Bagian Proyek Pengembang Pendidikan Guru Sekolah Dasar.

Sudjana, D (2001).Metodologi dan Teknik Pembelajaran Partisipatif. Bandung : Falah Production.



Untuk mendapatkan file lengkap hubungi/ sms ke HP. 089 679 540 116

0 komentar:

Posting Komentar