PTK SD 101 : Penggunaan Media Alat Peraga Untuk Meningkatkan Penguasaan Materi Geometri Siswa Kelas VI SD Negeri Keposong 02 Kecamatan Musuk Kabupaten Boyolali
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Bidang studi Matematika, khususnya materi Geometri sampai saat ini
masih menjadi masalah bagi siswa. Hal ini dapat dilihat dari angka
ketuntasan belajar siswa Kelas VI di SD Negeri 02 Keposong Kecamatan
Musuk Kabupaten Boyolali, di mana dari 18 anak yang ada, baru 9 anak
atau l50% yang mencapai ketuntasan belajar, sedangkan 9 anak atau 50%
lainnya belum mencapai ketuntasan belajar Matematika, khususnya pada
materi Geometri. Hal ini menunjukkan bahwa bidang studi Matematika
khususnya untuk materi Geometri merupakan bidang studi yang sulit dan
perlu mendapat perhatian khusus dari pendidik. Untuk lebih jelasnya,
dapat disajikan data tingkat ketuntasan belajar siswa Kelas VI
berdasarkan hasil ulangan harian pada semester I seperti pada tabel 1
berikut:
Tabel 1. Ketuntasan Belajar Matematika Siswa Kelas VI Semester I SD
Negeri 02 Keposong Kecamatan Musuk Kabupaten Boyolali, Tahun Pelajaran
2008/2009
No Keterangan Jumlah Prosesntase
1 Sudah Tuntas Belajar 9 50%
2 Belum Tuntas 9 50%
Jumlah 18 100%
(Sumber: Kriteria Ketuntasan Minimal/ KKM SDN 02 Keposong)
Dalam tabel 1 tersebut, terlihat bahwa proporsi siswa yang belum tuntas
masih 50%. Proporsi ini masih terlalu tinggi apabila dibandingkan
dengan target yang ditetapkan guru, yaitu hanya sebesar 20% atau target
proporsi yang tuntas adalah 80%. Berdasarkan kondisi temuan tersebut,
maka diperlukan adanya pengembangan strategi proses pembelajaran yang
dirasa mampu menjadi sarana untuk meningkatkan pemahaman siswa terhadap
konsep-konsep dalam Matematika, khususnya dalam materi Geometri. Salah
satu strategi pembelajaran yang dapat digunakan dalam materi Geometri
adalah penggunaan media pembeajaran yang sesuai dengan bidang studi yang
diajarkan, yaitu bidang studi Matematika untuk materi Geometri.
Pandangan tentang perlunya penggunaan media pembelajaran ini mengacu
pada konsep yang menjelaskan bahwa proses pembelajaran merupakan proses
komunikasi yang mengandung lima komponen yaitu komunikasi, guru
(komunikator), bahan pembelajaran, media pembelajaran, siswa
(komunikan), dan tujuan pembelajaran. Media pembeajaran merupakan salah
satu komponen yang peru diperhatikan untuk mendukung tercapainya
komunikasi yang efektif dari pendidik kepada siswa. Media pembelajaran
adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan
(bahan pembelajaran), sehingga dapat merangsang perhatian, minat,
pikiran, dan perasaan siswa dalam kegiatan belajar untuk mencapai tujuan
belajar (Santyasa, 2007). Ha ini juga sesuai dengan penjeasan dari
Criticos (1996) yang mengemukakan bahwa media merupakan salah satu
komponen komunikasi, yaitu sebagai sarana pembawa pesan dari komunikator
menuju komunikan.
Alat peraga sifatnya lebih mampu memberikan pengalaman riil kepada
siswa karena siswa dapat melihat, merasakan dan meraba alat peraga yang
digunakan guru. Pengalaman belajar yang lebih konkrit akan lebih tepat
bagi anak usia sekolah dasar. Hal ini sejalan dengan pendapat Dale
tentang kerucut pengalaman sebagaimana dikutip oleh Hamalik (1996) yang
menjelaskan bahwa pengalaman berlangsung dari tingkat yang konkrit
naik menuju tingkat yang lebih abstrak. Alasan lain adalah sebagaimana
yang dikemukakan oleh Suharta (2001) bahwa dalam pembelajaran
matematika selama ini dunia nyata hanya dijadikan tempat
mengaplikasikan konsep. Siswa banyak mengalami kesulitan belajar
matematika di kelas. Akibatnya, siswa kurang menghayati atau memahami
konsep-konsep matematika, dan siswa mengalami kesulitan untuk
mengaplikasikan matematika dalam kehidupan sehari-hari. Pembelajaran
matematika di kelas perlu ditekankan pada keterkaitan antara
konsep-konsep matematika dengan pengalaman anak sehari-hari. Alasan
lain khusnya terkait dengan materi Geometri, materi ini merupakan
materi yang lebih berhubungan dengan hal yang bersifat konkrit, yaitu
membahas tentang berbagai konsep bangun ruang yang banyak dijumpai daam
kehidupan nyata. Dengan demikian, maka media benda konkrit diyakini
cukup relevan untuk mendukung proses pembeajaran Geometri pada siswa.
Alat peraga yang digunakan merupakan benda-benda tiruan yang memiiki
bentuk sesuai dengan benda aslinya. Kesesuaian yang dimaksud bukanah
selalu sama persis dengan aslinya, akan tetapi lebih ditekankan pada
kesesuaian elemen-elemen yang berperan dalam memberikan bentuk benda.
Media benda konkrit dapat membantu siswa berfikir secara konkrit menuju
pada tahap berfikir secara abstrak. Hal ini terjadi karena melalui
media benda konkrit maka pendidik dapat menyampaikan tentang
unsur-unsur yang menyusunnya dan bagaimana mematematisasi unsur-unsur
tersebut untuk proses perhitungan yang bersifat abstrak.
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut maka penulis mengadakan
penelitian dengan judul “Penggunaan Media Alat Peraga Untuk
Meningkatkan Penguasaan Materi Geometri Pada Siswa Kelas VI SDN 02
Keposong Kecamatan Musuk Kabupaten Boyolali”.
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah penelitian ini adalah “Bagaimanakah penggunaan alat
peraga untuk meningkatkan penguasaan materi Geometri pada siswa Kelas
VI SDN 02 Keposong Kecamatan Musuk Kabupaten Boyolali tahun pelajaran
2008/2009?”
Untuk mendapatkan file lengkap hubungi/ sms ke HP. 089 679 540 116
0 komentar:
Posting Komentar