PTK SD 046 = Pd 459 : Peningkatan Keterampilan Menyimak Dongeng dengan Pendekatan Integratif Melalui Teknik Dengar-Cerita pada Siswa Kelas II SD Negeri 4 Mlati Norowito Kudus
INTISARI
xxxxxxxxxxxxx. 2007. Peningkatan
Keterampilan Menyimak Dongeng dengan Pendekatan Integratif Melalui
Teknik Dengar-Cerita pada Siswa Kelas II SD Negeri 4 Mlati Norowito
Kudus.
Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Bahasa dan Seni.
Universitas Negeri Semarang. Pembimbing I: Dra. L.M. Budiyati, M. Pd.,
Pembimbing II: Drs: Haryadi, M. Pd.
Kata kunci: keterampilan menyimak, dongeng, teknik dengar-cerita, pendekatan integratif.
Berdasarkan
observasi awal yang dilakukan penulis, keterampilan menyimak dongeng
kelas II SD Negeri 4 Mlati Norowito Kudus masih rendah. Rendahnya
kemampuan siswa dalam menyimak dongeng disebabkan oleh (1) siswa kurang
memahami keterampilan menyimak, (2) manfaat yang didapat dari menyimak
dongeng dirasakan kurang oleh siswa, sehingga menyebabkan siswa kurang
antusias, (3) teknik pembelajaran menyimak dongeng kurang bervariasi,
(4) pendekatan yang digunakan guru belum tepat. Pemilihan pendekatan dan
teknik berdasarkan tuntutan KBK memberi kebebasan kepada guru untuk
memilih pendekatan dan teknik yang beragam dan sesuai dengan tujuan
pembelajaran.
Berdasarkan
paparan di atas, penelitian ini mengkaji dua masalah yaitu (1)
bagaimanakah peningkatan keterampilan menyimak dongeng dengan pendekatan
integratif melalui teknik dengar-ccerita pada siswa kelas II SD Negeri 4
Mlati Norowito Kudus setelah mengikuti pembelajaran dan (2)
bagaimanakah perubahan perilaku siswa setelah dilakukan pembelajaran
keterampilan menyimak dongeng dengan pendekatan integratif melalui
teknik dengar-cerita pada siswa kelas II SD Negeri 4 Mlati Norowito
Kudus setelah mengikuti pembelajaran.
Penelitian
ini dilaksanakan dalam dua tahap, yaitu tahap pratindakan dan tindakan.
Tahap tindakan terdiri atas siklus I dan siklus II. Subjek penelitian
ini adalah keterampilan menyimak dongeng kelas II SD Negeri 4 Mlati
Norowito Kudus. Penelitian ini menggunakan dua variabel, yaitu
peningkatan keterampilan menyimak dongeng dan pendekatan integratif
melalui teknik dengar-cerita. Pengumpulan data pada penelitian ini
menggunakan teknik tes dan nontes. Teknik tes berupa hasil menceritakan
isi dongeng. Untuk tes nontes berupa data perilaku siswa dari hasil
observasi, jurnal siswa, jurnal guru, wawancara, dan dokumentasi kepada
siswa.
Teknik
analisis data kualitatif menggunakan deskripsi kuantitatif. Kedua
teknik tersebut dianalisis dengan membandingkan hasil tes siklus I dan
siklus II. Hasil penelitian ini menunjukkan adanya peningkatan
keterampilan menyimak dongeng dengan teknik dengar-cerita melalui
pendekatan integratif. Nilai rata-rata kelas pada tahap pratindakan
sebesar 61 dan mengalami peningkatan sebesar 6,1% menjadi sebesar 67,1.
Selanjutnya pada siklus II nilai rata-rata kelas meningkat menjadi 76,3.
Setelah menggunakan pendekatan integratif melalui teknik dengarcerita
juga terjadi perubahan tingkah laku siswa. Siswa yang sebelumnya merasa
kurang antusias terhadap pembelajaran menyimak dongeng menjadi antusias,
senang, dan tertarik setelah mengikuti pembelajaran keterampilan
menyimak dongeng dengan pendekatan integratif melalui teknik
dengar-cerita.
Berdasarkan
hasil penelitian tersebut, penulis menyarankan kepada guru agar Para
guru bahasa dan sastra Indonesia hendaknya berperan aktif sebagai
inovator dan fasilitator dalam memilih teknik dan pendekatan yang paling
tepat sehingga pembelajaran yang dilakukan dapat menjadi pengalaman
belajar yang positif bagi siswa. Selain itu, pembelajaran dengan
pendekatan integratif hendaknya dapat dijadikan alternatif bagi guru
bidang studi lain dalam mengajar. Bagi peneliti disarankan agar
melakukan penelitian serupa tetapi dengan teknik pembelajaran yang lain.
DAFTAR PUSTAKA
Alwi, Hasan. 2002. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Danandjaja, James. 1991. Folkor Indonesia. Jakarta: PT.Temprint.
Darmawan. 2001. Peningkatan Keterampilan Menyimak dengan Menggunakan Media Audio pada Siswa Kelas 2 Kaliwungu Kudus. Skripsi. UNNES.
Djiwandono, S. 1996. Tes Bahasa dan Pengajaran. Bandung: ITB.
Madya Suwarsih, dkk. 194. Panduan Penelitian Tindakan. Yogyakarta: Lembaga Penelitian IKIP.
Mulyasa. 2004. Kurikulum Berbasis Kompetensi: Konsep, Karakteristik, dan Implementasinya. Bandung: PT Rosdakarya.
Munanto. 2000. Keefektifan Aspek Menyimak terhadap Pengajaran Kosa Kata pada SLTP 2 Semarang. Skripsi. UNNES.
Nurgiyantoro, Burhan. 2001. Penilaian Dalam Pengajaran Bahasa Dan Sastra. Yogyakarta: PT BPFE.
Nurhadi. 2004. Kurikulum 2004. Jakarta: PT Gramedia Widiasarana.
Nursisto. 2000. Ikhtisar Kesusatraan Indonesia. Yogyakarta: Adicita.
Pangesti. 2005. Peningkatan Keterampilan Menyimak Dongeng Dengan Menggunakan Media Audiovisual pada Siswa Kelas VII D SMP Negeri 30 Semarang. Skripsi. UNNES.
Parjinah. 2003. Keterampilan Menyimak dengan Menggunakan Wacana Cloze pada SLTP Negeri 1 Sokaraja Kabupaten Banyumas Tahun Pendidikan 2002/2003. Skripsi. UNNES.
Riyadi. 2000. Kemampuan Siswa Menyimak yang Diajar dengan Teknik Dengar- Tulis dan dengan Teknik Dengar Murni. Skripsi. UNNES.
Sudjana, Nana. 2005. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Surana. 2004. Aku Cinta Bahasa Indonesia. Solo: PT Tiga Serangkai Pustaka Mandiri.
Suratno. 2006. Peningkatan Keterampilan Menyimak Berita Melalui Media Audiovisual dengan Pendekatan Kontekstual Komponen Inquiry pada
Siswa Kelas VII A SMP N 1 Tarub Kabupaten Tegal Tahun Pelajaran 2005/2006. Skripsi. UNNES.
Sutari, dkk. 1997. Menyimak. Jakarta: Depdikbud.
Suyatno. 2004. Teknik Pembelajaran Bahasa dan Sastra. Surabaya: SIC.
Tarigan, Djago. 1991. Materi pokok Pendidikan Bahasa Indonesia I. Jakarta: Depdikbud.
Tarigan, Henry Guntur. 1993. Menyimak Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa.
Zainuddin. 1991. Materi Pokok Bahasa dan Sastra Indonesia. Jakarta: Rineka Cipta.
--------------. 2004. Kurikulum 2004 Standar Kompetensi Mata Pelajaran Kelas II. Jakarta: Depdiknas.
Untuk mendapatkan file lengkap hubungi/ sms ke HP. 089 679 540 116
0 komentar:
Posting Komentar