Rabu, 02 Januari 2013

PD 623- EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN THINK-PAIR-SHARE DALAM


EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN THINK-PAIR-SHARE DALAM MATA PELAJARAN SEJARAH PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 3 SEMARANG

BAB I
PENDAHULUAN
A.      Latar Belakang Masalah
Pendidikan adalah proses interaksi bertujuan, interaksi ini terjadi antara guru dan siswa, yang bertujuan meningkatkan perkembangan mental sehingga menjadi mandiri. Secara umum dapat dikatakan bahwa pendidikan merupakan satuan tindakan yang memungkinkan terjadinya belajar dan perkembangan (Dimyati, 1996:6). Pertumbuhan dan perkembangan peserta didik bergantung pada dua unsur yang saling mempengaruhi, yakni bakat yang dimiliki oleh peserta didik sejak lahir, dan lingkungan yang mempengaruhi hingga bakat itu tumbuh dan berkembang (Hamalik, 2003:3).
Pendidikan mencakup kegiatan mendidik, mengajar, dan melatih. Kegiatan tersebut dilaksanakan sebagai suatu usaha untuk mentransformasikan nilai-nilai. Dalam pelaksanaannya ketiga kegiatan tadi harus berjalan secara serempak dan terpadu, berkelanjutan, serta serasi dengan perkembangan anak didik serta lingkungan hidupnya (Munib, 2004:29).
Pendidikan merupakan salah satu bentuk upaya untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Seorang guru dalam pendidikan memegang peranan yang penting. Guru tidak hanya dituntut untuk memiliki kemampuan dalam pengalaman teoretis tapi juga harus memiliki kemampuan praktis. Kedua hal ini sangat penting karena seorang guru dalam pembelajaran bukanlah sekedar menyampaikan materi semata tetapi juga harus berupaya agar mata pelajaran yang sedang disampaikan menjadi kegiatan pembelajaran yang menyenangkan dan mudah dipahami bagi siswa. Apabila guru tidak dapat menyampaikan materi dengan tepat dan menarik, dapat menimbulkan kesulitan belajar bagi siswa, sehingga mengalami ketidaktuntasan dalam belajarnya.
Tujuan Pendidikan nasional adalah mengupayakan perluasan dan pemerataan kesempatan memperoleh pendidikan yang bermutu tinggi bagi seluruh rakyat Indonesia sendiri secara optimal disertai dengan hak dukungan dan lindungan sesuai dengan potensinya. Sebagai perwujudan pencapaian tujuan tersebut maka belajar merupakan suatu proses aktif memerlukan dorongan dan bimbingan ke arah tercapainya tujuan yang dikehendaki (GBHN, 1999:20).
Melalui pendidikan diharapkan lahir manusia-manusia Indonesia yang mempunyai jiwa dan semangat yang tangguh dalam mendukung dan melaksanakan pembangunan nasional dengan tujuan pendidikan nasional. Disamping itu melalui pendidikan diharapkan mampu dikembangkan sikap, nilai, moral, dan seperangkat ketrampilan hidup bermasyarakat dalam rangka mempersiapkan warga negara yang baik dan mampu bermasyarakat.
Untuk mendukung tercapainya tujuan pendidikan, harus didukung oleh iklim pembelajaran yang kondusif. Iklim pembelajaran yang dikembangkan oleh guru mempunyai pengaruh yang sangat besar terhadap keberhasilan dan kegairahan belajar siswa. Selanjutnya dikatakan pula, bahwa kualitas dan keberhasilan pembelajaran sangat dipengaruhi oleh kemampuan dan ketetapan  guru dalam memilih dan menggunakan metode pembelajaran (Wahab, 1986:36).
Secara teoretis adalah mudah untuk mempelajari semua metode atau model yang disarankan oleh para pakar pendidikan dan pakar pembelajaran, akan tetapi dalam praktek sangat sulit menerapkan, jika akan dikaitkan dengan kekhususan mata pelajaran atau bidang studi yang masing-masing telah memiliki standar materi dan tujuan-tujuan kognitif, afeksi, maupun psikomotorik. Khususnya dalam mata pelajaran sejarah, masih sedikit sekali tersedia buku panduan untuk bahan ajar di kelas.
Mata pelajaran sejarah merupakan bagian-bagian dari ilmu sosial yang mempunyai peranan yang sangat penting dalam rangka menumbuhkan rasa nasionalisme, hal ini sejarah merupakan kajian ilmu yang menjelaskan tentang peristiwa pada masa lampau yang disertai dengan fakta-fakta yang jelas.
Kenyataan di sekolah menunjukkan bahwa dalam proses pembelajaran sejarah siswa terlihat kurang antusias, daya kreativitasnya rendah, dan siswa bersikap acuh tak acuh. Sebabnya mungkin karena guru kurang menguasai materi dan strategi pembelajarannya kurang memiliki daya dukung terhadap hasil belajar siswa.
Pelajaran sejarah menurut siswa hanyalah mengulangi hal yang sama dari tingkat sekolah dasar sampai tingkat pendidikan menengah. Model dan teknik pengajarannya juga kurang menarik, biasanya guru memulai pelajarannya dengan cerita atau membacakan yang telah tertulis didalam buku ajar (Soewarso, 2000:2).

DAFTAR PUSTAKA
Anita, Lie. 2004. Cooperative Learning Mempraktekkan di Ruang-Ruang Kelas. Jakarta : PT. Grasindo.

Ananom. 2001. Mengenal Model Pembelajaran Kooperatif. Semarang : DEPDIKNAS.

Arikunto, Suharsimi, 2003.Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

-----.2003. Prosedur Penelitian. Jakarta : Rineka Cipta.

Dimyati dan Mudjiono.1994. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : Depdikbud.

Darmawan,Dadang.2002.Makalah”Pelaksanaan Cooperative Learning untuk Meningkatkan Berpikir Kritis Siswa dalam Pembelajaran Sejarah”.

Djamarah, Bahri Syaiful, 2002. Psikologi Belajar. Jakarta : Rineka Cipta.

Erman, Suherman dkk, 2003. Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer (Common Teks Books). Bandung : JICA Universitas Pendidikan Indonesia.

Hamalik, Oemar.2003.Kurikulum dan Pembelajaran.Jakarta: Bumi Aksara.

Ibrahim, Muslimin, dkk. 2000. Pembelajaran Kooperatif. Surabaya : University Press.

Jones, Raymond. 2002. Strategis For Reading Comprehensin, TPS. http: curry.

Edschool. Virginia. Edu/go/readquest/start/tps.html.(12 Mei 2007)

Munib, Achmad dkk.2004.Pengantar Ilmu Pendidikan. Semarang : UNNES Press.

Purwanto, Ngalim. 2004. Psikologi Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakrya.

Solihatin, Etin dkk,2007. Cooperative Learning Analisis Model Pembelajaran IPS. Jakarta : Bumi Aksara.

Suyitno, Amin. 2003. Dasar-Dasar Proses Pembelajaran Matematika 2. Semarang : Jurusan Matematika FMIPA UNNES.

Sudjana, 1996. Metoda Statistika. Bandung : Tarsito.

Sudjana,Nana.2004. Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung : Sinar Baru Algensindo

Suharsono.2000.Mencerdaskan Anak. Jakarta : Inisiasi Press.

Soewarso. 2000. Cara-cara Penyampaian Pendidikan Sejarah Untuk Membangkitkan Minat Peserta Didik Mempelajari Bangsanya. DEPDIKNAS

Staton, Thomas F, 1978. Cara Mengajar Dengan Hasil Yang Baik. Bandung : CV. Diponegoro.

Sirait, Bistok. 1985. Menyusun Tes Hasil Belajar. Semarang : IKIP Press.

Tri Anni, Chatarina dkk, 2004. Psikologi Belajar. Semarang : UNEES Pres.

Widja, I Gde.1989. Dasar-Dasar Pengembangan Strategi serta Metode Pengajaran Sejarah. Jakarta : Depdikbud.



Untuk mendapatkan file skripsi / Thesis / PTK / PTS lengkap (Ms.Word),
hubungi : 081 567 745 700


0 komentar:

Posting Komentar