EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN THINK-PAIR-SHARE DALAM
MATA PELAJARAN SEJARAH PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 3 SEMARANG
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah
Pendidikan adalah proses interaksi bertujuan,
interaksi ini terjadi antara guru dan siswa, yang bertujuan meningkatkan
perkembangan mental sehingga menjadi mandiri. Secara umum dapat dikatakan bahwa
pendidikan merupakan satuan tindakan yang memungkinkan terjadinya belajar dan
perkembangan (Dimyati, 1996:6). Pertumbuhan dan perkembangan peserta didik
bergantung pada dua unsur yang saling mempengaruhi, yakni bakat yang dimiliki
oleh peserta didik sejak lahir, dan lingkungan yang mempengaruhi hingga bakat
itu tumbuh dan berkembang (Hamalik, 2003:3).
Pendidikan mencakup kegiatan mendidik, mengajar, dan
melatih. Kegiatan tersebut dilaksanakan sebagai suatu usaha untuk
mentransformasikan nilai-nilai. Dalam pelaksanaannya ketiga kegiatan tadi harus
berjalan secara serempak dan terpadu, berkelanjutan, serta serasi dengan
perkembangan anak didik serta lingkungan hidupnya (Munib, 2004:29).
Pendidikan merupakan salah satu bentuk upaya untuk
meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Seorang guru dalam pendidikan memegang
peranan yang penting. Guru tidak hanya dituntut untuk memiliki kemampuan dalam
pengalaman teoretis tapi juga harus memiliki kemampuan praktis. Kedua hal ini
sangat penting karena seorang guru dalam pembelajaran bukanlah sekedar
menyampaikan materi semata tetapi juga harus berupaya agar mata pelajaran yang
sedang disampaikan menjadi kegiatan pembelajaran yang menyenangkan dan mudah
dipahami bagi siswa. Apabila guru tidak dapat menyampaikan materi dengan tepat
dan menarik, dapat menimbulkan kesulitan belajar bagi siswa, sehingga mengalami
ketidaktuntasan dalam belajarnya.
Tujuan Pendidikan nasional adalah mengupayakan
perluasan dan pemerataan kesempatan memperoleh pendidikan yang bermutu tinggi
bagi seluruh rakyat Indonesia sendiri secara optimal disertai dengan hak
dukungan dan lindungan sesuai dengan potensinya. Sebagai perwujudan pencapaian
tujuan tersebut maka belajar merupakan suatu proses aktif memerlukan dorongan
dan bimbingan ke arah tercapainya tujuan yang dikehendaki (GBHN, 1999:20).
Melalui pendidikan diharapkan lahir manusia-manusia
Indonesia yang mempunyai jiwa dan semangat yang tangguh dalam mendukung dan
melaksanakan pembangunan nasional dengan tujuan pendidikan nasional. Disamping
itu melalui pendidikan diharapkan mampu dikembangkan sikap, nilai, moral, dan
seperangkat ketrampilan hidup bermasyarakat dalam rangka mempersiapkan warga
negara yang baik dan mampu bermasyarakat.
Untuk mendukung tercapainya tujuan pendidikan, harus
didukung oleh iklim pembelajaran yang kondusif. Iklim pembelajaran yang
dikembangkan oleh guru mempunyai pengaruh yang sangat besar terhadap
keberhasilan dan kegairahan belajar siswa. Selanjutnya dikatakan pula, bahwa
kualitas dan keberhasilan pembelajaran sangat dipengaruhi oleh kemampuan dan
ketetapan guru dalam memilih dan
menggunakan metode pembelajaran (Wahab, 1986:36).
Secara teoretis adalah mudah untuk mempelajari semua
metode atau model yang disarankan oleh para pakar pendidikan dan pakar
pembelajaran, akan tetapi dalam praktek sangat sulit menerapkan, jika akan
dikaitkan dengan kekhususan mata pelajaran atau bidang studi yang masing-masing
telah memiliki standar materi dan tujuan-tujuan kognitif, afeksi, maupun
psikomotorik. Khususnya dalam mata pelajaran sejarah, masih sedikit sekali
tersedia buku panduan untuk bahan ajar di kelas.
Mata pelajaran sejarah merupakan bagian-bagian dari
ilmu sosial yang mempunyai peranan yang sangat penting dalam rangka menumbuhkan
rasa nasionalisme, hal ini sejarah merupakan kajian ilmu yang menjelaskan
tentang peristiwa pada masa lampau yang disertai dengan fakta-fakta yang jelas.
Kenyataan di sekolah menunjukkan bahwa dalam proses
pembelajaran sejarah siswa terlihat kurang antusias, daya kreativitasnya
rendah, dan siswa bersikap acuh tak acuh. Sebabnya mungkin karena guru kurang
menguasai materi dan strategi pembelajarannya kurang memiliki daya dukung
terhadap hasil belajar siswa.
Pelajaran sejarah menurut siswa hanyalah mengulangi
hal yang sama dari tingkat sekolah dasar sampai tingkat pendidikan menengah.
Model dan teknik pengajarannya juga kurang menarik, biasanya guru memulai
pelajarannya dengan cerita atau membacakan yang telah tertulis didalam buku
ajar (Soewarso, 2000:2).
DAFTAR
PUSTAKA
Anita, Lie.
2004. Cooperative Learning Mempraktekkan di Ruang-Ruang Kelas. Jakarta :
PT. Grasindo.
Ananom. 2001. Mengenal
Model Pembelajaran Kooperatif. Semarang : DEPDIKNAS.
Arikunto,
Suharsimi, 2003.Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
-----.2003.
Prosedur Penelitian. Jakarta : Rineka Cipta.
Dimyati dan
Mudjiono.1994. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : Depdikbud.
Darmawan,Dadang.2002.Makalah”Pelaksanaan
Cooperative Learning untuk Meningkatkan Berpikir Kritis Siswa dalam
Pembelajaran Sejarah”.
Djamarah, Bahri
Syaiful, 2002. Psikologi Belajar. Jakarta : Rineka Cipta.
Erman, Suherman
dkk, 2003. Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer (Common Teks Books).
Bandung : JICA Universitas Pendidikan Indonesia.
Hamalik,
Oemar.2003.Kurikulum dan Pembelajaran.Jakarta: Bumi Aksara.
Ibrahim,
Muslimin, dkk. 2000. Pembelajaran Kooperatif. Surabaya : University
Press.
Jones, Raymond.
2002. Strategis For Reading Comprehensin, TPS. http: curry.
Edschool.
Virginia. Edu/go/readquest/start/tps.html.(12 Mei 2007)
Munib, Achmad
dkk.2004.Pengantar Ilmu Pendidikan. Semarang : UNNES Press.
Purwanto,
Ngalim. 2004. Psikologi Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakrya.
Solihatin, Etin
dkk,2007. Cooperative Learning Analisis Model Pembelajaran IPS. Jakarta
: Bumi Aksara.
Suyitno, Amin.
2003. Dasar-Dasar Proses Pembelajaran Matematika 2. Semarang : Jurusan
Matematika FMIPA UNNES.
Sudjana, 1996. Metoda
Statistika. Bandung : Tarsito.
Sudjana,Nana.2004.
Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung : Sinar Baru Algensindo
Suharsono.2000.Mencerdaskan
Anak. Jakarta : Inisiasi Press.
Soewarso. 2000. Cara-cara
Penyampaian Pendidikan Sejarah Untuk Membangkitkan Minat Peserta Didik
Mempelajari Bangsanya. DEPDIKNAS
Staton, Thomas
F, 1978. Cara Mengajar Dengan Hasil Yang Baik. Bandung : CV. Diponegoro.
Sirait, Bistok.
1985. Menyusun Tes Hasil Belajar. Semarang : IKIP Press.
Tri Anni,
Chatarina dkk, 2004. Psikologi Belajar. Semarang : UNEES Pres.
Widja, I
Gde.1989. Dasar-Dasar Pengembangan Strategi serta Metode Pengajaran Sejarah.
Jakarta : Depdikbud.
Untuk mendapatkan file skripsi /
Thesis / PTK / PTS lengkap (Ms.Word),
hubungi : 081 567 745 700
0 komentar:
Posting Komentar