PENINGKATAN RANAH KOGNITIF DAN AFEKTIF PESERTA
DIDIK KELAS XII SMA ABC PADA MATA PELAJARAN SOSIOLOGI MELALUI PENDEKATAN
CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) DENGAN MODEL P A S A (PICTURES AND STUDENT ACTIVE
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Peranan
pendidikan di Indonesia menjadi prioritas utama, secara jelas di dalam UUD 1945
pada pasal 31 ayat 2 menyebutkan bahwa pemerintah
mengusahakan dan penyelenggarakan satu sistem pengajaran nasional yang diatur
dengan undang-undang sosiologi, sejalan dengan hal tersebut GBHN 1988
dinyatakan peranan pendidikan nasional yang kaitannya dengan sosiologi yaitu
meningkatkan kualitas manusia Indonesia, bertaqwa kepada Tuhan yang Maha Esa,
berbudi pekerti luhur, berkepribadian, berdisiplin, bekerja keras. Selain itu
yang perlu digaris bawahi adalah bahwa pendidikan nasional harus mampu
menumbuhkan dan memper dalam kemampuan seseorang dalam rangka meningkatkan
kualitas masyarakat baik dari segi sosial budaya maupun potensi-potensi
lainnya, yang hal ini dapat diperlancar dengan memahami khasanak sosiologi.
Dalam pencapaian tujuan
pendidikan nasional setiap 10 tahun sekali selalu dilakukan penyempurnaan atau
revisi kurikulum seperti tahun 1975, 1984, 1994, suplemen 1999, 2004 (berbasis
kompetensi) dan saat ini menggunakan kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP
2006) dimana didalamnya terdapat perubahan materi dalam pembelajaran sosiologi
Perlu diuraikan
kendala-kendala umum dalam pembelajaran sosiologi yaitu; (1) Materi sosiologi
yang sangat luas meliputi fakta
sosial, tindakan sosial, khayalan sosiologis serta pengungkapan realitas sosial (2) Metode pembelajaran sosiologi di
Indonesia cenderung didominasi dengan metode konvensional yang berpusat pada
aktivitas guru (teacher centered)
sehingga terkesan membosankan, yaitu dengan metode ceramah (4) Ketidakseimbangan
jumlah jam tatap muka dengan materi yang ada (5) Kurikulum yang selalu
berubah-ubah (6) Banyak sSiswa kurang berminat membaca hal-hal yang terkait
dengan fenomena sosial masyarakat (7) Tidak memadainya sumber-sumber tertulis
maupun tidak tertulis (8) Sosiologi adalah ilmu sosial selalu dipandang sebelah
mata sebagai mata pelajaran kelas dua setelah bidang ekonomi atau lainnya yang
dianggap sebangai bidang yang lebih prospektif.
Kurangnya minat siswa terhadap
pembelajaran sosiologi dalam hal ini siswa SMA ABC salah satunya
dilatarbelakangi oleh faktor kurang kreatifnya guru, juga tidak tersedianya
sarana dan prasarana pendukung. Dari data evaluasi hasil ulangan semester dan
ujian blok semester I pada mata pelajaran sosiologi standar ketuntasan adalah
70 kelas X, kurang lebih 27.5% tidak tuntas ( Σ : 220 siswa ), kelas XI 30.5 % tidak tuntas ( Σ : 230 siswa ) kelas
XII 36.2% tuntas ( Σ : 223 siswa ) ini berdampak pada kontinuitas kualitas
belajar siswa di SMA ABC.
Kurikulum terbaru 2006
memberikan strategi kepada pengajar
bagaimana supaya siswa lebih giat memacu dirinya lebih kreatif dan inovatif,
begitu pula pendekatan yang dilakukan dalam
strategi belajar mengajar sehingga
hasil belajar siswa ranah kognitif, dan afektif dapat sesuai dengan
kompetensi yang diharapkan.
Dalam pengajaran sosiologi
siswa harus dapat membangun pemikiran yang kritis analisis dari interpretasi
kebenaran fakta dan data secara benar baik pada ranah kognitif, maupun afektif
( Hariyono, 1998). Sebagian besar orang menganggap bahwa pembelajaran sosiologi cenderung hanya
ingatan, dan hafalan, guru selalu
mengidolakan metode ceramah sebab bercerita lebih tepat untuk kajian masa
lalu. Pada prinsipnya guru-guru sosiologi
kesulitan menentukan formula (teknik, metode, dan pendekatan) yang sesuai untuk
materi tertentu.
Secara umum dimanapun
pembelajaran sosiologi hanya bersumber pada buku paket untuk dibaca atau LKS
untuk dikerjakan secara naratif tanpa diberikan bukti konkrit visual berupa
gambar, foto, dan peta sposial yang bisa lebih menarik dan bermakna, sehingga pemahaman sosiologi hanya sebatas
ingatan tanpa bisa menyelami peristiwanya.
Keadaan di atas akan membawa
dampak yang tidak menguntungkan dalam pembelajaran, khususnya pembelajaran sosiologi
dan semestinya dicarikan pemecahan alternatif yang paling efektif dan efisien
atau solusi sebagai pelaksanaan perbaikan metode atau pendekatan pembelajaran beserta
teknik dan bentuk yang sesuai dengan kompetensi dasar yang harus dikuasai
siswa.
Dalam rangka peningkatan hasil
belajar sosiologi dengan pendekatan pembelajaran efektif, efisien dan terpadu
disesuaikan dengan proses dan kemampuan siswa diantaranya dengan mengadopsi
model Picture to Picture dan Examples on Examples namun peneliti
mencoba untuk menampilkan model pembelajaran dengan gaya Pictures and Student Active
(PaSA) On Board Stories and Pictures Stories.
Dalam pendekatan
pembelajaran CTL metode Pictures and
Student Active diharapkan siswa dapat menkonstruk secara kognitif, dan
afektif dengan daya kreasi serta menganalisis secara kritis terhadap
visualisasi. Konsep utama dari Picture
and Student Active adalah Know How to Know (mengetahui bagaimana harus
mengetahui). Dengan demikian muncul suatu pernyataan bahwa “Siswa akan lebih
DAFTAR PUSTAKA
----------.1988.Garis-garis Besar Haluan Negara. Jakarta:Sekretaris Negara
Hariyono.1998.Memahami
Sosiologi dalam Pembelajaran. Malang : IKIP MALANG
Kemmis,S&MC Taggart
R.1988. The Action Research
Planner. Victoria : Deakin University Press
Kartodirdjo.S.1993. Pendekatan
Ilmu Sosial dalam Metodologi Sosiologi. Jakarta : PT.Gramedia
Kasbollah, Kasihani.1999. Penelitian Tindakan Kelas untuk Guru Sains.
Malang : RUT VI LIPI.
Moleong, L,J.1994. Metodologi Penelitian Kuantitatif.
Bandung : PT Remaja Rosdakarya
Notosusanto, N. 1985. Sosiologi Nasional Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka
Untuk mendapatkan file skripsi /
Thesis / PTK / PTS lengkap (Ms.Word),
hubungi : 081 567 745 700
0 komentar:
Posting Komentar