PENGGUNAAN
METODE DISKUSI PADA MATA PELAJARAN IPS
DALAM
MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR PESERTA DIDIK
DI
SD NEGERI SAMPANGAN 04 KECAMATAN
GAJAHMUNGKUR
KOTA SEMARANG
TAHUN
AJARAN 2004 – 2005
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar belakang Masalah
Pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui kegiatan
bimbingan, pengajaran dan /atau latihan bagi pernannya di masa yang akan
dating. Pendidikan mempunyai posisi strategis dalam rangka peningkatan kualitas
sumber daya manusia . Posisi yang strategis tersebut dapat tercapai apabila
pendidikan yang dilaksanakan mempunyai kualitas. Kualitas pendidikan dapat
diketahui dari dua hal, yaitu : kualitas proses dan produk (Sudjana, 2000:35).
Suatu pendidikan dikatakan berkualitas proses apabila proses belajar mengajar
(PBM) dapat berlangsung secara efektif dan peserta didik mengalami proses
pembelajaran yang bermakna. Pendidikan disebut berkualitas produk apabila
peserta didik menunjukkan tingkat penguasaan yang tinggi terhadap tugas-tugas
belajar sesuai dengan sasaran dan tujuan pendidikan. Hal ini dalihat pada hasil
belajar yang dinyatakan dalam proses akademik .
Pendidikan dikatakan berkualitas apabila terjadi penyelenggaraan pembelajaran
yang efektif dan efisien dengan melibatkan semua komponen – komponen
pendidikan, seperti mencakup tujuan pengajaran, guru dan peserta didik, bahan
pelajaran, strategi / metode belajar mengajar, alat dan sumber pelajaran serta
evaluasi (Sugito, 1994:3). Komponen- komponen tersebut dilibatkan secara
langsung tanpa menonjolkan salah satu komponen saja, akan tetapi komponen tersebut
diberdayakan secara bersama-sama.
Pengajaran IPS di SD ditujukan bagi pembinaan generasi penerus usia dini agar
memahami potensi dan peran dirinya dalam berbagai tata kehidupannya, menghayati
keharusan dan pentingnya bermasyarakat dengan penuh rasa kebersamaan dan
kekeluargaan serta mahir berperan di lingkungannya sebagai insan sosial dan
warga negara yang baik. Untuk itulah dalam pengajaran IPS harus dapat membawa
anak didik kepada kenyataan hidup yang sebenarnya yang dapat dihayati mereka,
ditanggapinya, dianalisisnya akhirnya dapat membina kepekaan sikap mental,
ketrampilan dalam menghayati kehidupan yang nyata ini.
Melalui pengajaran IPS seperti yang digambarkan di atas diharapkan terbinanya
sikap warga negara yang peka terhadap masalah sosial yang memberika pelajaran
yang membantu anak untuk mengenal hubungan manusia dengan lingkungan sekitarnya
melalui pelajaran IPS. IPS merupakan pelajaran yang memadukan sejumlah
ilmu-ilmu sosial yang mempelajari kehidupan sosial, yang didasarkan pada kajian
geografi, ekonomi, sosiologi, tata negera dan sejarah.
Keuntungan paduan dari jumlah ilmu-ilmu sosial menjadi IPS adalah pengertian
anak akan lebih mendalam dan minatnya juga akan lebih besar, karena ia lebih
menghayati hal - hal yang dipelajarinya. Di samping itu dalam masyarakat pada
umumnya bersifat kompleks dan tidak dapat dipahami denganpandangan satu segi
saja. Dengan IPS problem tersebut dapat dipahamidari berbagai segi yaitu dari
segi geografi, sejrah, antropologi dan sebagainya.
Pengajaran IPS tidak hanya terbatas di SD, melainkan diajarkan mulai dari
tingkat sekolah dasar sampai perguruan tinggi. Materi yang dipelajari IPS
sangat luas dan berkembang. Mengingat meteri pelajaran IPS yang luas dan
berkembang itu maka dalam pengajaran IPS dilakukan pembatasan-pembatasan sesuai
dengan kemampuan jenjang pendidikan tingkat masing-masing. Untuk SD ruang
lingkup pengajaran dibatasi sampai gejala dan masalah sosial yang dapat
dijangkau pada geografi dan sejarah.
Guru mempunyai peran dan fungsi yang sangat penting dalam pengajaran, karena
guru merupakan penentu kualitas pengajaran. Oleh karena itu guru harus selalu
meningatkan peranan dan kompetensinya dalam mengelola komponenkomponen pengajaran.
Guru yang memiliki kompetensi tinggiakan mampu mendorong peserta didik meraih
prestasi yang optimal. Oleh karena itu pembelajaran harus berorientasi pada
peserta didik, karena peserta didik merupakan komponen pokok dan subyek didik.
Sedang guru berfungsi sebagai pendorong, pembimbing, pengarah, pembina
pertumbuhan dan perkembangan peserta didik (Usman, 1999:21)
Peningkatan
prestasi akan tercapai apabila terjadi pembelajaran yang bermakana, yakni
pembelajaran yang mampu melibatkan secara aktif peserta didik baik fisik,
mental intelektual dan emosional. Hal ini tergantung pada kemampuan guru di
dalam mengajar. Guru akan memiliki kompetensi mengajar, jika guru paling tidak
memiliki pemahaman dan penerapan secra
DAFTAR
PUSTAKA
Ali Muhammad.
1998, Guru dalam Proses Belajar Mengajar, Bandung : Sinar Baru
-------------------.
1999, Konsep dan Penerapan CBSA Dalam Pengajaran. Bandung : PT. Sarana
Pasca Karya.
Dientje
Borman Rumupuk. 1998. Media Instruksional IPS. Jakarta : Depdikbud Dirjen
Pendidikan Tinggi.
Djamarah,
Sayiful Bahri dan Aswan Zain, 1997. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta :
Rineka Cipta.
Hadi,
Sutrisno. Cetakan XVI. Statistik. Yogyakarta : Fakultas Psikologi UGM.
Karo-karo,
Ign. S. Ulih Bukit Dkk. 1998. Pengantar Kepemimpinan Pendidikan. Jakarta
: Alda.
Nasution.
1998. Berbagai Pendekatan Dalam Proses Belajar Mengajar. Jakarta : Bumi
Aksara.
Rooijakkers,
Ad. 1999. Mengajar Dengan Sukses. Jakarta : Grasindo.
Sri Anitah
Wiryawan dan Noorhadi. 1994. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : Universitas
Terbuka.
Suwanto.
1998. Petunjuk Guru Sejarah Nasional dan Umum. Semarang : Aneka Ilmu.
----------.
1999. Sejarah Nasional dan Umum. Semarang : Aneka Ilmu.
Wahab, A.
Aziz. 1998. Metodologi Pengajaran IPS. Jakarta : Karunika.
Yatim,
Riyanto. 1996. Metodologi Penelitian. Jakarta : SIC. Undang-Undang
Sisdiknas. 2003.
Untuk mendapatkan file skripsi /
Thesis / PTK / PTS lengkap (Ms.Word),
hubungi : 081 567 745 700
0 komentar:
Posting Komentar