Selasa, 01 Januari 2013

PD 615 - PENGGUNAAN METODE DISKUSI PADA MATA PELAJARAN IPS DALAM MENINGKATKAN


PENGGUNAAN METODE DISKUSI PADA MATA PELAJARAN IPS
DALAM MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR PESERTA DIDIK
DI SD NEGERI SAMPANGAN 04 KECAMATAN
GAJAHMUNGKUR KOTA SEMARANG
TAHUN AJARAN 2004 – 2005

BAB I
PENDAHULUAN

A.      Latar belakang Masalah
Pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui kegiatan bimbingan, pengajaran dan /atau latihan bagi pernannya di masa yang akan dating. Pendidikan mempunyai posisi strategis dalam rangka peningkatan kualitas sumber daya manusia . Posisi yang strategis tersebut dapat tercapai apabila pendidikan yang dilaksanakan mempunyai kualitas. Kualitas pendidikan dapat diketahui dari dua hal, yaitu : kualitas proses dan produk (Sudjana, 2000:35). Suatu pendidikan dikatakan berkualitas proses apabila proses belajar mengajar (PBM) dapat berlangsung secara efektif dan peserta didik mengalami proses pembelajaran yang bermakna. Pendidikan disebut berkualitas produk apabila peserta didik menunjukkan tingkat penguasaan yang tinggi terhadap tugas-tugas belajar sesuai dengan sasaran dan tujuan pendidikan. Hal ini dalihat pada hasil belajar yang dinyatakan dalam proses akademik .
Pendidikan dikatakan berkualitas apabila terjadi penyelenggaraan pembelajaran yang efektif dan efisien dengan melibatkan semua komponen – komponen pendidikan, seperti mencakup tujuan pengajaran, guru dan peserta didik, bahan pelajaran, strategi / metode belajar mengajar, alat dan sumber pelajaran serta evaluasi (Sugito, 1994:3). Komponen- komponen tersebut dilibatkan secara langsung tanpa menonjolkan salah satu komponen saja, akan tetapi komponen tersebut diberdayakan secara bersama-sama.
Pengajaran IPS di SD ditujukan bagi pembinaan generasi penerus usia dini agar memahami potensi dan peran dirinya dalam berbagai tata kehidupannya, menghayati keharusan dan pentingnya bermasyarakat dengan penuh rasa kebersamaan dan kekeluargaan serta mahir berperan di lingkungannya sebagai insan sosial dan warga negara yang baik. Untuk itulah dalam pengajaran IPS harus dapat membawa anak didik kepada kenyataan hidup yang sebenarnya yang dapat dihayati mereka, ditanggapinya, dianalisisnya akhirnya dapat membina kepekaan sikap mental, ketrampilan dalam menghayati kehidupan yang nyata ini.
Melalui pengajaran IPS seperti yang digambarkan di atas diharapkan terbinanya sikap warga negara yang peka terhadap masalah sosial yang memberika pelajaran yang membantu anak untuk mengenal hubungan manusia dengan lingkungan sekitarnya melalui pelajaran IPS. IPS merupakan pelajaran yang memadukan sejumlah ilmu-ilmu sosial yang mempelajari kehidupan sosial, yang didasarkan pada kajian geografi, ekonomi, sosiologi, tata negera dan sejarah.
Keuntungan paduan dari jumlah ilmu-ilmu sosial menjadi IPS adalah pengertian anak akan lebih mendalam dan minatnya juga akan lebih besar, karena ia lebih menghayati hal - hal yang dipelajarinya. Di samping itu dalam masyarakat pada umumnya bersifat kompleks dan tidak dapat dipahami denganpandangan satu segi saja. Dengan IPS problem tersebut dapat dipahamidari berbagai segi yaitu dari segi geografi, sejrah, antropologi dan sebagainya.
Pengajaran IPS tidak hanya terbatas di SD, melainkan diajarkan mulai dari tingkat sekolah dasar sampai perguruan tinggi. Materi yang dipelajari IPS sangat luas dan berkembang. Mengingat meteri pelajaran IPS yang luas dan berkembang itu maka dalam pengajaran IPS dilakukan pembatasan-pembatasan sesuai dengan kemampuan jenjang pendidikan tingkat masing-masing. Untuk SD ruang lingkup pengajaran dibatasi sampai gejala dan masalah sosial yang dapat dijangkau pada geografi dan sejarah.
Guru mempunyai peran dan fungsi yang sangat penting dalam pengajaran, karena guru merupakan penentu kualitas pengajaran. Oleh karena itu guru harus selalu meningatkan peranan dan kompetensinya dalam mengelola komponenkomponen pengajaran. Guru yang memiliki kompetensi tinggiakan mampu mendorong peserta didik meraih prestasi yang optimal. Oleh karena itu pembelajaran harus berorientasi pada peserta didik, karena peserta didik merupakan komponen pokok dan subyek didik. Sedang guru berfungsi sebagai pendorong, pembimbing, pengarah, pembina pertumbuhan dan perkembangan peserta didik (Usman, 1999:21)
Peningkatan prestasi akan tercapai apabila terjadi pembelajaran yang bermakana, yakni pembelajaran yang mampu melibatkan secara aktif peserta didik baik fisik, mental intelektual dan emosional. Hal ini tergantung pada kemampuan guru di dalam mengajar. Guru akan memiliki kompetensi mengajar, jika guru paling tidak memiliki pemahaman dan penerapan secra

DAFTAR PUSTAKA

Ali Muhammad. 1998, Guru dalam Proses Belajar Mengajar, Bandung : Sinar Baru

-------------------. 1999, Konsep dan Penerapan CBSA Dalam Pengajaran. Bandung : PT. Sarana Pasca Karya.

Dientje Borman Rumupuk. 1998. Media Instruksional IPS. Jakarta : Depdikbud Dirjen Pendidikan Tinggi.

Djamarah, Sayiful Bahri dan Aswan Zain, 1997. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : Rineka Cipta.

Hadi, Sutrisno. Cetakan XVI. Statistik. Yogyakarta : Fakultas Psikologi UGM.

Karo-karo, Ign. S. Ulih Bukit Dkk. 1998. Pengantar Kepemimpinan Pendidikan. Jakarta : Alda.

Nasution. 1998. Berbagai Pendekatan Dalam Proses Belajar Mengajar. Jakarta : Bumi Aksara.

Rooijakkers, Ad. 1999. Mengajar Dengan Sukses. Jakarta : Grasindo.

Sri Anitah Wiryawan dan Noorhadi. 1994. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : Universitas Terbuka.

Suwanto. 1998. Petunjuk Guru Sejarah Nasional dan Umum. Semarang : Aneka Ilmu.

----------. 1999. Sejarah Nasional dan Umum. Semarang : Aneka Ilmu.

Wahab, A. Aziz. 1998. Metodologi Pengajaran IPS. Jakarta : Karunika.

Yatim, Riyanto. 1996. Metodologi Penelitian. Jakarta : SIC. Undang-Undang Sisdiknas. 2003.


Untuk mendapatkan file skripsi / Thesis / PTK / PTS lengkap (Ms.Word),
hubungi : 081 567 745 700


0 komentar:

Posting Komentar