ANALISIS NUANSA GENDER DALAM
UNGKAPAN BAHASA JAWA
JENIS BEBASAN
BAB I
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Masalah
Eksistensi rnanusia dalam kehidupan tidak terlepas dari persoalan gender,
manusia selalu diperhatikan, dicermali diperlakukan berdasarkan jenis kelamin.
Gender muncul karena berkernbangnya pola pikir manusia. Dalam gender dikenal
sistem hirarki yang rnenciptakan kelompok-kelompok yang bersifat
oposisional, kelompok-kelompok itu saling tergantung atau bahkan bersaing untuk
mempertahankan kekuasaan masinb masing. Persaingan tersebut dapat dipandang
sebagai suatu tahap dari proses perubahan kekuasaan yang mencoba menciptakan
relasi yang lebih hannonis, suatu bentuk hubungan yang dibangun berdasarkan
konvensi yang lebih modern yang tidak menempatkan suatu kelompok sebagai pusat
dan membuang kelompok lainnya ke posisi marginal (Giddens dalam Abdullah, 1997
: 197). Hal ini bisa berarti akan hilangnya kontradiksi-kontradiksi peran
antara laki-laki dan perempuan di berbagai sektor kehidupan, sehingga akan
terjadi pergeseran peran wanita tidak lagi diternpatkan sebagai konco
wingking, tetap sebagai patner dan memiliki kesempatan berdasarkan
kemampuan yang dimiliki.
Dalam kehidupan manusia tidak akan terlepas dari bahasa. Hal ini sesuai dengan fungsi bahasa sebagai
alat komunikasi dan sekaligus lamabnag sosial
manusia. Dengan adanya bahasa nlanusia dapat terjalin hubungan antara manusia
yang satu dengan manusia yang lain. Dalam suatu masyarakat, beragam bahasa yang
dipergunakan. Hal ini menunjukkan bahwa ada keanekaragarnan variasi bahasa.
Adanya variasi bahasa dalam masyarakat menyebabkan terjadinya
perbedaan-perbedaan dalam pemakaian bahasa.
Tiap-tiap daerah mempunyai bahasa tersendiri untuk pergaulan sehari-hari
termasuk di Jawa Tengah ini mempunyai bahasa yaitu bahasa Jawa. Bahasa Jawa
adalah bahasa yang akrab untuk dipergunakan daiam berkomunikasi oleh masyarakat
Jawa.
Dalam berkomunikasi pemakai bahasa Jawa sering menggunakan
ungkapan-ungkapan tertentu untuk mengungkapkan maksudya. Ungkapan merupakan
sekelompok kata yang khas dipakai untuk melahirkan suatu inaksud dengan arti
kiasan (Surana, 1995:73). Ungkapan perasaan merupakan tanggapan atas fenornena
kehidupan yang telah berhasil dihayati secara intens, ujaran yang dikatakan
seseorang pembicara muncul karena adanya perasaan yang menyertainya.
Dalam perilaku berbahasa pemakaian ungkapan Jawa antara laki-laki dan
perempuan merniliki ungkapan yang berbeda. Perbedaan ungkapan ini terlihat pada
identitas pembeda jenis kelamin. Misalnya : abang-abang lambe.
Adapun penelitian menitik beratkan pada ungkapan bahasa Jawa -enis
bebasan.
1.2
Rumusan Masalah
Rumusan masalah dibuat untuk memberikan arah dalam menyusun penelitian
agar tercapai tujuan yang diinginkan. Permasalahan yang akan diketengahkan
dalam penelitian ini adalah sebabai berikut :
1. Adakah nuansa gender dal am setiap bentuk "bebasan" ?
2. Bagaimana arti lelaikal dalam setiap bentuk "bebasan" ?
3. Bagaimana aspek pragmatik yang ada dalam setiap bentuk
"bebasan" ?
4. Adakah identitas pembeda dalam setiap bentuk "bebasan" ?
1.3
Pembatasan Masalah
Pembatasan masalah sangat diperlukan dalam suatu penelitian agar masalah
yang diteliti tidak melebar dan menyimpang dari tujuan yang diinginkan.
Titik berat penelitian ini adalah ungkapan bahasa Jawa jenis bebasan.
Dengan dernikian, penelitian ini didukung jenis ungkapan yang lain, misalnya:
paribasan, panyandra, sanepa, isbat, pralambang, wangsalan, pituduh, sekar
macapat dan wewaler.
Adapun permasalahan yang diteliti dalam jenis ungkapan bebasan adalah :
1. Nuansa gender yang ada dalam setiap bentuk bebasan.
2. Arti leksikal yang ada dalam setiap bentuk bebasan.
3. Aspek pragmatik yang ada dalam setiap bentuk bebasan.
4. Identitas pembeda dalam setiap bentuk bebasan.
1.4
Tujuan Penelitian
Tujuan
merupakan arah yang akan dicapai dalain ungkapan bahasa
DAFTAR PUSTAKA
Aristiarni
Agnes, 1998. Menggagas jurnalisme Sensitif Gender. Yogyakarta: PMT
Komisariat IAIN Sunan Kalijaga.
Darmosoetjipto,
1985. Kamus peribahasa jawa Yogyakarta: Kanisius.
Fakih
Mansour, 1997. Anulisis Gender dan transformasi social.. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar Offset.
Ivan Illich,
1998. Matinyu Gender. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Ngafenan
Mohammad, 1995. Kususustran Jawi lan
Kawruh Basa.. Solo: C.V Aneka.
Poerwadarminta,
W.J.S. 1939. Baesatra Djawa. Batavia: J.B. VJolters.
Priyatiningsih
Nurpeni, 1992. Widyatama. Sukoharjo: IKIP Veteran.
Purwadi,
1995. Sekar Mekur. Surakarta: CV. Cendrawasih.
Sudaryanto,
1993. Metode dan Aneka Teknik Anulisis Bahasa. Yogyakarta: Duta Wacana
University Press.
Surana, 1995.
Materi pelajaran Bahasa Indonesia. PT. Tiga Serangkai Pustaka Mandiri.
Sujamto,
1997. Refleksi Budaya Jawa. Semarang: Efihar dan Dahara Prize.
T. Djaja
Sudarma, Fatimah. 1993. Semuntik 1. Bandung: PT Eresco.
Tofani M.
Abi, 1996. Sari-sari Bahasa jawi Pepak. Tuban: Yayasan Amanah.
Tarigan, Hery
Guntur. 1986. Pengajaran Gaya Bahasa. Bandung: Angkasa.
Yatmana,
Sitdi dkk. 1996. Muteri Mualan Lokal Wujib Bahasa Iawu. Jakarta:
Yudistira.
Untuk mendapatkan file skripsi /
Thesis / PTK / PTS lengkap (Ms.Word),
hubungi : 081 567 745 700
0 komentar:
Posting Komentar