PENGARUH MACAM MEDIA DAN
KETEBALAN MEDIA
TERHADAP PRODUKTIVITAS JAMUR TIRAM PUTIH
(Pleurotus ostreatus (Jacq. ex Fr.) Kummer)
TERHADAP PRODUKTIVITAS JAMUR TIRAM PUTIH
(Pleurotus ostreatus (Jacq. ex Fr.) Kummer)
BAB
I
PENDAHUUAN
A.
Latar Belakang Masalah
Pertambahan penduduk yang cukup pesat, akan membawa akibat diperlukannya
peningkatan produksi pertanian, khususnya ahan pangan. Masalah ini sangat
dirasakan terutama di negara-negara ang sedang berkembang seperti di Indonesia.
Sehubungan dengan hal tersebut, maka perlu digalakkan penganekaragaman bahan
pangan. Penganekaragaman ini tidak hanya terpaku pada jneis tanamannya, namun
juga perlu memperhatikan tingkat produksinya.
Jamut diak selalu merugikan manusia, ada beberapa jenis jamur yang dapat
digunakan sebagai ahan pangan, menghancurkan sampah, menghasilkan antiiotik,
menfermentasi bahan organik untuk menghasilkan suatu bahar, bernilai ekonomis,
pemberi cita rasa dan menambah nilai gizi.
Jenis jamur yang dapat digunakan sebagai bahan pangan manusia diantaranya
adalah Jamur Merang (Volvariella volvacea),
Jamur Kuping (Auricularia Polytricha),
Jamur Champignon (Agaricus compestris)
dan Jamur Tiram (Pleurotus sp).
Jamur tiram merupakan bahan makanan tambahan yang sangat besar
manfaatnya, teruama mengandung gizi yang cukup tinggi dan memiliki nilai
ekonomi yang tinggi, hal ini disebabkan jamur tiram merupakan sumber protein
nabati yang rasanya enak serta mudah diolah seagai bahan makanan bergizi. Jamur
tiram adalah jenis jamur kayu yang memiliki kandungan nutrisi lebih tinggi
dibanding jenis jamur kayu yang lain. Jamur tiram mengandung protein, lemak,
fosfor, esi, thiamin dan riboflavin lebih tinggi dibanding dengan jenis jamur
lain.
Jamur tiram memiliki sifat menetralkan racun dan zat radioaktif dalam
tanah. Ditinjau dari segi biologinya, jamu tiram relatif lebih mudah
dibudidayakan. Pengembangannya tidak memerlukan lahan yang luas. Jamur tiram
yang merupakan jenis jamur kayu ini, awalnya tumbuh secara alami pada batang-batang
pohon yang telah mengalami pelapukan, umumnya mudah dijumpai di daerah
hutan-hutan. Sedangkan di indonesi sendiri budidaya jamur tiram baru dimulai
sejak tahun 1988. Namun sesuai dengan laju perkembangan zaman, sejak tiga tahun
terakhir ini jamur tiram mulai dilirik untuk dibudidayakan secara besar-besaran
dengan teknologi modern dan memanfaatkan bahan media tanam dari serbuk kayu
(gergajian), jerami padi dan alang-alang. Namun demikian jamur tiram juga dapat
tumbuh pada media lain seperti ampas tebu, kulit kacang, sabut kelapa, sisa
kertas limbah kapas dan lain-lain.
Walaupun ada banyak bahan-bahan limbah yang dapat digunakan sebagai meda
tumbuh jamur, namun media tersebut harus memenuhi persyaratan khusus, yaitu
produksinya harus sebaik hasil produksi bila menggunakan bahan media serbuk
gergaji maupun jerami, bahan tersebut harus murah, mudah didapat dan selalu
tersedia.
Pasar jamur sangat potensial selain untuk konsumsi dalam negeri juga
menembus pasar luar negeri dan pasar ekspor. Untuk memenuhi permintaan jamur
tiram yang semakin meningkat, maka dilakukan upaya-upaya peraikan budidaya
jamur tiram putih. Penanaman jamur tiram putih memerlukan penanganan yang
intensif dan terpadu, terutama pada ketersediaan unsur hara yang nantinya
digunakan untuk pertumbuhan jamur. Unsur hara yang dibutuhkan dapat dipenuhi
dari media jamur tiram putih tersebut.
Faktor yang mempengaruhi produksi jamur tiram selain kesuburan media
adalah ketebalan media. Semakin tebal media yang digunakan akan semakin lama
memetik hasilnya, untuk itu perlu diusahakan beberapa ketebalan efektif untuk
peningkatan produksivitas jamur tiram putih.
Pemanfaatan jenis-jenis ilmbah tersebut untuk budidaya jamur akan dapat
membantu memecahkan masalah menumpukan limbah, menciptakan lapangan kerja baru,
lingkungan yang bersih, serta meningkatkan pendapatan bagipetani jamur dan
pengusaha. Dengan demikian pemanfaatan limbah melalui budidaya jamur tiram
putih merupakan suatu upaya meningkatkan daya dukung lingkungan serta
mengembalikan pada fungsi sebenarnya dari sumber alam dan lingkungan hidup.
Sejalan dengan hal tersebut maka peneliti akan mencoba memanfaatkan limbah
produksi gula yang berupa ampas tebu, sekam padi dan limbah kapuk randu seagai
media tumbuh jamur tiram putih.
Bertolak dari uraian di atas, maka dilakukan penelitian dengan judul : “PENGARUH
MACAM MEDIA DAN KETEBALAN MEDIA TERHADAP PRODUKTIVITAS JAMUR TIRAM PUTIH (Pleurotur ostreatus (Jacq ex. Fr.) Kummer)”.
Untuk mendapatkan file skripsi /
Thesis / PTK / PTS lengkap (Ms.Word),
hubungi : 081 567 745 700
0 komentar:
Posting Komentar