Rabu, 02 Januari 2013

PT 42 - PENGARUH PROPORSI PEMBERIAN PAKAN TERHADAP P


PENGARUH PROPORSI PEMBERIAN PAKAN TERHADAP PERFORMAN PRODUKSI BURUNG PUYUH

Bab I
PENDAHULUAN

A.      Latar Belakang
Burung puyuh dikembangkan di negara-negaraa maju sebagsu hewan pereobaaa dan hewan penghasil daging dan telur. Pam peternak di Indonesia biasanya memelihara burung puyuh jenis Coturnix coturnix japonica.
Burung puyuh tersebut merupakan penghasil telur yang produktif: Menurut Listiyowati dan Roospitasari (2000) produksi telurnya dalam setahun dapat mencapai 250 - 300 butir/ekor.
Burung puyuh pada saat dewasa tubuh pada umur 50 hari mempunysi bobot badan 150 grannlekor dan bobot telur 10 gram/butir. Bobot telur tersebut mencapai 7% dari bobot badannya, sedangkan pada ayam dan kalkun masing-masing 3% dan 1% (Shanawany, 1994). Menucut Riyanto (1986) konsumsi pakan setiap harinya rata-rata 20 gram/ekor. Hal tersebut menunjukkan bahwa buntng puyuh dapat menggunakan pakannya secara efisien.
Pemeliharaan burung puyuh yang baik dapat mempertahankan atau bahkan meningkatkan produksi telurnya (Soedirdjoalmodjo, 1981). Saiah satu faktor yang mempengaiuhi pemeliharaan tersebut adalah manajemen pemberian pakan. Menurut Rasyaf (1994) metode pemberian pakan dapat mempengatuhi performan ternak tersebut. Menurut Rahardja (1983) burung puyuh pada masa starter diberi pakan secara ad libitum. Metode pemberian pakan diubah menjadi 2 kali sehari setelah dipindahkan ke kandang petelur yaitu pada pagi hsri dan siang hari. Kebutuhan pakan bunmg puyuh tersebut pada pagi dan sore hari berbeda, sehingga proporsi pemberian pakannya perlu diperhatikan.
Menurut Saleh (2000) pada pagi hail kebutuhan pakan pada ternak unggas akan meningket karena temboloknya kosong. Kekosongan tembolok 'tersebut disebabkan tidak adanya aktifitas makan sepanjang malam sebelumnya. Namun hal tersebut dapat diatasi dengan pemberian lampu pada kandang. Keberadaan cahaya dapat meningkatkan konsumsi pakan pada temak unggas.
Menuuut Anggorodi (1984) pada siang hail konsumsi pakan temak unggas akan menurun. Penunman tersebut disebabkan suhu linglnuigan yang cukup tinggi. Tindakan tersebut bertujuan untuk menguaugi produksi panas dan dalam tubuh ternak unggas tersebut.
Menurut Saleh (2000) pada sore hail kebutuhan pakan temak unggas akan kembali meningkat. Peningkatan tersebut untuk menghindari kekurangan makanann sepanjang malam hari dan untuk memenuhi kebutuhan nufirien pada seat proses peneluran. Ovulasi burung puyuh tsrjadi pada sore hail dan oviposisi terjadih setelah 24 jam berikutnya. Ini beratti telur burung puyuh akan keluar sore hari berikutnya (Shanawany, 1994).
Perbedaan kebutuhan pakan gada burung puyuh tersebufit membuat peneliti terfarik tmiuk mengadakan penelitian mengenai pengaruh proporsi pemberiau pakan terhadap performan produksi buung puyuh.
B.      Rumusan Masalah
Manajemen pemeliharaan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi perfortnan bunuig puyuh Manajemen pemeliharaan salah satunya ialah metode pemberian pakan. Pemberian pakan dapat dilakukan 2 kali sehari yaitu pada pagi dan siang hari.
Konsumsi pakan biuung guyuh pada pagi dan sore ban berbeda, karena aktifitasnya pun berbeda. Pada pagi han konsumsi pakann bunmg puyuh sedikit karena pada malam hari di dalam kandang diberi lampu. Adanya lampu tersebut memudahkan bunmg puyuh untuk makan pada madam hari. Pada siang hari nafsu makan bunmg puyuh dapat menurun karena suhu lingkungan yang tinggi. Pada sore hari burung puyuh mempersiapkan diri untuk bertelur, sehingga membutuhkan energi yang cukup besar. Pemberian pakan yang lebih besar pada sore hati daripada pagi han diharapkan mampu untuk meningkatkan perfotman produksi burung puyuh.
Berdasarkan hal tersebut maka peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian apakah proporsi pemberian pakan dapat berpengaruh terhadap performan produksi bunmg puyuh.

C.      Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk :
1.       Mengetahui pengaruh proporsi pemberian pakan terhadap performan produksi burung puyuh.
2.       Mengetahui proporsi pemberian pakan yang ideal untuk bunmg puyuh.
DAFTAR PUSTAKA

Anggorodi, R. 1984 Ilmu Makanan Ternak Umum. Edisi ke-2. PT. Gramedia, Jakarta.

Aryogi. 1993. Penghematan Pakan Ayam. Ayrnn dan Telur. 84 (2) : 30.

Azis, A. dan A. Insulistyowati. 2001. Pengaruh Pengaturan Waktu Makan Dengan Program Pemberian Ransum Secara Berselang Terhadap Profil Sel-sel Leukosit Ayam Broiler. Jurnal lbniah Ibnu-ilmu Peternakan. 4(2) : 77 - 87.

Cunningham, D. L. dan S. J. Polte. 1984. Production and Income Performance of White Leghorn Layers Feed Restericted at Various Stage and Production. Pouttry Sci. 63: 38 - 44.

Etches, R. J. 1996. Reproduction in Poultry. Departement of Animal and Poultry Science University of Guelp, Guelp.

Kusumah, N. 1987. Telur Puyuh Baik Untuk Orang Berdiet Kholesteml. Ayam dan Tekcr. 14 (4) : 22 - 23.

Listiyowati, E. dan K. Roospitasari. 2000. Fuyuh Tata Laksana Budiduyia Secara Komersial Penebar Swadaya, Jakarta.

Mugiyono, S. 2000. Pengaruh Pembatasan Brooder Terhadap Performan Ayam
Broiler. Majalah Ilmiah Unfversitas Jendral Soedfiman. 26 (1): 33 - 40.

National Research Council. 1994. Nutrient Requairement of Poultry. 9thed. National Academic Press, Washington D. C.

North, M. O. 1984. Commercial Chicken Production Manual 3thed. The Avi Publishing Co. Ina Wesport, Connecticut

Nugraha, C. 1985. Beberapa Hal Yang Hams p Atikan Oleh peternak Puyuh. Ayam dan Telur. 7(7) -.18 - 19.

Nugroho dan I. G. K. Mayun. 1981. Beternak Burung Puyuh (Quail). Eka Offset, Semarang.

Pandelala, S. Tristiati, Sunarso dan W. Sarengat. 1982. Pengaruh Beberapa Tingratan Energi Pada Protein Yang Sama Dalam Ransum Terhadap Pertambahau Berat Bada Pada Periode Starter, Awal Peneluran Dan Produksi Telur Pada Burung Puyuh (Coturnix coturnix japonica). Frocedings Seminar Penelitian Peternakan di Cisaruq Bogor, 8 – 11

Untuk mendapatkan file skripsi / Thesis / PTK / PTS lengkap (Ms.Word),
hubungi : 081 567 745 700



0 komentar:

Posting Komentar