Rabu, 02 Januari 2013

PT 02- FAKTOR-FAKTOR PRODUKSI PADA USAHATANI


ANALISIS EFISIENSI EKONOMI PENGGUNAAN
FAKTOR-FAKTOR PRODUKSI PADA USAHATANI KUBIS
DI KABUPATEN TEGAL

BAB I.
PENDAHULUAN

A.      Latar Belakang Masalah
Dalam program intensifikasi tanaman holtikultura, kubis merupakan salah satu komoditi prioritas yang akan dikembangkan di dataran tinggi dan di beberapa dataran rendah. Hal ini merupakan langkah konkret dalam mengantisipasi masalah pangan di Indonesia. Dibandingkan dengan sayur-sayuran di dataran tinggi lain, maka dalam tahun-tahun terakhir kubis menduduki urutan pertama dalarn luas areal panennya. Peningkatan luas areal panen dimaksudkan untuk meningkatkan produksi guna memenuhi permintaan konsumen yang terus meningkat sejalan dengan pertambahan penduduk, peningkatan pendapatan dan secara ekonomi juga menguntungkan (Anggoro,l993).
Dalam usahatani sayuran pada umumnya dan kubis pada khususnya mengalami masa kejayaan clan masa-masa prihatin, dikatakan jaya karena penerimaan usahatani lebih tinggi dibandingkan dengan biaya yang dikeluarkan, sedangkan dikatakan prihatin karena biaya yang dikeluarkan lebih tinggi daripada penerimaan usahataninya. Petani tetap bertahan untuk menanam kubis clan ticlak berputus-asa. Mereka tetap beranggapan suatu saat usahatani tersebut akan memberikan pendapatan yang tinggi. Beberapa faktor lain mengapa petani tetap menanam kubis ialah mudahnya sayuran ini dipasarkan dan memberikan keuntungan yang cukup besar serta merupakan kebiasaan yang turun-temurun.
Pembangunan pertanian tanaman pangan terus ditingkatkan untuk memelihara kemantapan swasembada pangan, meningkatkan pendapatan masyarakat dan perbaikan gizi melalui penganekaragaman jenis bahan pangan. Peningkatan produksi tanaman pangan di Kabupaten Tegal dilaksanakan antara lain ; peningkatan produktivitas usahatani, meningkatkan pernanfaatan lahan kering dan pekarangan yang makin memadai. Produksi tanaman sayuran yang menonjol di Kabupaten Tegal adalah tanarnan bawang merah, bawang putih dan kubis (Dinas Pertanian Kabupaten Tega1,1998).
Pada umumnya di dalam mengusahakan usahatani, petani hanya melihat dari besarnya produksi dan penernnaan yang diperoleh dari usahataninya tanpa melihat keterkaitan masukan dan keluaran untuk mendapatkan keuntungan maksimal.
Kemampuan proses produksi yang efisien merupakan 'pijakan utama bagi kelangsungan suatu usahatani. Apabila efisiensi usahatani tercapai maka petani dapat memperoleh keuntungan maksimum dalam usahataninya. Keuntungan maksimum akan tercapai bila penggunaan faktor-faktor produksi dalam kondisi optimal.

B.      Perumusan Masalah
Petani dalam berproduksi mempunyai dan menghadapi sumber daya yang terbatas yang dapat dipergunakan untuk mencapai tujuan usahataninya. Dengan demikian petani sebagai pengambil keputusan dihadapkan pada pemilihan yang erbaik dari penggunaan sumberdaya tersebut dan dapat mengalokasikan faktor-faktor roduksi seefisien mungkin agar dapat memberikan keuntungan yang maksimum.
Cerahnya prospek usahatani kubis di Kabupaten Tegal yang diiringi meningkatan produksi serta ketidakputus-asaan petani dalam menghadapi masalah pada usahataninya mendorong minat peneliti untuk mengkaji apakah petani kubis sudah menggunakan faktor-faktor produksi secara etisien atau belum dalam mencapai usahatani kubis yang menguntungkan ?

C.      Tujuan Penelitian
1.       Mengkaji besarnya biaya, penerimaan dan keuntungan dari usahatani kubis.
2.       Mengkaji besarnya pengaruh dari faktor-faktor produksi yang digunakan terhadap produksi kubis
3.       Mengkaji apakah kombinasi penggunaan faktor-faktor produksi pada usahatani kubis telah mencapai tingkat etisiensi ekonomi yang tertinggi.

D.      Kegunaan Penelitian
1.       Bagi peneliti sebagai persyaratan untuk menyelesaikan studi di Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta.
2.       Bagi pemerintah diharapkan dapat menjadi sumbangan pernikiran ataupun sebagai bahan pertimbangan dalam menyusun kebijaksanaan pertanian di masa yang akan datang.
3.       Bagi pembaca hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan pustaka.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 1997. .Iurnal Holtikultura. Badan dan Pengembangan Pertanian. Pusat Penelitian dan Pengembangan Holtikultura. Jakarta. Indonesia.

Bishop, C. E dan W.D. Toussaint, 1979. Pengantar Analisis Ekonomi Pertanian. Mutiara Jakarta.

Faisal, S, 1999. Format format Penelitian Sosial. PT Raja Grafindo Persada Jakarta

Gujarati,D dan Zain, S, 1995. Ekonometrika Dasar. Erlanga. Jakarta. Hemanto,

F, 1993. Ilmu Usahatani. Penebar Swadaya. Jakarta.

Mubyarto, 1989. Pengantar Ekonomi Pertanian. LP3ES. Jakarta '

Nawawi, H.H dan Martini H.M, 1996. Penelitian Terapan. Gajah Mada University Press. Yogyakarta.

Prasetya, P, 1996. Ilmu Usahatani II. UNS Press. Surakarta.

Permadi, A.H. dan Sudarwohadi, S, 1993. Kubis. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian.Balai Pertanian Holtikultura Lembang

Singarimbun, M dan Effendi, 5.1989. Metode Penelitian Survei. LP3ES. Jakarta.

Soekartawi, 1990. Teori Ekonomi Produksi dengan Pokok Bahasan Analisis Fungsi Cobb-Douglass. CV Rajawali. Jakarta.

 ______ , 1993. Prinsip Dasar Ekonomi Pertanian Teori dan Aplikasinya. CV. Rajawali. Jakarta.

Supranto, S,1995. Ekonometrika Buku Satu. Lembaga Penerbit FE UL. Jakarta. 

______ , 1995. Ekonometrika Buku Dua. Lembaga Penerbit FE UL Jakarta

Yunandari,B. 1998. Efisiensi Ekonomi Penggunaan Faktor faktor Produksi Pada Usahatani Kubis di Kecamatan Ngablak Kabupaten Magelang. Skripsi S-1 Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret. Surakarta,.

Untuk mendapatkan file skripsi / Thesis / PTK / PTS lengkap (Ms.Word),
hubungi : 081 567 745 700




0 komentar:

Posting Komentar