Rabu, 02 Januari 2013

PT 25- ANALISIS KEMITRAAN ANTARA MISI TEKNIK


ANALISIS KEMITRAAN ANTARA
 MISI TEKNIK TAIWAN-INDONESIA (TTM)
DENGAN PETANI ASPARAGUS (Asparagus officinalis)
KABUPATEN BOYOLALI

Bab I
PENDAHULUAN

A.      Latar Belakang
Pertumbuhan ekonomi nasional pada triwulan I tahun 2007 yang diukur dari Produk Domestik Bruto (PDB) meningkat sebesar 2 % dibanding triwulan IV tahun 2006, Pertumbuhan ini terjadi pada sektor pertanian, listrik-gas-air bersih, perdagangan, hotel dan restoran, keuangan, real estate, jasa perusahaan dan Sektor jasa-jasa. Pertumbuhaan ekonomi tertinggi pada sektor pertanian sebesar 16, 8% sebagai akibat faktor musim panen pada triwulan 1. (Anonim, 2007). Pembangunan ekonomi nasional nasib menekankan pada sektor pertanian, sehingga sektor pertanian di Indonesia sekarang ini atau masa vang akatl datang diminta untuk meningkatkan penampilannya, bukan saja disisi produksi dan kualitas namun  juga tersedia setiap saat sehingga sektor pertaniarr mampu berkompetisi dengan produk pertanian senrpa yang diproduksi luar negeri ( Soekartawi, 2003).
Untuk menjamin keberlanjutan pembangunan nasional diperlukan suatu sistem pertanian yang bersifat menyeluruh mulai dan proses produlai, pengolahan hasil dari pemasarannya. Permasalah yang sering timbul dan menjadi kendala bagi petani yang mencoba untuk bertani secara kornersial adalah pemasaran. Komoditas yang bernilai ekonomi tinggi menjadi prioritas utama, tetapi perlu dipertitnbangkan hal-hal yang berhubungan dengan pemasaran. Sebab, mungkin terjadi komoditas ekonomis dalam produksi, tetapi tidak tepat untuk daerah produksi dan wilayah pemasaran yang tepat (Said, E. G dan Intan A. H, 2001). Tidak adanya jaminan terhadap pemasaran maka petani hanya akatl membudidayakan tanaman komoditas pertanian tertentu saja, yang sudah dilaksanakan secara turun temurun. Keinginan untuk menanarn komoditas baru yang nilai ekonrnninya terbukti lebih tinggi hanya ada dalam angan - angan saja.
Pembangunan pertanian masa lalu dilakukan secara terpisah dengan pembangunan industri dan jasa. Masing-masing berjalan secara sendiri bahkan cenderung saling terlepas. Pemerintah telah mengembangkan secara sistenlatis mallaui pembagian pembangunan menjadi subsistem-subsistem, yang mencangkup empat macam subsistem – subsistem sebagai berikut;
1)       Subsistem agrobisnis hulu, yaitu industri-industri yang menghasilkan barang-barang modal bagan pertanian, yaitu industri pemebenihan atau pembibitan, industri agrokimia dan lain-lain.
2)       Subsistent pertanian primer, yakni kegiatan budidaya yang menghasilkan komoditi pertanian primer (usahatani tanarnan pangan, usahatani hortikultura, usaha tanaman obat-obatan, usaha perkeburian, usaha pertanian, usaha peilkanan, usaha kelautan)
3)       Subsistem agrobisnis hilir, yakni industri-industri yang mengolah komoditi  pertanian primer menjadi olahan seperti industri makanan atau minuman , industri pakan, industri barang serat-serat alam dan lain-lain.
4)       Subsistem penyedia jasa agrobisnis, seperti perkreditan, transportasi , dan perdagangan, pendidikan sumber daya manusia, dan kebijakan ekonomi (Daniel, 2002).
Hasil- hasil hortikultura inemberikati kontribusi yang tinggi dalam mencukupi kebutuhan penduduk seperti buah dan sayuran. Buah-buahan dan sayuran merupakan sumber utama dari vitamin-vitamin ( A,B,C,D,E, dan K) dan mineral. Berbagai penyakit kurang gizi, dan gangguan kesehatan yang diderita masyarakat berpenghasilan rendah disebabkan rendahnya konsumsi buah dan sayuran ( Rahiln dkk, 2005 ).
Tanaman sayuran mempunyai sebaran yang luas dengan ragam yang tinggi. Berbagai macam jenis sayuran banyak ditanam di Indonesia, salah satunya adalah asparagus. Tanaman ini belum begitu dikenal dan dibudidayakan oleh petani. Tanaman ini menghasilkan produk berupa rebung yang mempanyal nilai ekonomi tinggi. Konsumen rebung asparagus adalah golongan ekonomi menengah keatas, hal ini terlihat dari jarang atau bahkan tidak adanya produk ini di pasar tradisional. Rebung asparagus kebanyakan hanya dipasarkan di supermarket dan hotel - hotel.
Menanam asparagus merupakan peluang besar bagi petani sebagai pelaku agribisnis ditingkat on  farm. Masih terbukanya pasar dan harga yang tinggi menjadi keunggulan tersendiri dan tanaman asparagus. Selain itu, tel;nik budidaya yang mudah, waktu panen dari bibit hingga panen yang tidak begitu lama (4-5 bulan), dengan masa paneu bampir 6 bu1an. Disamping itu, untuk tanaman dapat mencapai puluhan tahun, tanpa harus mengganti dengan tanaman baru. Sehingga, hal ini merupakan peluang yang bisa dimanfaatkan oleh petani untuk meningkatkan pendapatan dan kesejahteraannya. Salah satu DAFTAR PUSTAKA

Anoniml, 2006. Asparagus, http :/I bebas.vlsm.org. 05 Agustus 2006.

Anonim2, 2006. Bambu Tali Untuk Kanker. www. Republika online. http://www. Republika. Co, id /' suplemen/cetak detail. Asp. 22 Ajustus 2006.

Anonim3, 2006. www. Cybenned: food: cybermed. Cbn. Net. Id / detilhit. Asp. 22 Agustus 2006.

Anonim4, 2007. Statistik Perlanian. http ://www.bps.go.id/index. Shhnl. Dowload tanggal 29 mei 2007.

Anonim5, 2006. Teknologi t3uclida_ya 1 anaman Pangan. http                              iptek. wordpress. coin, 05 Agustus 2t)06.

Bungin, B. 2003. Arralisis Data Penelitian Kualitalif:Pemahaman Filosofi dan Metodologis ke Arah Penguasaan Model Aplikasi. PT Raja Gra~indo Persada. Jakarta.

Daniel, M., 2002. Pengantar Ekonomi Pertanian. Burni Aksara. Jakarta.

David, F. R. 2004. Manajemen strategis- Konsep-Konsep. Terjemahan Kresno Saroso. PT Indeks Kelompok Gramedia. Jakarta.

Linton, I. 1997. Kemitraan. Terjemahan sularno Ciptowardoyo. Hilarang. Jakarta.

Martodireso, S dan Widada, A. S. Agribisnis Kemitraan Usaha Bersama-Upaya Peningkatan Kesejahteraan Pelani. Kanisius. Yogyakarta.

Mustata, H. S. Analisis kemitraan Antara PT kemfarm Indonesia dengan Petani Terung Jepcrng di Kabupaten Kediri Jawa Timur. Skripsi S 1 Fakultas Pertanian UNS. Surakarta.

Mustofa, M. 2006. Analisis Kemitraan Antara Perusahaan Mentimun Agrondo  Boga Santika Dengan Petani Mentimun Jepang di Kabupaten Klaten. Skripsi. Fakultas Pertanian UNS. Surakarta.

Ranakuti, F. 2002. Analisis .SWOT Teknik membedah kasusu Bisnis  PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.

Said, E.G dan Intan, A. H, 2001. Manajemen Agrobisnis. PT Glialla Indonesia dengan MMA-IPB. Jakarta.

Sumardjo dkk, 2004. Teori dan Praktik Kemitraan Agrobisnis Penebar Swadaya. Jakarta.

Sutorno B, 2006. http://budi boga. Blogspot. Com / 2006 / 04 / asparagus meningkatkan kesuburan. Html. 22 Agustus 2006.

Singarimbun, M dan S, Effendi, 1995. Metode Penelitian Survai. LP3ES. Jakarta.

Soehartono, 1. 2004. Metode penelitian Sosial. PT Remaja Rosdakarya. Bandung.

Soekartawi, 2003. Agribisnis, Teori dun Aplikasinya. PT Raja Graffindo Persada. Jakarta.

Surakhrnad, W. 1994. Metode Alamiaah, Metode dan Teknik penelitian. Tarsito. Bandung.

Tang-Kai dkk, 2004. Budidaya sayuran . ATM-ROC. Boyolali

Usinan, H dan Akbar, R.P.S. 2000. Pengantar Statistika. PT. Bumi Aksara. Jakarta.


Untuk mendapatkan file skripsi / Thesis / PTK / PTS lengkap (Ms.Word),
hubungi : 081 567 745 700


0 komentar:

Posting Komentar