ANALISIS
KEMITRAAN ANTARA
MISI TEKNIK TAIWAN-INDONESIA (TTM)
DENGAN PETANI ASPARAGUS (Asparagus officinalis)
DENGAN PETANI ASPARAGUS (Asparagus officinalis)
KABUPATEN BOYOLALI
Bab
I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pertumbuhan ekonomi nasional pada triwulan I tahun 2007 yang diukur dari
Produk Domestik Bruto (PDB) meningkat sebesar 2 % dibanding triwulan IV tahun
2006, Pertumbuhan ini terjadi pada sektor pertanian, listrik-gas-air bersih,
perdagangan, hotel dan restoran, keuangan, real estate, jasa perusahaan dan
Sektor jasa-jasa. Pertumbuhaan ekonomi tertinggi pada sektor pertanian sebesar
16, 8% sebagai akibat faktor musim panen pada triwulan 1. (Anonim, 2007).
Pembangunan ekonomi nasional nasib menekankan pada sektor pertanian, sehingga
sektor pertanian di Indonesia sekarang ini atau masa vang akatl datang diminta
untuk meningkatkan penampilannya, bukan saja disisi produksi dan kualitas namun
juga tersedia setiap saat sehingga
sektor pertaniarr mampu berkompetisi dengan produk pertanian senrpa yang
diproduksi luar negeri ( Soekartawi, 2003).
Untuk menjamin keberlanjutan pembangunan nasional diperlukan suatu sistem
pertanian yang bersifat menyeluruh mulai dan proses produlai, pengolahan hasil dari
pemasarannya. Permasalah yang sering timbul dan menjadi kendala bagi petani
yang mencoba untuk bertani secara kornersial adalah pemasaran. Komoditas yang
bernilai ekonomi tinggi menjadi prioritas utama, tetapi perlu dipertitnbangkan
hal-hal yang berhubungan dengan pemasaran. Sebab, mungkin terjadi komoditas ekonomis
dalam produksi, tetapi tidak tepat untuk daerah produksi dan wilayah pemasaran
yang tepat (Said, E. G dan Intan A. H, 2001). Tidak adanya jaminan terhadap
pemasaran maka petani hanya akatl membudidayakan tanaman komoditas pertanian tertentu
saja, yang sudah dilaksanakan secara turun temurun. Keinginan untuk menanarn
komoditas baru yang nilai ekonrnninya terbukti lebih tinggi hanya ada dalam
angan - angan saja.
Pembangunan pertanian masa lalu dilakukan secara terpisah dengan
pembangunan industri dan jasa. Masing-masing berjalan secara sendiri bahkan
cenderung saling terlepas. Pemerintah telah mengembangkan secara sistenlatis
mallaui pembagian pembangunan menjadi subsistem-subsistem, yang mencangkup empat
macam subsistem – subsistem sebagai berikut;
1)
Subsistem
agrobisnis hulu, yaitu industri-industri yang menghasilkan barang-barang modal
bagan pertanian, yaitu industri pemebenihan atau pembibitan, industri agrokimia
dan lain-lain.
2)
Subsistent
pertanian primer, yakni kegiatan budidaya yang menghasilkan komoditi
pertanian primer (usahatani tanarnan pangan, usahatani hortikultura, usaha tanaman
obat-obatan, usaha perkeburian, usaha pertanian, usaha peilkanan, usaha
kelautan)
3)
Subsistem
agrobisnis hilir, yakni industri-industri yang mengolah komoditi pertanian primer menjadi olahan seperti
industri makanan atau minuman , industri pakan, industri barang serat-serat alam
dan lain-lain.
4)
Subsistem
penyedia jasa agrobisnis, seperti perkreditan, transportasi , dan perdagangan,
pendidikan sumber daya manusia, dan kebijakan ekonomi (Daniel, 2002).
Hasil- hasil hortikultura inemberikati kontribusi yang tinggi dalam
mencukupi kebutuhan penduduk seperti buah dan sayuran. Buah-buahan dan sayuran
merupakan sumber utama dari vitamin-vitamin ( A,B,C,D,E, dan K) dan mineral.
Berbagai penyakit kurang gizi, dan gangguan kesehatan yang diderita masyarakat
berpenghasilan rendah disebabkan rendahnya konsumsi buah dan sayuran ( Rahiln
dkk, 2005 ).
Tanaman sayuran mempunyai sebaran yang luas dengan ragam yang tinggi.
Berbagai macam jenis sayuran banyak ditanam di Indonesia, salah satunya adalah asparagus.
Tanaman ini belum begitu dikenal dan dibudidayakan oleh petani. Tanaman ini
menghasilkan produk berupa rebung yang mempanyal nilai ekonomi tinggi. Konsumen
rebung asparagus adalah golongan ekonomi menengah keatas, hal ini terlihat dari
jarang atau bahkan tidak adanya produk ini di pasar tradisional. Rebung
asparagus kebanyakan hanya dipasarkan di supermarket dan hotel - hotel.
Menanam
asparagus merupakan peluang besar bagi petani sebagai pelaku agribisnis
ditingkat on farm. Masih
terbukanya pasar dan harga yang tinggi menjadi keunggulan tersendiri dan
tanaman asparagus. Selain itu, tel;nik budidaya yang mudah, waktu panen dari
bibit hingga panen yang tidak begitu lama (4-5 bulan), dengan masa paneu bampir
6 bu1an. Disamping itu, untuk tanaman dapat mencapai puluhan tahun, tanpa harus
mengganti dengan tanaman baru. Sehingga, hal ini merupakan peluang yang bisa
dimanfaatkan oleh petani untuk meningkatkan pendapatan dan kesejahteraannya.
Salah satu DAFTAR PUSTAKA
Anoniml,
2006. Asparagus, http :/I bebas.vlsm.org. 05 Agustus 2006.
Anonim2,
2006. Bambu Tali Untuk Kanker. www. Republika online. http://www.
Republika. Co, id /' suplemen/cetak detail. Asp. 22 Ajustus 2006.
Anonim3,
2006. www. Cybenned: food: cybermed. Cbn. Net. Id / detilhit. Asp. 22
Agustus 2006.
Anonim4,
2007. Statistik Perlanian. http ://www.bps.go.id/index. Shhnl. Dowload tanggal 29
mei 2007.
Anonim5, 2006. Teknologi t3uclida_ya 1 anaman Pangan. http iptek. wordpress.
coin, 05 Agustus 2t)06.
Bungin, B.
2003. Arralisis Data Penelitian Kualitalif:Pemahaman Filosofi dan Metodologis
ke Arah Penguasaan Model Aplikasi. PT Raja Gra~indo Persada. Jakarta.
Daniel, M., 2002.
Pengantar Ekonomi Pertanian. Burni Aksara. Jakarta.
David, F. R. 2004. Manajemen strategis- Konsep-Konsep. Terjemahan
Kresno Saroso. PT Indeks Kelompok Gramedia. Jakarta.
Linton, I.
1997. Kemitraan. Terjemahan sularno Ciptowardoyo. Hilarang. Jakarta.
Martodireso,
S dan Widada, A. S. Agribisnis Kemitraan Usaha Bersama-Upaya Peningkatan
Kesejahteraan Pelani. Kanisius. Yogyakarta.
Mustata, H.
S. Analisis kemitraan Antara PT kemfarm Indonesia dengan Petani Terung Jepcrng
di Kabupaten Kediri Jawa Timur. Skripsi S 1 Fakultas Pertanian UNS.
Surakarta.
Mustofa, M. 2006.
Analisis Kemitraan Antara Perusahaan Mentimun Agrondo Boga Santika Dengan Petani Mentimun Jepang di
Kabupaten Klaten. Skripsi. Fakultas Pertanian UNS. Surakarta.
Ranakuti, F.
2002. Analisis .SWOT Teknik membedah kasusu Bisnis PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
Said, E.G dan
Intan, A. H, 2001. Manajemen Agrobisnis. PT Glialla Indonesia dengan MMA-IPB.
Jakarta.
Sumardjo dkk,
2004. Teori dan Praktik Kemitraan Agrobisnis Penebar Swadaya. Jakarta.
Sutorno B,
2006. http://budi boga. Blogspot. Com / 2006 / 04 / asparagus meningkatkan
kesuburan. Html. 22 Agustus 2006.
Singarimbun,
M dan S, Effendi, 1995. Metode Penelitian Survai. LP3ES. Jakarta.
Soehartono,
1. 2004. Metode penelitian Sosial. PT Remaja Rosdakarya. Bandung.
Soekartawi, 2003.
Agribisnis, Teori dun Aplikasinya. PT Raja Graffindo Persada. Jakarta.
Surakhrnad, W.
1994. Metode Alamiaah, Metode dan Teknik penelitian. Tarsito. Bandung.
Tang-Kai dkk,
2004. Budidaya sayuran . ATM-ROC. Boyolali
Usinan, H dan
Akbar, R.P.S. 2000. Pengantar Statistika. PT. Bumi Aksara. Jakarta.
Untuk mendapatkan file skripsi /
Thesis / PTK / PTS lengkap (Ms.Word),
hubungi : 081 567 745 700
0 komentar:
Posting Komentar