USAHA GURU DALAM MENGIMPLEMENTASIKAN
KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP)
(Studi kasus di SMA N 1 Musuk Boyolali Pada
Tahun Ajaran 2007/2008)
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah
Peningkatan mutu pendidikan dari tahun ke tahun selalu diupayakan, baik
pendidikan pada tingkat dasar, menengah dan pendidikan di perguruan tinggi.
Pembenahan itu dilaksanakan disegala bidang antara lain: sarana/fasilitas,
kurikulum, pendidik atau guru. Perubahan kurikulum terjadi dan perubahan ini
memberikan dampak besar bagi proses pembelajaran yang sedang berlangsung.
Pendidikan di Indonesia sudah mengalami perubahan kurikulum pada tahun 1968,
1975, 1984, 1999, 2002 (suplemen penyempurnaan) dan kurikulum 2006 yaitu
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).
Indonesia merupakan negara yang memiliki sumber daya alam yang sangat
membanggakan, baik di darat, laut bahkan di udara, hanya saja masyarakat dan generasinya
belum memiliki kemampuan berpikir (thingking skill) yang memadai PR (26
Juli 2006: 12) mengemukakan data “word figure”, katanya Indonesia
merupakan negara penghasilan lada putih, buah pala, dan kayu lapis nomor satu
di dunia, penghasil karet alam dan sintetik serta timah kedua di dunia serta
penghasil tembaga, batu bara, minyak bumi dan ikan yang masuk dalam jajaran 10
besar.
Katanya penduduk Indonesia pada saat ini sudah lebih dari 220 juta jiwa,
juga dikenal sebagai negara penghasil sumber daya alam (SDA) dunia yang
memiliki 325-350 jenis flora dan fauna. Katanya negara Indonesia yang dilintasi
garus khatulistiwa, memiliki tanah yang subur, sehingga “orang bilang tanah
kita tanah sorga, tongkat kayu dan bambu jadi tanaman”. Hal ini berarti Indonesia
memiliki keunggulan komparatif yang tidak dimiliki oleh negara lain, namun
belum unggul secara kompetitif.
Dengan kondisi tersebut, Indonesia mestinya menjadi negara yang makmur
dan sejahtera, serta gemah ripah loh jinawi, bukan sebaliknya menjadi negara
yang terpuruk dalam krisis dan terperangkap dalam lingkaran kemiskinan,
keterbelakangan, ketidakadilan, dan ketidakpastian menghadapi masa depan, belum
lagi ditambah dengan kerusakan lingkungan hidup sebagai ulah manusianya, yang
diperparah oleh gempa dan tsunami. Pikiran Rakyat (26 Juli 2006: 12)
mengemukakan bahwa, ditingkat dunia Indonesia termasuk negara penghutang
(debitor) nomor 6, Negara terkorup nomor 3, peringkat SDM ke 112 dari 127
negara, dengan penduduk yang hidup di bawah garis kemiskinan mencapai 30% dan
pengangguran terbuka mencapai 12 juta. Akar masalah tersebut, adalah faktor
politik dan keamanan yang tidak mendukung, penegakan hukum yang tidak
konsisten, iklim investasi yang kurang kondusif, serta birokrasi pemerintahan
yang berbelit; di samping semrawutnya manajemen sistem pendidikan nasional, sebagai
lembaga yang bertugas menyiapkan SDM. Inilah tantangan bangsa Indonesia dalam
memasuki millenium goals, era globalisasi, dan era reformasi.
Pencepatan
arus informasi dalam era globalisasi dewasa ini menurut semua bidang kehidupan
untuk menyesuaikan visi, misi, tujuan dan strateginya agar sesuai dengan
kebutuhan dan tidak ketinggalan zaman, penyesuaian tersebut secara langsung
mengubah tatanan dalam sistem makro, meso maupun mikro, demikian halnya dalam
sistem pendidikan, system pendidikan nasional senantiasa harus dikembangkan
sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan yang terjadi baik ditingkat lokal,
nasional maupun global. Salah satu komponen penting dari sistem pendidikan
tersebut adalah kurikulum. Kurikulum merupakan komponen pendidikan yang
dijadikan auan oleh setiap satuan pendidikan, baik oleh pengelola maupun
penyelenggara, khususnya; khususnya oleh guru dan kepala sekolah. Oleh karena
itu, sejak Indonesia memiliki kebebasan untuk menyelenggarakan pendidikan bagi anak-anak
bangsanya, sejak saat itu pula pemerintah menyusun kurikulum. Kekurangpahaman
guru dan penyelenggara pendidikan terhadap kurikulum isa berakibat fatal terhadap hasil belajar
peserta didik. Hal ini terbukti ketika ereka
dihadapkan pada ujian nasional, mereka sering kelabakan, dan sering etakutan, takut kalau-kalau peserta didik
disekolahnya tidak bisa mengerjakan soal-soal ujian dan tidak lulus. Biasanya
mereka sering saling menyalahkan dan sering mencari “kambing hitam” untuk menutupi
kesalahannya, makanya setiap menjelang ujian nasional, kambing hitam di
pasar-pasar laku keras, karena sudah dipesan oleh para penyelenggara pendidikan,
guru dan kepala sekolah yang pesimis dengan prestasi peserta didik. Lebih
parahnya lagi, sebagian dari mereka tidak siap untuk menghadapi kenyataan, lantas memutarbalikkan fakta, yang
ujungnya menyalahkan aturan. Kelompok ini sampai sekarangpun bersikukuh untuk
menghapuskan ujian nasional, tanpa
DAFTAR PUSTAKA
Dermawan
Wibisono, 2003, Riset Bisnis, Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.
Dimyati,
Mudjono, 2000, Belajar dan Pembelajaran, Jakarta: Rajawali Pers.
Djarwanto
Pangestu Subagyo, 1993, Statistik Induksi, Edisi Empat, Yogyakarta: BPFE.
Hadari
Nawawi, 1997, Metodologi Penelitian Bidang Sosial, Yogyakarta: Gajah Mada
University Press.
Hadi
Sutrisno, 1989, Metodologi Research II, Yogyakarta: Andi Offset.
Lexy Moleong
J., 1990, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: Remaja Rosdakarya.
Masnur
Muslich, 2007. Pembelajaran Berbasis Kompetensi dan Kontekstual. Jakarta:
Bumi Aksara.
Mattew B.
Miles dan Michael Huberman, 1992, Analisis Data Kualitatif, Jakarta: University
Indonesia Press.
Mulyasa, E.,
2006, Kurikulum Tingkat Satuan Pembelajaran, Bandung: Remaja Rosdakarya.
Nana Sudjana,
1998, Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar, Bandung: Tarsito.
Nasution,
1987, Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar Mengajar, Jakarta: PT.
Bina Aksara.
_______,
2001, Asas-asas Kurikulum, Jakarta: Bumi Aksara.
Piet A.,
Sahertian, 1994, Profit Pendidik Profesional, Yogyakarta: Andi Offset.
Poerwadarminto,
W.J.S., 1996, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka.
Sutopo, HB.,
1993, Metodologi Penelitian Kualitatif, Karakteristik dan Aplikasi Tekniknya,
Surakarta: Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Syaodih Nana,
2001, Kurikulum dan Pengembangan, Bandung: Remaja Rosdakarya.
Untuk mendapatkan file skripsi /
Thesis / PTK / PTS lengkap (Ms.Word),
hubungi : 081 567 745 700
0 komentar:
Posting Komentar