Rabu, 02 Januari 2013

PD 660- UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA MELALUI PENERAPAN MODEL


UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA
MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF
TEKNIK THINK-PAIR-SHARE PADA SISWA KELAS XI IPA
SMA MUHAMMADIYAH 8 KALIJAMBE
TAHUN AJARAN 2009/2010

BAB I
PENDAHULUAN
A.      Latar Belakang Masalah
Hakikat belajar bahasa adalah belajar berkomunikasi. Oleh karena itu, pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan kemampuan siswa agar dapat berkomunikasi dalam bahasa Indonesia, baik secara lisan maupun tertulis. Selain untuk meningkatkan kemampuan siswa agar dapat berkomunikasi, pembelajaran bahasa Indonesia juga bertujuan agar siswa memiliki sikap yang positif terhadap bahasa Indonesia. Sikap positif yang dapat ditunjukkan siswa antara lain siswa mau menggunakan bahasa Indonesia dengan baik dan benar dalam berkomunikasi.
Komunikasi merupakan kegiatan mengungkapkan isi hati kepada orang lain. Isi hati tersebut dapat berupa gagasan, pikiran, perasaan, pertanyaan dan sebagainya. Komunikasi sebagai kegiatan berbahasa secara lisan disebut berbicara. Kegiatan berbicara tersebut dilakukan setiap orang untuk berkomunikasi sehari-hari. Menurut Henry Guntur Tarigan (2008: 16) berbicara adalah kemampuan mengucapkan bunyi-bunyi artikulasi atau kata-kata untuk mengekspresikan, menyatakan atau menyampaikan pikiran, gagasan, dan perasaan.
Keterampilan berbicara merupakan keterampilan berbahasa yang sangat pokok dan penting untuk dipelajari oleh semua siswa. Melalui berbicara siswa mampu mengkomunikasikan informasi, pendapat, ide, dan gagasan dengan siswa yang lain secara baik dan benar. Sayangnya pembelajaran keterampilan berbicara kurang mendapatkan fokus oleh guru seperti halnya keterampilan menulis.
Akibatnya banyak siswa yang tidak mencoba untuk mengembangkan kemampuan berbicara yang dimiliki.
Berdasarkan uraian di atas, diketahui betapa pentingnya keterampilan berbicara bagi seseorang. Oleh karena itu, pembelajaran keterampilan berbicara perlu mendapat perhatian agar para siswa memiliki keterampilan berbicara, sehingga mampu berkomunikasi untuk menyampaikan isi hati dan pikirannya kepada orang lain dengan kata-kata yang baik dan benar. Selain betapa pentingnya keterampilan berbicara bagi seseorang, pembelajaran keterampilan berbicara perlu mendapatkan perhatian karena keterampilan berbicara tidak bisa diperoleh secara otomatis, melainkan harus belajar dan berlatih.
Kegiatan belajar mengajar di sekolah selalu digunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa pengantar, terutama mata pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia. Setidaknya hal ini dapat dijadikan contoh bagi para siswa dalam kegiatan berbicara. Namun, para siswa masih saja mengalami kesulitan untuk menyampaikan ide, pikiran, gagasan, perasaan, dan lain sebagainya dengan baik dan benar.
Pembelajaran yang didominasi oleh guru merupakan satu faktor penyebab siswa kurang aktif terlibat dalam pembelajaran. Pembelajaran keterampilan berbicara yang menyebabkan siswa kurang aktif dapat terjadi karena guru menggunakan model pembelajaran yang kurang sesuai dengan materi berbicara, selain itu siswa juga tidak dilibatkan secara langsung dalam aktivitas berbicara di kelas. Pembelajaran di kelas masih banyak didominasi oleh guru sehingga kurang mampu membangun persepsi, minat, dan sikap siswa yang lebih baik.
Kebanyakan anak didik mengalami kebosanan dalam kegiatan belajar mengajar di kelas, sebagian besar disebabkan oleh faktor didaktik, termasuk model pengajaran yang berpusat pada guru, akhirnya hal tersebut berdampak terhadap prestasi belajar yang secara umum kurang memuaskan.
Pelaksanaan dalam sebuah pembelajaran, khususnya pembelajaran keterampilan berbicara guru memiliki peran yang sentral terhadap keberhasilan siswa. Tugas pengajar dalam hal ini bukanlah sekadar memompakan ilmu pengetahuan, tetapi juga menyiapkan situasi yang menggiring anak didik untuk bertanya, mengamati, melakukan eksperimen serta mengemukakan fakta atau konsep sendiri, dalam hal ini anak didiklah yang berperan, bukan sebaliknya.
Apabila peranan guru lebih dominan, anak didik menjadi pasif sehingga tidak akan menimbulkan motivasi berbicara. Siswa hendaknya dirangsang untuk selalu bertanya, berpikir kritis, dan mengemukakan argumentasi-argumentasi yang meyakinkan dalam mempertahankan pendapatnya. Dengan kata lain mendorong siswa berpikir dan bertindak kreatif. Terlebih dalam pembelajaran berbicara yang memang seharusnya siswalah yang aktif berbicara.
DAFTAR PUSTAKA

Ahmad Rofi’uddin dan Darmiyati Zuhdi. 2001. Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia di Kelas Tinggi. Malang: Universitas Negeri Malang.

Agus Suprijono. 2009. Cooperative Learning Teori dan Aplikasi PAIKEM. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Anita Lie. 2008. Cooperative Learning: Mempraktikkan Cooperative Learning Di Ruang-ruang Kelas . Jakarta: Gramedia.

Aninditya Sri Nugraheni. 2009.”Penerapan Strategi Cooperative Learning Jenis Think-Pair-Share (TPS) pada Pembelajaran Kompetensi Berbicara pada Siswa Kelas VII-H SMP Al-Islam Surakarta”. Thesis. Universitas Sebelas Maret, tidak dipublikasikan.

Burhan Nurgiyantoro. 2001. Penilaian dalam Pengajaran Bahasa dan Sastra. Yogyakarta: BPFE.

Dewi Salma Prawiradilaga. 2008. Prinsip Disain Pembelajaran (Instructional Design Principal). Jakarta: Kencana Prenada Media group.

Dewi Salma Prawiradilaga dan Eveline Siregar. 2007. Mozaik Teknologi
Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group. Didang Setiawan. 2006. “Implementasi Metode Pembelajaran Interaktif dalam KTSP” (dalam smpn1boyolali.files.wordpress.com/2008/07/bina-gurinteraktif. pp). Diunduh pada tanggal 20 November 2008.

Enco Mulyasa. 2006. Kurikulum yang Disempurnakan Pengembangan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Erman Suherman. 2008. “Hakikat Pembelajaran” (dalam http://educare.efkipunla. net/index2.php). Diunduh pada tanggal 20 November 2009.

Evi Maslahatun Ni’mah. 2007. “Efektivitas Model Pembelajaran Think-Pair- Share dalam Mata Pelajaran Sejarah Pada Siswa Kelas X Sma Negeri 3 Semarang”. Skripsi. (dalam digilib.unnes.ac.id/gsdl/collect/skripsi/index) Diunduh pada tanggal 18 November 2009.

Henry Guntur Tarigan. 2008. Berbicara Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa.


Untuk mendapatkan file skripsi / Thesis / PTK / PTS lengkap (Ms.Word),
hubungi : 081 567 745 700


0 komentar:

Posting Komentar