PENGARUH EXERCISE TERHADAP
SISTEM KARDIORESPIRASI PADA ATLIT PENCAK SILAT
SISTEM KARDIORESPIRASI PADA ATLIT PENCAK SILAT
BABI
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah
Hairy ( 1989 ) menyatakan bahwa latihan ( exercise ) adalah proses yang
sistematis dari berlatih atau bekerja, yang dilakukan secara berulang-ulang
dengan peningkatan jumlah beban latihan atau pekerjaannya. Latihan harus
ditekankan kepada komponen-komponen fisik seperti daya tahan, kekuatan,
kelincahan, kecepatan, kelenturan/ fleksibilitas, daya ledak (power), dan
stamina.
Menurut Soekarman ( 1989 ), tujuan latihan adalah meningkatkan kekuatan,
ketahanan, kelenturan, kelincahan, dan kecepatan. Kekuatan-kekuatan ini
berhubungan dengan struktur dan faal dalam tubuh. Kalau latihan itu dikerjakan
secara teratur dan sesuai dengan cara berlatih, maka diharapkan adanya
perubahan-perubahan yang menunjang tercapainya kekuatan-kekuatan tersebut.
Olah raga, sebagai salah satu bentuk latihan harus dipandang sebagai
kebutuhan layaknya jenis kebutuhan yang lain. Maksudnya, orang hams memberikan
perhatian secara khusus tentang bagaimana cara memelihara/menjaga tubuh agar
tetap bugar dan bagaimana cara meningkatkannya. Persoalan olah raga semakin
penting sehubungan dengan kondisi sekarang, dimana dengan adanya kemewahan dan
kemudahan tehnologi. Aktivitas keseharian sudah semakin sedikit melibatkan
gerak fisik.
Waktu luang banyak disita acara televisi, video, dan lain sebagainya.
Gaya hidup seperti ini tentunya tidak menguntungkan pembinaan kesehatan
(Soetoto, 1999 ).
Salah satu faktor dalam olah raga untuk mencapai prestasi adalah stamina
atau ketahanan ( endurance ),. Ketahanan ini tidak hanya meliputi
ketahanan otot, juga diperlukan pengeluaran energi yang banyak untuk jangkar
waktu yang lama, maka yang memegang peranan penting adalah ketahanan
kardiorespirasi atau ketahanan kardiopulmoner. Ketahanan kardiopulmoner
menentukan banyaknya 02 yang dapat diangkut ke jaringan jaringan dan
pengangkutan CO2 serta zat-zat yang tidak berguna ke alat-alat
pengeluaran. Sistem kardiorespirasi yang meliputi jantung, peredaran darah, dan
paru tidak dapat dipisahkan dan saling tergantung satu dengan yang lain.
Jantung adalah dua buah pompa berotot yang terletak dalam satu alat. Jantung
bagian kin memompa darah ke seluruh jaringan tubuh dan jantung bagian kanan
memompa darah ke paru. Pada latihan terjadi dua kejadian yaitu peningkatan
curah jantung ( cardiac output ) dan redistritusi darah dari
otot-otot yang tidak aktif ke otot-otot yang aktif. Curah jantung tergantung
dari isi sekuncup (stroke volume) dan frekwensi denyut jantung. Kedua
faktor ini meningkat pada waktu latihan. Redistritusi darah pada waktu
latihan menyangkut vasokonstriksi pembuluh darah yang memelihara daerah yang
tidak aktif dan vasodilatasi dari otot yang aktif yang disebabkan oleh kenaikan
suhu setempat, asam laktat serta kekurangan oksigen ( Soekarman, 1989 ).
Subroto, ( 1994 ), menyatakan bahwa pencak silat merupakan salah satu
contoh latihan yang banyak berkembang dikalangan anak-anak dan remaja. Latihan
ini merupakan gabungan dari faktor-faktor fisiologi, psikologi, biomekanika,
persarafan, biokimia, dan sosial. Pencak silat termasuk jenis latihan aerobic
yang dapat menyebabkan perubahan kardiorespirasi, perubahan daya tahan otot,
dan perubahan bahan-bahan kimia dalam jaringan. Latihan ini biasanya dilakukan
secara rutin, di IPSI Surakarta dilakukan 3 kali seminggu dengan durasi 1-2
jam.
Kusmana ( 1982 ) menyatakan bahwa beraktivitas yang teratur terukur maka
tuntutan nutrisi dan oksigen akan meningkat. Dengan kata lain bila kebutuhan
nutrisi dan oksigen meningkat berarti kerja jantung meningkat. Bila kerja
jantung meningkat secara langsung kebutuhan nutrisi dan oksigen otot jantung
melalui arteria koronaria meningkat. Dengan latar belakang diatas aktivitas
fisik yang teratur dan terukur dapat memperbaiki jantung. Perbaikan aliran
darah koroner akan meningkatkan stroke volume dan cardiac out put sehingga
pengambilan oksigen puncak meningkat, sirkulasi kolateral meningkat dan
sirkulasi darah akan lebih baik. Aktivitas fisik yang teratur dan terukur dapat
memperbaiki koroner akan tetapi bila aktivitas fisik dilakukan melebihi
kemampuan maksimal akan merangsang timbulnya penyakit jantung koroner. Hal ini
akan terjadi tidak hanya pada lansia akan tetapi juga terjadi pada pada usia
muda atau atletik yang selalu dipacu jantungnya bekerja berat.
Mengingat fungsi kardiorespirasi sangat berhubungan erat dengan latihan,
maka akan dilaksanakan penelitian pengaruh exercise terhadap tekanan
darah, nadi, dan V02 max yang merupakan bagian dari sistem
kardiorespirasi pada atlit pencak silat.
B.
Perumusan Masalah
Bagairnana pengaruh exercise terhadap sistem kardiorespirasi pada
atlit pencak silat ?
C.
Pembatasan Masalah
Mengingat exercise dan sistem kardiorespirasi mengandung pengertian yang
luas, maka dalam penelitian ini exercise yang dilakukan hanya berupa
lari 2,4 Km. Sistern kardiorespirasi yang diukur adalah tekanan darah, denyut
nadi, dan volume oksigen maksimum pada altit pencak silat IPSI Surakarta.
D.
Tujuan Penelitian
1.
Mempelajari
pengaruh latihan pencak silat terhadap denyut nadi
2.
Mempelajari
pengaruh latihan pencak silat terhadap tekanan darah 3. Mempelajari pengaruh latihan
pencak silat terhadap VO2 max
E.
Manfaat Penelitian
1.
Menambah
wawasan dan pengetahuan bagi masyarakat tentang manfaat latihan pencak silat
bagi tubuh
2.
Memberikan
masukan bagi ilmu pengetahuan tentang program latihan yang harus dikembangkan
untuk meningkatkan fungsi tubuh.
DAFTAR PUSTAKA
Astrand, L,
1972, ST Depression, Heart Rate, and Blood Presure During Arm and Leg Work, Scan.
J. Clin. Lab. Inv.
Brooks A.
George and Fahey D. Thomas, 1987, Fundamental of Performance, Macmillan
Publishing Company, New York.
Cooper H.
Kenneth, 1982, The Aerobic Prograrn' for Total Well Being, Bantam Books.
Dede Kusuma, 1982. Flip Chart Mencegah Sakit Jantung, Yayasan
Jantung
Indonesia, Jakarta. .
Indonesia, Jakarta. .
Gibson, John,
1995, Anatomi dan Fisiologi Modern untuk Perawat, Penerbit Buku
Kedokteran EGC, Jakarta
Hairy,
Junusul, 1989, Fisiologi Olahraga, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan,
Jakarta
Kartohoesodo,
S. Memelihara Jantung Sehat dan Menjuga Jantung Sakit. Citra Budaya dan
Karya Pembina Bangsa, Jakarta.
Lamb, DR., 1984. Physiology of Exercise and Adaptation Edisi
ke-2, Macmillan publishing Company. `
Nagle, F.J.,
1973. Physiological Assessment of Maximal Performance. Exer. Sports Sci.
Oldridge,
N.B, JR. Wick. J. Mc. Intosh. Exercise in Coronary Rehabilitation
Prescription and Program Design, Journal Physiotherapy Canada, Mei/Juni
Rowell, L.B,
1974, Human Cardiovascular, Adjustments to Exercise and Thermal Stress, Physiol.
Reviews.
Sajoto,
Mochamad, 1988, Pembinaan Fisik Dalam Olahraga, Departemen Pendidikan
dan Kebudayaan, Jakarta
Slamet
Suherman, 1996. Fisiologi Olah Raga. Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Sebelas Maret, Surakarta.
Stegemann,
Jurgen, 1981, Exercise Physiology, Georg Thieme Verlag Stuttgart; New
York.
Suparmin,
2000, Metodologi Penelitian, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Tunas pembangunan Surakarta.
Syahmirza
Indra L, 1999., Pendekatan Fisioterapi dalam Mengatasi Gangguan Akibat
Inaktivitas, TITAFI XIV, Bali.
Wescott L.
Wayne, 1976, Strength Fitness, Allyn and Bacon, Inc. Boston.
Wilmore H.
Jack, Costill L. David, 1988. Training For Sport and Activity. Win C. "
Brown Publisher, Dubuque, Lowa.
Untuk mendapatkan file skripsi /
Thesis / PTK / PTS lengkap (Ms.Word),
hubungi : 081 567 745 700
0 komentar:
Posting Komentar