PENGARUH
KETEBALAN ARANG BATU BARA DAN LAMA KONTAK TERHADAP PENURUNAN
KADAR
MANGAN PADA AIR SUMUR GALI
DI
DUSUN MENDUNGAN, PABELAN,
KARTASURA,
SUKOHARJO
BAB
I
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang Masalah
Air merupakan kebutuhan mutlak bagi kehidupan, baik tumbuhan, hewan
maupun manusia, ketiga komponen ini tidak dapa't hidup tanpa air. Manusia
membutuhkan air dalam semua aspek kehidupannya, air digunakan tidak hanya untuk
memasak tetapi juga untuk mandi, mencuci dan kebutuhan lainnya. Dalam tubuh
manusia sendiri kebutuhan air berkisar antara 60 - 70 % dari berat badannya.
Kekurangan air dapat menyebabkan terjadinya penyakit batu ginjal, kandung kemih
dan bila kekurangan air sebanyak 15 % dari berat badan dapat menyebabkan
kematian. Hal ini disebabkan karena peran air bagi tubuh manusia dalam proses
pencernaan, metabolisme, mengangkut zat-zat makanan dalam tubuh, mengatur
keseimbangan suhu tubuh dan menjaga jangan sampai tubuh kekeringan (Sutrisno
dan Suciastuti, 1991 : 11). Selain itu air juga merupakan media yang baik
bagi penyebaran kuman penyakit yang ditularkan melalui air seperti thypus,
parathypus, disentri basiler, kholera, beberapa penyakit kulit dan penyakit
yang disebabkan oleh cacing.
Berkaitan dengan hal di atas, air yang diperlukan manusia selain harus
memenuhi aspek kuantitatif juga harus memenuhi aspek kualitatif. Dari aspek
kuantitatif, jumlah air yang dibutuhkan harus mencukupi. Menurut Sutrisno dan
Suciastuti (1991 : 2) untuk keperluan minum maka dibutuhkan air rata-rata
sebanyak 5 liter / hari, sedangkan secara keseluruhan kebutuhan akan
air suatu rumah tangga untuk masyarakat Indonesia diperkirakan sebesar 60 liter
/ hari. Dari segi kualitas, untuk air minum dan air bersih harus memenuhi
syarat kesehatan baik secara fisik, kimia, mikrobiologis maupun radioaktif.
Selain itu menurut Sanropie, dkk. ( 1984 : 42 ) air juga harus bebas
dari mikroorganisme patogen, bahan kimia berbahaya, warna, bau dan kekeruhan.
Menurut Said ( 1999 : 96 ) air tanah pada umumnya tergolong bersih
dilihat dari segi mikrobiologis, namun kadar kimia air tanah tergantung dari
formasi litosfir yang dilaluinya. Dalam aliran air tanah, mineral-mineral dapat
larut dan terbawa sehingga mengubah kualitas air tersebut. Air tanah sering
mengandung zat Besi dan Mangan yang cukup tinggi yang menyebabkan air berwarna
kuning kecoklatan dan bercak-bercak pada pakaian serta dapat mengganggu
kesehatan, yaitu bersifat toksit terhadap alat pernafasan dan dapat menyebabkan
kerusakan hati. Oleh karena itu untuk menghindari akibat-akibat bunik yang
tidak diinginkan tersebut perlu dicari suatu teknik pengolahan air untuk
menurunkan kadar Besi, Mangan dan logam berat lainnya dalam air sampai kadarnya
di bawah ambang batas yang diperbolehkan.
Berdasarkan penelitian Saudara Rusli Kholik, mahasiswa FKM UNDIP ternyata
arang batu bara dapat dimanfaatkan sebagai media penyaring air dan dapat
menurunkan kadar besi. Sehingga hal ini dapat dijadikan sebagai salah satu
alternatif pengolahan air minum. Berkaitan dengan hal tersebut peneliti
tertarik untuk, mengembangkan penelitian Saudara Rusli dengan tetap
memanfaatkan arang batu bara namun untuk penurunan kadar Mangan dalam air. Pada
penelitian lanjutan ini selain ketebalan arang batu bara, faktor lama kontak
antara arang dengan air juga akan diteliti, dengan cara ini diharapkan dapat
diketahui titik kejenuhan arang batu bara dalam menurunkan kadar Mangan. Selain
itu dalam penelitian ini besarnya arang batu bara tidak seragam (satu
medium/tingkat) tetapi dibuat beragam yang dilakukan dengan menyaring arang
pada saringan 1 mm2, 2 mm2 dan 5 mm2 ( 3
tingkat).
Sebagai sampel peneliti akan mengambil air dari sumur milik Bapak Sriyono
di Dusun Mendungan Rt I/IV, Pabelan, Kartasura, Sukoharjo. Hal ini dikarenakan
berdasarkan informasi dari PDAM kota Surakarta ternyata sumur milik Bapak
Sriyono tersebut mengandung kadar Mangan sebesar 0,82 mg/l. Bila dibandingkan
dengan standar maka angka ini tergolong tinggi, karena dalam Permenkes No.
416/Menkes/Per/IX/1990 tentang Syarat-Syarat dan Pengawasan Kualitas Air Minum
disebutkan bahwa kadar maksimum Mangan dalam air minum adalah sebesar 0,1 mg/1
sedang dalam air bersih maksimal 0,5 mg/1. Pada penelitian ini sampel hanya
diambil dari satu sumur dengan asumsi bahwa secara geologis keadaan tanah di
Dusun Mendungan sama sehingga keadaan air tanahnya dianggap sama (homogen).
Berdasarkan uraian di atas peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian
dengan judul : PENGARUH KETEBALAN ARANG BATU BARA DAN LAMA KONTAK TERHADAP
PENURIJNAN KADAR MANGAN PADA AIR SUMUR GALI DI DUSUN MENDUNGAN, PABELAN,
KARTASURA, SUKOHARJO.
.
B.
Pembatasan
Masalah
DAFTAR PUSTAKA
Afriyanti Nanik, 2001. Pengaruh Pengolahan Air
dengan Sistem Aerasi Bertingkat dan
Filter Zeolit terhadap Kadar FE dan Mn pada Sumur Gali di Desa Poncosari, Kec. Srandakan, Kab. Bantul tahun 2001.. Skripsi.
Tidak diterbitkan.
Depkes RI, 1990. Permenkes No. 416/Menkes/Per/ IX
/1990, Tentana Syarat-Syarat
dan Pengawasan Kualitas Air Minum.
Depkes. RI, Jakarta.
Djabu, Udin, dkk., 1991. Pedoman Bidang Study Pembuangan Tinja dan Air
Limbah pada Institusi
Pendidikan Sanitasi/Kesehatan Lingkungan Pusdiknakes. Jakarta.
Entjang, Indan, 1982. Ilmu Kesehatan
Masyarakat, Alumni, Bandung Iskak,
1980. Geografi IB, Intan Pariwara, Klaten.
Kholik Rusli, 2001. Uji efektivitas
Ketebalan Arang batu bara banko sebagai Mediapenyaring dalam menurunkan
Kadar Besi (Fe) pada Air Minum/Sumur Gali di Kel.
Karang Raja, Kec. Prabumulih Timur, Kab. Muara Enim, Sum -Sel. Skripsi,
tidak diterbitkan.
Kusnaedi, 1998. Men.golah Air gambut dan Air Kotor untuk Air Minum, Penebar Swadaya, Jakarta.
Said, Nusa Idaman, 1999. Kesehatan masyarakat dan Teknolom Kualitas Air.
BPPT, Jakarta.
Sanropie,
Djasio, dkk., 1984. Buku Pedoman
Study Penyediaan Air Bersih; Akademi Penilik
Kesehatan Pusdiknakes, Jakarta.
Santoso
Singgih, 2000. SPSS mengolah Data
statistik Secara profesional, Versi 7,5. Gramedia. jakarta
Sugiharto, 1987. Dasar-Dasar Pengelolaan Air
Limbah, Universitas Indonesia Press, Jakarta.
Sukandarrumidi,
1995. Batubara dan Gambut. Universitas Gajah Mada Press.
Yogyakarta.
Sutrisno, Toto C dan Eni Suciastuti, 1987. Teknologi Penyediaan Air Bersih. Bina Aksara,
Jakarta.
Untuk mendapatkan file skripsi /
Thesis / PTK / PTS lengkap (Ms.Word),
hubungi : 081 567 745 700
0 komentar:
Posting Komentar