PENGENDALIAN
HAMA DENGAN MODEL TUMPANGSARI
PADA PRODUKSI KEDELAI (Glycine max.L)
DI DESA BANJARSARI, KEC. KRADENAN, KAB. GROBOGAN
TAHUN 1999
PADA PRODUKSI KEDELAI (Glycine max.L)
DI DESA BANJARSARI, KEC. KRADENAN, KAB. GROBOGAN
TAHUN 1999
PENDAHULUAN
A.
LATAR BELAKANG
Pertumbuhan dan perkembangan tananam sejak benih,
pembibitan pemanenan hingga di gudang penyimpanan selalu tidak lepas dari
gangguan hama. Hama merupakan organisme yang dapat merusak tanaman dan secara
ekonomi merugikan manusia. Apabila pengaruh tanaman tersebut dibiarkan menyerang
tanaman, dapat menimbulkan kerugian yang besar bagi para petani. Kerugian
tanaman akibat dari serangan hama dapat mencapai 20%. Hal ini disebabkan karena
pengetahuan dan cara pengendaliannya masih belum banyak diketahui oleh para petani.
Seringkali petani tidak menyadari adanya hama tanaman
pada stadium awal. Sebelum melakukan pengendalian, tindakan pertama kali
dilakukan adalah mencari penyebab utama dari timbulnya gangguan pada tanaman
dengan cara memperhatikan gejala
dan penyebab timbulnya gangguan pada tanaman, maka lebih mudah melaksanakan
alternative pengendalian dan pengendalian yang dilakukan tidak sia sia. Jika
sudah diketahui gejala awal suatu serangan hama, tindakan terbaik yaitu
mencegah agar hama tidak menyebar ke bagian tanaman lain. Tindakan. yang lebih
penting supaya tanaman tidak terserang hama adalah dengan cara merawat tanaman
secara benar. Tanaman yang dirawat secara baik dan benar, jarang terserang hama.
Tanaman akan mengadakan penyembuhan yang cepat terhadap serangan hama jika
kesehatan dan keadaan tanaman cukup baik.
Pengendalian harna merupakan salah satu alternatif
yang tepat untuk mencapai produksi tinggi.
Pengendalian hama bertujuan untuk mempertahankan dan menetapkan taraf produksi tinggi,
meminimalkan kerusakan dan pencemaran lingkungan, secara ekonomi menguntungkan
dan sekaligus melindungi produsen dan konsumen dari pencemaran (Subiyakto,
1989).
Tanaman kedelai penghasil zat protein dan hingga kini
dapat disebut sebagai penghasil daging untuk rakyat jelata. Kadar protein 40%
kadar minyaknya 18%.Tanaman kedelal dari batang daun dan bijinya dapat
dimanfaatkan sebagai makanan ternak. Hama tanaman kedelai cukup banyak
jenisnya, namun mudah diatasi asal punya kemauan dan kemampuan (Hudi Matnawy,
1989).
Sejak tanaman kedelai mulai tumbuh bahkan sejak benih
berkecambah hingga menjelang pasca panen tanaman kedelai sering mengalami
gangguan yang menyebabkan kerugian, penyebab kerugian adalah hama, penyakit dan
gulma.
Hama yang sering menyerang tanaman kedelai adalah hama
penggerak batang (Malanogroinyza sojae), hama pernakan daun (prodenia
lilura), hama penghisap (Nezurci viridula, Riptortus linecaris) dan
hama penggerak polong (Etiella zinckenella). Tanaman kedelai dapat bebas
dari hama yang dapat mengancam mutu maupun produksinya yaitu dengan merawat
tanaman kedelai secara baik dan benar.
B.
PEMBATASAN MASALAH
Agar permasalahan yang akan diteliti tidak terlalu
lama dan tidak menimbulkan kesalahpahaman, maka perlu adanya pembatasan masalah
yaitu sebagai berikut :
1.
Yang
menjadi subjek penelitian ini adalah pengendalian hama dengan model tumpangsari.
2.
Yang
menjadi obyek penelitian adalah produlai kedelai (Glycine max. L).
C.
PERUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang di atas peneliti mencoba
merumuskan masalah-masalah yang perlu dijawab dalam penelitian ini yaitu sebagai
berikut:
Apakah ada pengaruh pengendalian hama dengan model tumpang sari terhadap
produksi kedelai (Glycine max.L).
D.
TUJUAN PENELITIAN
Setiap kegiatan yang dilakukan tentu mempunyai tujuan
demikian pula kegiatan penelitian. Adapun tujuan yang hendak dicapai dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut :
Untuk mengetahui pengaruh pengendalian hama dengan model tumpang sari
terhadap produksi l:edelai (Glycine max.L).
E.
MANFAAT PENELITIAN
Dari penelitian ini manfaat yang diambil adalah :
Arsyad. 1986. Kedelai. Ungaran : Departemen Pertanian Balai
Informasi Pertanian Ungaran.
AAK. 1991. Kedelai. Yogyakarta : Kanisius.
Adji S. 1995. Rancangan percobaan praktis untuk bidang pertanian. Yogyakarta
Kanisius.
Dali. S. Naga. 1983. Statistik I. Jakarta : FPS IKIP
Hudi Matnawy. 1986. Perlindungan Tanaman. Yogyakarta :
Kanisius.
Hasan Basri. 1994. Dasar- dasar Agronomy. Jakarta : PT. Raja
Grafindo Persada.
Haryono. 1991. Penyakit-penyakit Tanaman Pangan Di Indonesia. Yogyakarta: Gajah
Mada University Press.
Kemas. 1995. Rancangan Percobaan. Jakarta: P.T.
Raja Grafindo Persada.
Lakitan. 1996. Fisikologi Pertumbuhan Dan Perkembangan Tanaman. Jakarta
: PT. Raja Grafindo Persada.
Mary Louise dan Robert Van. 1990. Pengendalian Hama Terpadu. Yogyakarta
: Kanisius.
Nur Tjahjadi. 1989. Hama Dan Penyakit Tanaman.Yogyakarta : Kanisius.
Nyakpa dkk. 1988. Kesuburan Tanah. Lampung : Universitas
Lampung.
Pracaya. 1994. Bertanam Lombok. Yogyakarta : Kanisius.
Rukmana. 1994. Tomat Dan Cherry. Yogyakarta :.Kanisius.
Rinsema. 1993. Pupuk Dan Cara Pemupukan. Jakarta : Bharata.
Subiyakto Sudarmo. 1989. Pengendalian Hama Dan Penyakit. Yogyakarta
: Kanisius
Steenis. 1987. Flora. Jakarta : PT. Pradya Paramita.
Suprapto. 1992. Bercocok Tanam Kedelui. Jakarta : Penebar
Swadaya.
Sudjana. 1982. Metode Statiska. Bandung : Penerbit Tarsito
Bandung.
Wiyono. 1982. 13ionnelri. Jakarta : Karunika Jakarta
Universitas Terbuka.
Untuk mendapatkan file skripsi /
Thesis / PTK / PTS lengkap (Ms.Word),
hubungi : 081 567 745 700
0 komentar:
Posting Komentar