Senin, 28 Januari 2013

PTK SMA 77 - OPTIMALISASI MODALITAS VISUAL,


OPTIMALISASI MODALITAS VISUAL, AUDITORIAL, DAN KINESTIK  UNTUK MENINGKATKAN READING SKILL BAHASA INGGRIS SISWA KELAS X SMA NEGERI .....

ABSTRAK
..........., NIP ........ Optimalisasi Modalitas Visual, Auditorial, dan Kinestik  untuk Meningkatkan Reading Skill Bahasa Inggris Siswa Kelas X SMA Negeri ..... Penelitian Tindakan Kelas. 2009/2010

Penelitian dilaksanakan dengan tujuan untuk: (1) Mendeskripsikan langkah-langkah pembelajaran yang mengoptimalkan modalitas visual, auditorial, dan kinestik untuk meningkatkan reading skill siswa kelas X; (2) Mengetahui besarnya peningkatan prestasi belajar bahasa Inggris terkait dengan reading skill.
Jenis penelitian adalah penelitian tindakan kelas (classroom action research) dengan metode analisis kualitatif. Penelitian dilaksanakan pada semester gasal tahun pelajaran 2009/2010 di kels X SMA Negeri .....
Hasil penelitian adalah: (1) Pelaksanaan pembelajaran yang mengoptimalisasikan modalitan V-A-K untuk materi reading dilakukan dengan: (a) Optimalisasi viasual: penggunaan warna-warna pada kata-kata sulit dalam text di papan tulis dan penugasan penggunaan warna pada siswa, penggunaan warna-warna untuk memahami tata bahasa kalimat dalam text, penggunaan gambar atau simbol dan peta kalimat untuk memahami pola kalimat dalam text maupun membantu memahami kata-kata sulit, dan penggunaan diagram waktu untuk mempermudah memahami perubahan kata kerja pada waktu lampau dan kata kerja dasarnya, (b) Perbaikan proses pembelajaran kinestik dilakukan dnegan menggunakan ilustrasi gerakan tangan, badan, sentuhan pada kata atau benda untuk membantu memhami dan mengingat makna kata sulit ataupun pola kalimat, memberikan kesempatan siswa untuk belajar mengingat dan memahami makna text maupun pola kalimat dengan deminstrasi, dan menggunakan kalimat-kalimat action yang berasosiasi dengan kata-kata sulit ataupun untuk membedakan pola kalimat, (c) Perbaikan pembelajaran auditorial dilakukan dengan memberikan penekanan-penekna pada S-P-O-K dan memberi kesempatan siswa bersikusi mengemukakan pendapat dan mempertahankan pendapat, memberikan suara-suara audio yang berasosiasi dengan kata maupun pola kalimat dalam text, dan memberikan kesempatan siswa untuk berbicara dalam memahami dan mengingat materi. Terjadinya peningkatan proses pembelajaran yang mengoptimalkan modalitas V-A-K diikuti dengan peningkatan prestasi belajar siswa dari pra pelaksanaan penelitin sampai pada siklus II; (2) Optimalisasi modalitas V-A-K dalam pembelajaran reading mampu meningkatkan prestasi belajar reading siswa kelas X SMA Negeri ....., dengan peningkatan  nilai rata rata dari pra penelitian tindakan yang hanya hanya 6,8 meningkat menjadi 7,4 pada siklus I, dan meningkat lagi menjadi 7,9 pada siklus II, dimana nilai rata-rata pada siklu II sudah lebih tingi dari KKM yang ditetapkan.


Untuk mendapatkan file skripsi / Thesis / PTK / PTS lengkap (Ms.Word),
hubungi : 081 567 745 700

PTK SMA 76 - MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA



BAB I
PENDAHULUAN

A.      Latar Belakang Masalah
           Hasil belajar siswa ditentukan oleh berbagai faktor, diantaranya adalah bakat, minat, sarana dan prasarana, pendekatan mengajar, dan metode pembelajaran . Salah satu faktor penting yang perlu mendapat perhatian adalah metode pembelajaran yang digunakan oleh guru. Banyak metode maupun model pembelajaran yang digunakan oleh guru, tetapi tidak semuanya cocok digunakan dalam pembelajaran tertentu atau pokok bahasan tertentu. Maka dari itu guru dituntut agar dapat memilih metode pembelajaran yang tepat, sehingga dapat menciptakan proses belajar mengajar yang baik, menyenangkan dan siswa termotivasi untuk belajar.
           Berdasarkan pengalaman penulis, siswa kelas XIIPA 8 SMA Negeri 5 Medan dalam mengikuti proses pembelajaran terlihat pasif, kurang termotivasi dan tidak terdapat suatu interksi dalam pembelajaran sehingga hasil belajarnya rendah.
           Dari pengalaman tersebut penulis menyimpulkan bahwa metode pembelajaran, merupakan faktor penting yang dapat mempengaruhi hasil belajar siswa.
           Metode Genius Learning dalam proses pembelajaran dapat membantu siswa untuk bisa mengerti kekuatan dan kelebihan sesuai gaya belajar mereka masing-masing, karena metode ini diawali dengan menggali dan mengerti kebutuhan anak didik. Selain itu metode Genius Learning juga merancang suasana kelas yang menyenangkan, dan dapat meningkatkan aktivitas siswa serta membuat pembelajaran lebih melekat pada diri siswa.
           Dari uraian tersebut, maka penulis akan mencoba untuk menerapkan metode Genius Learning dan Penemuan Terbimbing untuk meningkatkan hasil belajar siswa.
           Untuk mengetahui apakah metode tersebut dapat meningkatkan hasil belajar siswa, maka penulis mengadakan Penelitian Tindakan Kelas dengan judul: " UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PALAJARAN PENDID1KAN KEWARGANEGARAAN MELALUI METODE GENIUS LEARNING DAN PENEMUAN TERBIMBING DI KELAS XI IPA 8 SMA NEGERI 5 MEDAN"

  Sehubungan dengan masalah yang dikemukakan di atas, maka sebagai identifikasi masalah adalah rendahnya hasil belajar siswa pada mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan yang disebabkan oleh faktor dari dalam diri siswa dan dari luar diri siswa yaitu guru dalam menggunakan metode pembelajaran.

          Sebagai rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :
1.      Apakah motode Genius Learning dan Penemuan Terbimbing dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas XI - IPA 8 SMA Negeri 5 Medan dalam mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan ?
2.      Bagaimana penerapan motode Genius Learning dan Penemuan Terbimbing pada mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan?

              Tujuan Penelitian Tindakan Kelas ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas XI - IPA 8 SMA Negeri 5 Medan dalam mata pelajaran Pendidikan Kewaganegaraan .

E.      Manfaat penelitian
                        Berdasarkan tujuan penelitian tersebut maka penulis mengharapkan penelitian ini bermanfaat sebagai berikut:
1.    Bagi Siswa:
a.      Melatih siswa untuk menemukan gagasan-gagasan baru dalam proses pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan
b.      Memupuk pribadi siswa aktif dan kreatif
c.      Memupuk rasa tanggung jawab individu maupun kelompok
2.              Bagi Guru:
a.      Mengembangkan kemampuan guru dalam proses belajar mengajar
b.      Memberikan alternatif pemilihan metode pembelajaran dalam Pendidikan Kewarganegaraan
c.      Mengembangkan profesionalisme dan karier untuk naik pangkat satu tingkat
3.      Bagi Sekolah:
a.       Memberikan informasi tentang kemampuan guru dalam proses pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan
b.      Memperbaiki proses pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan di SMA Negeri 5

Untuk mendapatkan file skripsi / Thesis / PTK / PTS lengkap (Ms.Word),
hubungi : 081 567 745 700

PTK SMA 75 - PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL


PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF
MODEL NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT)
SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS SEJARAH
MATERI MENGANALISIS PERADABAN INDONESIA DAN DUNIA
PADA SISWA KELAS X-6 SMA NEGERI 101 JAKARTA
SEMESTER II TAHUN PELAJARAN 2009/2010

ABSTRAK

Penerapan Pembelajaran Kooperatif Model Numbered Heads Together (NHT) Sebagai Upaya Meningkatkan Hasil Belajar IPS Sejarah Materi Menganalisis Peradaban Indonesia Dan Dunia Pada Siswa Kelas X-6 SMA Negeri 101 Jakarta Semester II Tahun Pelajaran 2009/2010

Pembelajaran sejarah dengan menerapkan pembelajaran kooperatif model NHT pada mata pelajaran sejarah dilator belakangi oleh permasalahan di kelas, bahwa guru kurang memiliki kemampuan penggunaan metode, strategi, serta pendekatan pembelajaran yang bervariatif. Metode mengajar yang digunakan guru cenderung bersifat konvensional, monoton, dan berpusat pada guru. Selain itu guru kurang mengembangkan model pembelajaran yang lebih menarik pada pembelajaran sejarah. Hal ini berdampak pada hasil belajar siswa yang cenderung rendah, dibawah KKM 65. Oleh karena itu, melalui model pembelajaran kooperatif ini diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
Alasan peneliti menerapkan model pembelajaran kooperatif model NHT karena memberi kesempatan yang baik bagi siswa untuk mengungkapkan pendapat secara lebih terbuka dan siswa mendapat kesempatan yang sama untuk mendapatkan skor terbaik. Model NHT ini mengharapkan potensi ribut siswa ke arah yang positif seperti aktif berbicara pada saat diskusi dalam kelompok, menjawab pertanyaan LKS pada saat nomornya ditunjuk oleh guru, menyimak pendapat yang dikemukakan oleh siswa yang lain. Hal tersebut dapat menjadikan siswa mampu mengembangkan potensinya dengan baik, disamping dapat menarik kesimpulan materi yang telah disampaikan. Model NHT ini pun melatih siswa berpikir secara kritis serta berkolaborasi dengan teman kelompoknya. Hal yang lebih penting lagi bahwa model NHT ini perolehan poin siswa sebagai anggota kelompok dapat sekaligus menjadikan poin bagi kelompok sehingga mendorong siswa untuk lebih mandiri, tanggungjawab atas kelompoknya, serta dapat meningkatkan hasil belajarnya dengan baik.
Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas karena dilaksanakan tujuan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran siswa di dalam kelas. Penelitian ini diterapkan terhadap 36 orang siswa kelas X-6 SMA Negeri 101 Jakarta. Data yang diperoleh dari kelas X-6 ini dan dianalisis tingkat permasalahannya agar kondisi yang terjadi pada kelas ini bisa lebih baik dibandingkan dengan kondisi sebelumnya. Alat pengumpul data pada in ini adalah pedoman observasi, pedoman wawancara, kuesioner, tugas kelompok (LKS) dan tes pada setiap tindakan.
Penelitian ini membuktikan bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif NHT dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran sejarah di kelas X-6 SMA Negeri 101 Jakarta. Peningkatan tersebut dapat dilihat pada kegiatan diskusi siswa dalam kelompok, hasil kerja dan tes dalam setiap tindakan. Hal tersebut didukung pula dengan perencanaan guru mempersiapkan berbagai perangkat, media dan materi serta kondisi pembelajaran untuk meningkatkan hasil belajar siswa sehingga pelaksanaan pembelajaran sesuai dengan tujuan yang kan.

Untuk mendapatkan file skripsi / Thesis / PTK / PTS lengkap (Ms.Word),
hubungi : 081 567 745 700

PTK SMA 74 - MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS SEJARAH MELALUI


MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS SEJARAH
MELALUI PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN INDUKTIF
PADA SISWA KELAS X-2 SMA NEGERI 101 JAKARTA
SEMESTER I TAHUN PELAJARAN 2007/2008


ABSTRAK

Meningkatkan Hasil Belajar IPS Sejarah Melalui Pembelajaran Dengan Pendekatan Induktif Pada Siswa Kelas X-2 SMA Negeri 101 Jakarta

Pembelajaran sejarah dengan menerapkan Pembelajaran dengan pendekatan induktif  pada mata pelajaran sejarah dilatar belakangi oleh permasalahan di kelas, bahwa guru kurang memiliki kemampuan penggunaan metode, strategi, serta pendekatan pembelajaran yang bervariatif. mengajar yang digunakan guru cenderung bersifat konvensional, monoton, dan berpusat pada guru. Selain itu guru kurang mengembangkan model pembelajaran secara lebih menarik, pembelajaran sejarah yang dilakukan kurang efektif. Di sisi lain faktor motivasi dan hasil belajar siswa yang kurang dalam belajar sejarah.
Alasan peneliti menerapkan model pembelajaran induktif  untuk mengatasi rendahnya nilai sejarah pada siswa kelas IX-2, selain itu untuk memberi kesempatan yang baik bagi siswa untuk mengungkapkan pendapat secara lebih terbuka dan siswa mendapat kesempatan yang sama untuk mendapatkan skor terbaik.
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas karena dilaksanakan tujuan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran siswa di dalam kelas. Oleh karena itu ini lebih dikenal dengan istilah Classroom Action Research. Penelitian ini diterapkan di kelas X-2 SMA Negeri 101 Jakarta. Data yang diperoleh dari kelas X-2 ini dan dianalisis tingkat permasalahannya agar kondisi yang terjadi pada kelas ini bisa lebih baik dibandingkan dengan kondisi sebelumnya.
Penelitian ini membuktikan bahwa penerapan pembelajaran dengan pendekatan induktif dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran sejarah di kelas X-2 SMA Negeri 101 Jakarta. Peningkatan rata-rata hasil belajar sebesar 11,0 yaitu dari 58,08 pada siklus I meningkat menjadi 60,10 pada siklus II, sedangkan untuk ketuntasan belajar terjadi peningkatan sebesar 33,34% yaitu dari 51,28% (siklus I) meningkat menjadi 84,62% (siklus II).

Untuk mendapatkan file skripsi / Thesis / PTK / PTS lengkap (Ms.Word),
hubungi : 081 567 745 700

PTK SMA 73- PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMAHAMI MATERI BUDAYA POLITIK DI



BAB I
PENDAHULUAN

Makna dan hakikat belajar diartikan sebagai proses membangun makna/pemahaman terhadap informasi dan/atau pengalaman. Proses membangun makna tersebut dapat dilakukan sendiri oleh siswa atau bersama orang lain. Proses itu disaring dengan persepsi, pikiran (pengetahuan awal), dan perasaan siswa (Indra Jati Sidi,2004:4).
Pembelajaran yang bermakna akan membawa siswa pada pengalaman belajar yang mengesankan. Pengalaman yang diperoleh siswa akan semakin berkesan apabila proses pembelajaran yang diperolehnya merupakan hasil dari pemahaman dan penemuannya sendiri. Dalam konteks ini siswa mengalami dan melakukannya sendiri proses pembelajaran yang berlangsung yang melibatkan siswa sepenuhnya untuk merumuskan sendiri suatu konsep. Keterlibatan guru hanya sebagai fasilitator dan moderator dalam proses pembelajaran tersebut.
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan mengatakan bahwa setiap individu mempunyai potensi yang harus dikembangkan, maka proses pembelajaran yang cocok adalah yang menggali potensi anak untuk selalu kreatif dan berkembang.
Namun kenyataan di lapangan belum menunjukkan ke arah pembelajaran yang bermakna, para pendidik masih perlu penyesuaian dengan KTSP, para guru sendiri belum siap dengan kondisi yang sedemikian plural sehingga untuk mendesain pembelajaran yang bermakna masih kesulitan. Sistem pembelajaran duduk tenang, mendengarkan informasi dari guru sepertinya sudah membudaya sejak dulu, sehingga untuk mengadakan perubahan ke arah pembelajaran yang aktif, kreatif, menyenangkan agak sulit. Berdasarkan pengamatan awal terhadap proses pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan diperoleh informasi bahwa selama proses pembelajaran, guru belum memberdayakan seluruh potensi dirinya sehingga sebagian besar siswa belum mampu mencapai kompetensi individual yang diperlukan untuk mengikuti pelajaran lanjutan
Beberapa siswa belum belajar sampai pada tingkat pemahaman. Siswa baru mampu menghafal fakta, konsep, prinsip, hukum, teori, dan gagasan inovatif lainnya pada tingkat ingatan, mereka belum dapat menggunakan dan menerapkannya secara efektif dalam pemecahan masalah sehari-hari yang kontekstual. Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan juga tidak luput dari kecenderungan proses pembelajaran teacher centered. Kondisi demikian tentu membuat proses pembelajaran hanya dikuasai guru. Apalagi pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan merupakan mata pelajaran sarat materi sehingga siswa dituntut memiliki pemahaman yang holistik terhadap materi yang disampaikan guru. Terkait belum optimalnya pemahaman materi budaya politik di Indonesia terhadap siswa kelas XIIPA 1 SMA Negeri 5 Medan maka penulis berupaya untuk menerapkan model pembelajaran Quantum Teaching sebagai salah satu alternatif pembelajaran bermakna . Berdasarkan kondisi tersebut maka penulis tergerak untuk melakukan penelitian tindakan kelas dengan judul: "Peningkatan Kemampuan Memahami Materi Budaya Politik di Indonesia pada mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan melalui model pembelajaran Quantum Teaching di kelas XI IPA 1 SMA Negeri 5 Medan".

Sehubungan dengan masalah yang dikemukakan di atas, maka sebagai identiflkasi masalah adalah belum optimalnya pemahaman materi budaya politik di Indonesia terhadap siswa pada mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan yang disebabkan oleh kecenderungan proses pembelajaran yang bersifat teacher centered (berpusat pada guru).

Sebagai rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :
1.       Apakah     model pembelajaran Quantum Teaching dapat meningkatkan kemampuan memahami materi budaya politik di Indonesia pada mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan di kelas XI - IPA 1 SMA Negeri 5 Medan ?
2.       Bagaimana            penerapan model pembelajaran Quantum Teaching pada mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan ?

                        Tujuan Penelitian Tindakan Kelas ini adalah untuk meningkatkan kemampuan memahami materi budaya politik di Indonesia dalam mata pelajaran Pendidikan Kewaganegaraan di kelas XI - IPA 1 SMA Negeri 5 Medan.
DAFTAR PUSATAKA
1.             De Porter, Bobbi dan Mike Hernacki. 1999. Quantum Learning: Membiasakan Belajar Nyaman dan Menyenangkan. Bandung: Penerbit KAIFA.
2.             DePorter, Bobbi, Mark Reardon, dan Sarah Singer-Nourie. 2001. Quantum Teaching: Mempraktikkan Quantum Learning di Ruang-ruang Kelas. Bandung:Penerbit;KAIFA.
3.             BSNP ( Badan Standar Nasional Pendidikan), Petunjuk Teknis Pengembangan Silabus dan Contoh / Model Silabus, Juli 2006.


Untuk mendapatkan file skripsi / Thesis / PTK / PTS lengkap (Ms.Word),
hubungi : 081 567 745 700

PTK SMA 72 - UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN DISKUSI DENGAN


UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN DISKUSI
DENGAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING  
SISWA KELAS X-5 SMA NEGERI 1 KOTAGAJAH KABUPATEN LAMPUNG TENGAH BIDANG STUDI EKONOMI PADA KONSEP PERMINTAAN, PENAWARAN DAN HARGA KESEIMBANGAN SEMESTER I
TAHUN PELAJARAN 2004/2005
(Penelitian Tindakan Kelas di SMA Negeri 1 Kotagajah)

ABSTRAK

UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN DISKUSI DENGAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING SISWA KELAS X-5 SMANEGERI 1KOTAGAJAH KABUPATEN LAMPUNG TENGAH BIDANG STUDI EKONOMI PADA KONSEP PERMINTAAN, PENAWARAN DAN HARGA KESEIMBANGAN SEMESTER I TAHUN PELAJARAN 2004/2005
(Penelitian Tindakan Kelas di SMA Negeri 1 Kotagajah)

Suatu kenyataan dalam penelitian di Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 1 Kotagajah, pemberian metode diskusi mata pelajaran Ekonomi dalam konsep permintaan, penawaran dan harga keseimbangan ternyata disukai siswa.
Metode diskusi merupakan salah satu pilihan pendekatan pembelajaran pada kurikulum 2004. Metode diskusi ini sangat penting diberikan kepada siswa, karena dalam proses belajar mengajar hendaknya menekankan pada keterampilan memperoleh pengetahuan dan mengkomunikasikan perolehannya. Maka dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar harus melibatkan siswa baik secara fisik maupun mental (pikiran dan perasaan). Salah satu pendekatan pembelajaran siswa aktif yaitu Discovery Learning. Dalam pendekatan Discovery Learning perlu adanya suatu bentuk pembelajaran penemuan terbimbing, yang mana peran guru adalah sebagai fasilitator dan pemimpin.

Dari data analisa penelitian ini membuktikan bahwa pembelajaran penemuan dapat meningkatkan keterampilan diskusi siswa dan meningkatkan prestasi belajar siswa serta mampu meningkatkan ketuntasan belajar siswa, yaitu dari 85 % menjadi 100%.


Untuk mendapatkan file skripsi / Thesis / PTK / PTS lengkap (Ms.Word),
hubungi : 081 567 745 700

PTK SMA 71 - PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI



PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI
DENGAN METODE RESITASI MELALUI BAHAN AJAR LEMBAR KERJA SISWA (STUDENT WORK SHEET) PADA SISWA KELAS XI IPS SMA NEGERI 1 KRANGKENG KABUPATEN INDRAMAYU

ABSTRAKSI


H. Lina Herlina. 2009. Peningkatan Prestasi Belajar Akuntansi metode resitasi (pemberian tugas) melalui lembar kerja siswa (Student Work Sheet) pada Siswa Kelas XI SMA Negeri 1 Krangkeng Kabupaten Indramayu.

Kata-kata kunci : Prestasi Belajar Akuntansi, Metode Resitasi, LKS

Prestasi belajar siswa pada mata pelajaran Akuntansi  di SMA Negeri 1 Krangkeng Kabupaten Indramayu tergolong masih rendah. Hal tersebut diantaranya disebabkan model pembelajaran yang selama ini diterapkan kurang efektif untuk meningkatkan prestasi belajar siswa. Pembelajaran akuntansi di SMA jika hanya disampaikan melalui ceramah akan sulit diterima oleh siswa dan membosankan. Dalam hal ini diperlukan oleh seorang guru untuk mempertimbangkan model pembelajaran lain yang efektif dan tepat sehingga dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. Salah satu model pembelajaran yang dicobakan melalui penelitian ini adalah metode resitasi (pemberian tugas) melalui lembar kerja siswa (Student Work Sheet).
Pada dasarnya LKS sebagai model pembelajaran merupakan usaha yang dilakukan guru agar siswa memiliki kemampuan untuk mengungkapkan dan mengekspresikan dirinya sebagai individu maupun kelompok. Kemampuan tersebut diperoleh siswa melalui pengalaman belajar sehingga memiliki kemampuan mengorganisir informasi yang ditemukan, membuat laporan dan menuliskan apa yang ada dalam pikirannya, dan selanjutnya dituangkan secara penuh dalam tugas-tugasnya.
Rumusan masalah yang dikaji pada penelitian ini adalah: (1) Bagaimana aktivitas siswa dalam pembelajaran dengan metode resitasi (pemberian tugas) melalui lembar kerja siswa (Student Work Sheet) ? (2) Apakah pembelajaran dengan metode resitasi (pemberian tugas) melalui lembar kerja siswa (Student Work Sheet) dapat meningkatkan prestasi belajar Akuntansi  pada siswa kelas XI SMA Negeri 1 Krangkeng Kabupaten Indramayu ?. Tujuan penelitian ini (1) Ingin mengetahui aktivitas siswa dalam pembelajaran dengan memakai metode resitasi (pemberian tugas) melalui lembar kerja siswa (Student Work Sheet). (2) Ingin mengetahui pengaruh metode resitasi (pemberian tugas) melalui lembar kerja siswa (Student Work Sheet) terhadap prestasi belajar Akuntansi pada siswa SMA Negeri 1 Krangkeng Kabupaten Indramayu.
Penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan kelas yang ditempuh dalam dua siklus. Setiap siklus terdapat empat tahap yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi. Tindakan dalam setiap siklus dilakukan dengan cara peneliti memberikan tugas berupa penyelesaian suatu permasalahan secara berkelompok, dimana setiap kelompok punya tugas masing-masing, Adapun yang menjadi subjek penelitian adalah siswa kelas XI SMA Negeri 1 Krangkeng Kabupaten Indramayu.
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa melalui metode resitasi (pemberian tugas) melalui lembar kerja siswa (Student Work Sheet), kemampuan siswa dalam menyampaikan materi di depan kelas dan belajar mandiri di rumah dapat ditingkatkan. Selain itu siswa menjadi lebih berani mengemukakan pendapat dan dapat menerapkan ilmu Akuntansi dalam kehidupan bermasyarakat. Variasi penerapan model pembelajaran ini dapat juga menghindari kebosanan siswa dalam mengikuti pembelajaran akuntansi sehingga prestasi belajar siswa mengalami peningkatan dari 66% menjadi 85,5 %. Berdasarkan penelitian bahwa prestasi belajar akuntansi yang diperoleh siswa kelas XI SMA Negeri 1 Krangkeng Kabupaten Indramayu nilai rata-ratanya meningkat pada siklus I yaitu 69 menjadi berkisar 85,5 pada siklus II.
Dari uraian di atas peneliti menyimpulkan bahwa metode resitasi (pemberian tugas) melalui lembar kerja siswa (Student Work Sheet) yang diterapkan guru dapat meningkatkan hasil belajar siswa, karena itu peneliti menyarankan agar metode resitasi (pemberian tugas) melalui lembar kerja siswa (Student Work Sheet) disosialisasikan dan digunakan sebagai alternatif dalam pembelajaran akuntansi di sekolah.

Untuk mendapatkan file skripsi / Thesis / PTK / PTS lengkap (Ms.Word),
hubungi : 081 567 745 700

PTK SMA 70 - PENERAPAN PENDEKATAN KONSTRUKTIVISTIK MELALUI


PENERAPAN PENDEKATAN KONSTRUKTIVISTIK
MELALUI DIALOG UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA
DALAM MENGUNGKAPKAN GAGASAN PADA PEMBELAJARAN
IPS SEJARAH PADA SISWA KELAS XI-IPA1 SMAN 101 JAKARTA
TAHUN PELAJARAN 2008/2009 SEMESTER II

(Penelitian Tindakan Kelas di SMA Negeri 101 Jakarta)

ABSTRAK

PENERAPAN PENDEKATAN KONSTRUKTIVISTIK MELALUI DIALOG UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA DALAM MENGUNGKAPKAN GAGASAN PADA PEMBELAJARAN IPS SEJARAH PADA SISWA KELAS XI-IPA1 SMAN 101 JAKARTA TAHUN PELAJARAN 2008/2009 SEMESTER II (Penelitian Tindakan Kelas di SMA Negeri101 Jakarta)”.

Penelitian ini dilatar belakangi oleh realita kondisi pembelajaran sejarah di sekolah yang lebih banyak diperankan sebagai penyampaian pengetahuan (transfer of knowledge) dari guru kepada siswa sehingga guru berperan sebagai pusat kegiatan belajar dan siswa sebagai peserta pasif yang menerima materi dari guru. Maka, melalui penerapan pendekatan konstruktivistik melalui dialog diharapkan dapat mengembangkan kemampuan siswa dalam mengungkankan gagasan.
                Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research). Subyek dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI-IPA1 SMA Negeri 101 Jakarta, yang berjumlah 40 orang siswa yaitu 18 orang siswa laki-laki dan 22 orang siswa perempuan. Alat pengumpul data yang digunakan dalam penelitian ini berupa catatan lapangan (field notes), lembar panduan observasi, pedoman wawancara, dan studi dokumentasi.
                Berdasarkan hasil observasi dan refleksi diperoleh hasil bahwa penerapan pendekatan konstruktivistik melalui dialog dalam pembelajaran sejarah telah dapat dilakukan dengan cukup baik oleh guru didalam kelas. Guru melakukan langkah-langkah sederhana yang dapat memudahkan untuk menerapkan pendekatan tersebut  langkah-langkah tersebut : (1) apersepsi, guru mengawali kegiatan pembelajaran dengan kegiatan tanya jawab antara guru dengan siswa untuk mngungkap konsep awal siswa, memotifasi siwa, dan brandstroming (curah pendapat). (2) Eksplorasi, kegiatan siswa untuk mencari pengetahuan sendiri sampai mereka menemukan sendiri. (3) Diskusi dan penjelasan konsep, kegiatan dialog anatara siswa dengan guru dan antara siswa dengan siswa. (4) pengembangan aplikasi, setelah mempelajari materi pelajaran sejarah di harapkan siswa dapat mengkonstruksi pengetahuannya, dengan cara menyimpulkan dan mengungkapkan gagasan baik dalam bentuk tulisan ataupun secara lisan.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan menunjukan : (1) Dapat meningkatkan aktifitas dan kreaktifitas dsiswa dalam proses belajar dan mengajar, hal ini terlihat dari tiap siklus terdapat peningkatan keaktifan siswa seperti aktif bertanya, menjawab pertanyaan yang diajukan, mampu bertukar pikiran dengan teman sejawat mengenai materi pembelajaran, dan berani mengungkankan gagasan. (2) dapat meningkatkan kinerja guru, seperti kemapuan dalam mengawali pembelajaran. Megelola kelas, menjadi motifator dan fasilitator, melakukan evaluasi dan memberikan reword kepada siswa sehingga siswa lebih termotifasi untuk berpartisipasi aktif dalam pembelajaran. Dengan demikian pendekatan konstruktivistik melalui dialog dapat dijadikan salah satu alternatif yang cocok dalam pembelajaran sejarah untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam meningkatkan kualitas siswa baik dalam bentuk proses maupun dalam bentuk hasil.


Untuk mendapatkan file skripsi / Thesis / PTK / PTS lengkap (Ms.Word),
hubungi : 081 567 745 700

PTK SMA 69 - UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KIMIA MELALUI PENERAPAN PEMBELAJARAN


UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KIMIA MELALUI 
PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL
STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD)
DI KELAS XI-IPA1 SMA NEGERI 101 JAKARTA
TAHUN AJARAN 2008/2009 SEMESTER II

ABSTRAK

Asmanah: Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Kimia Melalui Penerapan Pembelajaran Kooperatif Model Student Teams Achievement Division (STAD) Di Kelas XI-IPA1 SMA Negeri 101 Jakarta Tahun Ajaran 2008/2009 Semester II

Kata  kunci:  Hasil  belajar  kimia,  umpan  balik  kuis  dan  Student  Teams Achievement  Division (STAD)


Metode yang digunakan dalapenelitian  ini  adalah  metode  penelitian tindakan kelas dengan empat siklus yang dilaksanakan pada siswa kelas XI-IPA1 SMA Negeri 2 Demak. Tiap-tiap siklus terdiri atas tahapan perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi. Pengambilan data dilakukan dengan tes, observasi, angket dan dokumentasi. Analisis data dilakukan dengan analisis kuantitatif dan analisis kualitatif .
Berdasarkan analisis data penelitian, diperoleh nilai rata-rata siswa secara klasikal pada siklus I sebesar 67,26, kemudian siklus II meningkat menjadi 76,66 dan  meningkat  lagi  pada  siklus  III  menjadi  80,1.  Ketuntasan  belajar  siswa  juga mengalami  peningkatan,  pada  siklus  I  adalah  80,95%,  kemudian  pada  siklus  II sebesar 92,86% dan meningkat lagi pada siklus III menjadi 95,26%. Peningkatan hasil belajar siswa ini diikuti dengan peningkatan keaktifan siswa. Siswa semakin aktif bekerjasama dalam kelompok dan merasa senang          selama   proses pembelajaran.
Dari hasil penelitian tersebut, simpulan yang dapat diambil adalah pemberian umpan balik kuis dalam model pembelajaran STAD dapat meningkatkan  hasil  belajar  kimia  siswa  kelas  XI  semester  2  SMA  Negeri  2 Demak, sehingga mencapai standar ketuntasan belajar secara klasikal. Saran yang dapat diberikan oleh peneliti antara lain: (1) Dalam   menggunakan   model pembelajaran STAD dibutuhkan manajemen waktu yang baik. (2) Guru hendaknya menggunakan metode pembelajaran  yang  lebih  bervariasi  sehingga siswa  tidak  mengalami  kebosanan.  (3)  Guru  hendaknya  meningkatkan




Untuk mendapatkan file skripsi / Thesis / PTK / PTS lengkap (Ms.Word),
hubungi : 081 567 745 700

Rabu, 16 Januari 2013

PTK SMA 68 - PENINGKATAN HASIL BELAJAR KIMIA POKOK BAHASAN STOIKIOMETRI LARUTAN


PENINGKATAN HASIL BELAJAR KIMIA POKOK
BAHASAN STOIKIOMETRI LARUTAN PADA SISWA KELAS XI-IPA3 SEMESTER II SMA NEGERI 101 JAKARTA MELALUI PERMAINAN KIMIA BERWAWASAN CET (CHEMOEDUTAINMENT)

ABSTRAK


Asmanah. 2007. Peningkatan  Hasil  Belajar  Kimia  Pokok  Bahasan Stoikiometri Larutan Pada Siswa Kelas XI-IPA3 Semester II SMA Negeri 101 Jakarta Melalui   Permainan   Kimia   Berwawasan   CET   (Chemoedutainment).

Kata Kunci : Stokiometri, Permainan Kimia, Chemoedutainment.

Penelitian  ini  dilatarbelakangi  oleh  proses  pembelajaran  kimia  di  SMA Negeri 101 Jakarta yang masih menggunakan ceramah dan latihan soal sedang praktikum  jarang  dilakukan  karena  tidak  adanya  laboran,  sehingga  hasil  belajar kimi siswa-siswi   SMA Negeri 101 Jakarta   kurang   maksimal.   Dari   latar belakang  tersebut  dapat  ditemukan  rumusan  masalah  apakah  dengan  permainan kimia  berwawasan  CET  (Chemoedutainment)  siswa  kelas  XI  SMA Negeri 101 Jakarta dapat  meningkatkan  ketuntasan  hasil  belajar  kimia  pokok  bahasan stoikiometri larutan.  Tujuan dari penelitian ini adalah hasil yang akan dicapai dari pemecahan masalah. Bagi guru penelitian   ini bermanfaat untuk mengetahui pola dan strategi pembelajaran yang tepat. Selain hal tesebut penelitian ini juga dapat membuat  siswa  senang  pada  pelajaran  kimia  khususnya  materi  stoikiometrri larutan.
Permainan   Kimi Berwawasan   CET   merupakan   pengganti   kegiatan percobaan  (praktikum)  di  dalam  laboratorium  dengan  menggunakan  bahan,  alat serta   percobaan   yang   menarik.   Sehingga   dapat   mempermudah   sisw dalam memahami konsep stoikiometri larutan.
Subjek   dari   penelitian   ini   adala siswa-sisw kelas   XI-IPA3   SMA Negeri 101 Jakarta. Variabel  yang  diamati  dalam  penelitian  ini  adalah  hasil belajar  kimia  mencakup  nilai  kognitif,  afektif,  psikomotorik,  kinerja  guru  dan tanggapan  siswa  terhadap  pembelajaran.  Prosedur  penelitian  yang  pertama  kali dilakukan  adalah  observasi  awal  dengan  guru  mitra  untuk  mengetahui  keadaan awal  dari  subjek  penelitian.  Penelitian  ini  dirancang  menjadi  tiga  siklus,  setiap siklus   terdiri   dari   empat   tahapan   yaitu   perencanaan,   pemberian   tindakan, pengamatan  dan  refleksi.  Data  kualitatif  dianaliasis  secara  deskriptif  kualitatif. Sedangkan   data   kuantitatif   dianalisis   dengan   membagi   skor   yang   diperoleh dengan skor total dikalikan 100%.
Berdasarkan  analisis  data  yang  diperoleh,  nilai  kognitif  rata-rata  pada siklus    mencapai   59,41,   siklus   II   70,59,   siklus   III   67,35   dengan   standar ketuntasan 76,47%. Nilai psikomotorik rata-rata yang dicapai pada siklus I 63,7, siklus II 69,15, siklus III 77,32. Nilai afektif rata-rata yang dicapai adalah 70 pada siklus I, 74,12 pada siklus II, 77,06 pada siklus III. Permainan kimia berwawasan CET  dapat  meningkatkan  hasil  belajar  kimia  pada  pokok  bahasan  stoikiomertri larutan  baik  kognitif,  psikomotorik,  dan  afektif.  Akan  tetapi  perlu  diadakan persiapan   yang   maksimal   supaya   pembelajarannya   dapat   berjalan   dengan maksimal.  Disarankan  pula  agar  permainan  kimia  berwawasan  CET  ini  dapat diterapkan pada pokok bahasan yang lainnya.

Untuk mendapatkan file skripsi / Thesis / PTK / PTS lengkap (Ms.Word),
hubungi : 081 567 745 700