Rabu, 02 Januari 2013

PT 01- HUBUNGAN ANTARA KADAR P DALAM CAIRAN TANAMAN DENGAN


HUBUNGAN ANTARA KADAR P DALAM CAIRAN TANAMAN DENGAN PERTUMBUHAN,PRODUKSI DAN SERAPAN N,P, K, Ca SERTA Mg TANAMAN JAGUNG ( Zea Mays L.)

PENDAHULUAN

Penelitian dalam kesuburan tanah umumnya mencakup aspek kimia, fisika, dan biologi dori sistem tanah air, tanaman dan udara. Program-program kesuburan tanah merupakan bagian integral dari program peningkatan produksi ta­naman yang sangat berperan bagi keberhasilan usaha pertanian. Secara luas ada dua bidang penelitian kesuburan tanah, yaitu (1) deteksi keracunan dan defisiensi unsur hara serta (2) koreksi keracunan dan defisiensi hara tersebut.
Defisiensi dan keracunan suatu unsur hara esensial dalam jaringan tanaman sering menjadi salah satu penyebab terjadinya kegagalan produksi pertanian. Analisis tanah dan analisis tanaman merupakan salah satu metode evaluasi status hara yang sangat berperan dalam mendeteksi keracunan dan defisiensi unsur hara secara dini.
Analisis tanaman semakin meningkat peranannya dalam perkembangan teknologi ekonomi produksi pertanian. Secara garis besar ada dua jenis analisis tanaman, yaitu (1) analisis total atau kuantitatif dan (2) semi kuantitatif atau analisis cepat jaringan tanaman. Masing-masing dapat digunakan pada berbagai tahap pertumbuhan tanaman dan pada bermacam bagian tanaman. Analisis tanaman bertitik tolak pada anggapan bahwa jumlah unsur-unsur hara dalam tanarnan merupakan petunjuk suplai hara dan berhubungan langsun dengan jumlah hara tersedia dalam tanah.
Analisis cepat jaringan tanaman secara kimia bersifat kualitatif atau semi kuantitatif yang biasanya dilakukan di lapang untuk menduga status hara tanaman pada saat pertumbuhannya. Analisis semi kuantitatif jaringan tanaman ini hanya mengukur kadar unsur hara yang terlarut dalam cairan jaringan tanaman yang belum diasimilasikan. Unsur-unsur hara tersebut masih dalam proses perjalanan untuk dipergunakan dalam tubuh tanaman (Nelson, 1956; Jackson, 1958, Aldrich, 1973; Tisdale, Beaton dan Nelson, 1985)
Analisis cepat jaringan tanaman ini berdasarkan pada metode pembandingan warna (colorimetric) antara warna yang terbentuk dari cairan ekstrak tanaman dengan kartu warna standar yang telah dikoreksi dengan respon tanaman untuk menilai status hara tanaman (Jones dan Eck, 1973; Jackson, 1958).
Analisis cepat jaringan tanaman sangat terkenal karena penanganannya mudah dan.alat-alat yang diperlukan hanya sedikit dan sederhana. Menurut Nelson (1956) beberapa keuntungan analisis semi kuantitatif adalah : (1) analisis ini tidak mahal dan dapat secara cepat dilakukan di lapang dan (2) unsur hara yang terukur bukanlah merupakan bentuk-bentuk rumit seLingga merupaka petunjuk yang baik untuk pengukuran status hara tanaman pada saat pertumbuhannya.
Menurut Tisdale et al. (1985) analisis cepat jaringan tanaman secara luas ditujukan untuk :
(1)     Membantu dalam penetapan kemampuan tanah dalam mensuplai unsur hara, ditunjang dengan analisis tanah dan sejarah pengelolaannya.
(2)     Membantu mengidentifikasi gejala defisiensi dan yang lebih penting untuk mendeteksi keadaan hara selama masa pertumbuhan tanaman (hidden hunger)
(3)     Membantu menentukan pengaruh perlakuan pupuk terhadap suplai hara dalam tanah
(4)     Mempelajari hubungan antara status hara tanaman dan kenampakan atau produksi
(5)     Meneliti lahan yang luas.
(6)     Lebih menarik minat para peneliti terhadap program analisis tanaman darn tanah.
Dengan melihat kegunaan dan kelebihan analisis cepat jaringan tanaman, maka metode praktis ini perlu dikembangkan lebih jauh. Analisis jaringan tanaman ini perlu diinterpretasikan dalam satuan-satuan yang lebih bersifat kuantitatif. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menentukan teknik penetapan unsur P dalam cairan tanaman secara semi kuantitatif dan kuantitatif untuk uji cepat di lapang. Selain itu penelitian ini juga bertujuan untuk melihat hubungan antara kadar P dalam cairan tanaman dengan pertumbuhan, produksi, dan serapan N, P, K, Ca, serta Mg tanaman jagung (Zea ma s L.).

DAFTAR PUSTAKA

Aldrich, S. R. 1973. Plant analysis : Problem and opportunities. p 213 - 221. In, L. M. Walsh and J. D. Beaton (ed). Soil Testing and Plant Analysis. Soil Sci. Soc. Am., Inc., Madison, Wisconsin.

 ______ ., W. 0. Scott, and E. R. Leng. 1975. Modern Corn Production, 2 nd ed. A and L Publications. Illionis.

Black, C. A. 1964. Soil Plant Relationship. John Wiley & Sons. Inc., New York.

Clark, R. a, 1975. Mineral element concentrations of corn plant parts with age. Commun. In Soil Sci, and Plant Analysis. 6(4): 451 - 464.

Chapman, H, D. 1975. Diagnostic Criteria for Plants and Soils. Eurasia Publising House (p) LTD. Ram Negar, New Delhi.

Epstein, E, 1972, Mineral Nutrition of Plant. : Principles and Perspectives. John Willey and Sons, Inc., New York.

Fathan, R,, M. Rahardjo, dan A. K. Makarim. 1988. Hara tanaman jagung, p 67 - 80. In Subandi„ M, Syam, dan A. Wijono (ed), Jagung. Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan Bogor, Bogor.

Graham, R, D. 1975. Plant analysis as method of determining , fertilizer needs, p 60 - 67. JU- M. J. T', Norman (ed). The Agronomy of Annual Crops. Dai Nippon Print. C, (H. K.) LTD; Hongkong.

Hanway, J. Hi. 1963. Growth stages of Corn (Zea pavs_L.) Agronomy Journal. 8 : 487 - 491,

,______ . 1966, Corn Plant. Iowa State Univ, Goop Ext. Serv. Spec. Rep. 48,

Jackson, M. L. 1958. Soil Chemical Analysis. Prentice Hall, Inc., Englewood Cliffs, N. J.

Jones, J. B, and H. V. Eck. 1973Plant analysis as an, aid in fertilizing corn and grain sorghum, p 349 - 364. In L. M. Walsh and J. D. Beaton (ed), Soil Testing and Plant Analysis. Soil Sci. Am., Inc., Madison, Wisconsin.

Koswara, J. 1982. Jagung. Departemen Agronomi, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Leiwakabessy, F. M, dan 0. Koswara, 1985. Metode dan Teknik Pengumpulan, Analisis dan Interpretasi Data Kesuburan Tanah, Jurusan Tanah. Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor, Bogor.

 ______ . 1988. Diktat Kuliah Kesuburan Tanah, Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Millar, C. E., L. M. Turk, and H. D. Foth. 1958. Funda­mental of Soil Science. 3th ed. John Willey and Sons, Inc., New York.

Munson, R. D, and W. R, Nelson. 1973. Principles and practices in plant analysis, p 223 - 248, In L. M. Walsh and J, D. Beaton (ed). Soil Testing and Plant Analysis. Soil Sci, Soc. Am., Inc., Madison, Wisconsin.

Nelson, L. B. 1956. The mineral nutrition of corn as related to its growth;.-and culture. In  A. G, Norman (ed), Advanced in Agronomy VII : 321 - 368. Academic Press Inc., New York.

Russell, E. W. 1961. Soil Conditions and Plant, Growth. 9th ed. The English Language and Book Soc., Longmans, Green and Go. LTD., London:

Rajan,, S, V. G, and H;, G. G, Rao. 1971. Soil and Crop Productivity. P. S. Jayasinghe, Asia Publishing House, Bombay.

Salisbury, F. B, and C. Ross. 1969. Plant Physiology, Wadswoth Publishing.Co,, Inc., Belmont, California.

Scarseth, G, D. 1943 Plant tissue testing in diagnosis of the nutritional status of growing plants. Soil sci, 55 : 113 = 120.

Soepardi, G. 1983, Sifat dan Giri Tanah. Jurusan Ilmu Tanah. Fakultas Pertanian, IPB, Bogor.

Tisdale, S. L., W. L. Nelson, and J. D. Beaton. 1985. Soil Fertility and Fertilizers. 4th ed. Macmillan Publishing Co., New York.


Untuk mendapatkan file skripsi / Thesis / PTK / PTS lengkap (Ms.Word),
hubungi : 081 567 745 700




0 komentar:

Posting Komentar