Rabu, 14 November 2012

PTK SMA 16 - PENGGUNAAN METODE TEAM TEACHING DAN DISKUSI KELOMPOK DALAM UPAYA PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA PADA POKOK BAHASAN VEKTOR


PENGGUNAAN METODE TEAM TEACHING DAN DISKUSI KELOMPOK DALAM UPAYA PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA PADA POKOK BAHASAN VEKTOR BAGI SISWA KELAS XII IA 1
SMA NEGERI 1 MADIUN SEMESTER I
TAHUN PELAJARAN 2006/2007


ABSTRAK

Tujuan Penelitian ini adalah untuk 1. Mngetahui penggunaan metode team teaching dan diskusi kelompok terahdap efektifitas pembelajaran Matematika Pokok Bahasan Vektor kelas XII IA.1 SMA Negeri 1 Madiun. Semester I Tahun pelajaran 2006/2007. 2. Mengetahui penggunaan metode team teaching dan diskusi kelompok terhadap peningkatan prestasi belajar matematika pada pokok bahasan Vektor kelas XII IA.1 SMA Negeri 1 Madiun Semester I Tahun pelajaran 2006/2007.

Penelitian ini mengambil lokasi di SMAN 1 Madiun. Penelitian ini dilakukan selama tiga bulan yaitu bulan September 2006 s. d. November 2006. Subyek dalam Penelitian Tindakan Kelas ini adalah siswa kelas XII IA.1 SMAN 1 Madiun Tahun Pelajaran 2006/2007 Teknik pengumpulan data dengan observasi, dokumentasi dan wawancara Analisis Data dengan menggunakan analisis diskripsi kualitatif. Prosedur penelitian dengan menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK) terdiri pra tindakan dan 2 (dua) siklus.

Hasil dari Penelitian Tindakan Kelas: Pada pra siklus 25 siswa atau 62,5% tidak tuntas dan 15 siswa atau 37,5% tuntas.  Siklus I adalah sebanyak 22 siswa atau 55% tuntas dan 18 siswa atau 45% tidak tuntas. Siklus II sebanyak 34 siswa atau 85% tuntas dan 6 siswa atau 15% tidak tuntas. Berdasarkan hasil Penelitian Tindakan Kelas maka hipotesis yang mengatakan: 1. Dengan metode Team Teaching dan Diskusi Kelompok akan efektif dalam pembelajaran Matematika Pokok Bahasan Vektor kelas XII IA.1 SMA Negeri 1 Madiun terbukti kebenarannya. 2. Dengan metode Team Teaching dan Diskusi Kelompok dapat meningkatkan Prestasi belajar Pokok Bahasan Vektor kelas XII IA.1 SMA Negeri 1 Madiun Semester I Tahun pelajaran 2006/2007, terbukti kebenarannya.


DAFTAR PUSTAKA


Choiriyah, Siti. 2006. Acuan Pengayaan Matematika. Solo : Sindhunata

Elizabeth B. Hurlock. 1990. Psikologi Perkembangan. Jakarta: Penerbit Gelora Aksara Pratama.

Gredler, Margaret E. Ball, 1991. Belajar dan Membelajarkan, Jakarta : Rajawali

Hasibuan, J.J. dan Moedjiono, 2000, Proses Belajar Mengajar, Bandung, Penerbit PT. Remaja Rosdakarya.

Kuntarti, Sulistyono, Sri Kurnianingsih. 2004. Matematika SMA. Untuk Kelas X Program Ilmu Alam. Jakarta : Gelora Aksara Pratama.

Kusmana Pachrudin, E., 1985, Proses Belajar Mengajar : Azas, Strategi, Metode, Jurusan Pendidikan Dunia Usaha, FPIPS IKIP Bandung.

Madyo Ekosusilo, dan Kasihadi, 2000. Dasar-Dasar Pendidikan, Semarang, Penerbit Effhar Publishing.

Moedjiono dan Dimyati, Moh. , 1991, Strategi Belajar Mengajar, Jakarta, Proyek Pembinaan Tenaga Kependidikan, Dikti, Depdikbud.

Martinis Yamin. H. 2005. Strategi Pembelajaran Berbasis Kompetensi, Jakarta, Penerbit Gaung Persada Press.

Sriyono, dkk., 1992, Teknik Belajar Mengajar dalam CBSA, Jakarta, Penerbit Rineka Cipta.

Suryadi, Didi. 1997. Alat Peraga dan Pengajaran Matematika. Jakarta : Ditjen Dikdasmen D2 Karunika UT

Tri Wahyono. 2004. Matematika SMA. Untuk Kelas X Program Ilmu Alam. Surakarta : Penerbit PT. Mefi Caraka

UU No. 2 Tahun 1989. Tentang Sistem Pendidikan Nasional

Winkel. W.S. 1987. Psikologi Pengajaran. Jakarta : Gramedia 



Untuk mendapatkan file skripsi / Thesis / PTK / PTS lengkap (Ms.Word),
hubungi : 081 567 745 700


PTK SMA 15 - UPAYA PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA POKOK BAHASAN SUKU BANYAK MELALUI METODE KERJA KELOMPOK BAGI SISWA KELAS III IPA 2


UPAYA  PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA POKOK BAHASAN SUKU BANYAK MELALUI METODE KERJA KELOMPOK BAGI SISWA KELAS III IPA 2
SMU NEGERI 1 MADIUN PADA SEMESTER II
TAHUN PELAJARAN 2003/2004

ABSTRAK 

Tujuan Penelitian ini adalah : 1. Meningkatkan prestasi belajar matematika siswa kelas VII SMU Negeri 1 Madiun. 2. Meningkatkan kemampuan siswa SMU Negeri 1 Madiun khususnya kelas III IPA 2 dalam memahami konsep Suku Banyak. 3. Membangkitkan minat belajar siswa untuk memperoleh prestasi belajar yang lebih optimal. 4. Mengaktifkan siswa dalam proses pembelajaran yang ditampakkan pada keaktifan siswa dalam kelompoknya.

Penelitian ini dilakukan selama tiga bulan yaitu bulan Pebruari sampai dengan April 2004. Subyek dalam Penelitian Tindakan Kelas ini adalah siswa SMUN 1 Madiun pada kelas III IPA 2 Semester II Tahun Pelajaran 2003/2004. Teknik pengumpulan data dengan observasi, dokumentasi dan wawancara Analisis Data dengan menggunakan analisis diskripsi kualitatif. Prosedur penelitian dengan menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK) terdiri pra tindakan dan 2 (dua) siklus.

Hasil penelitian: Pada kondisi awal/pra siklus, 21 siswa atau 47% tidak tuntas dan 24 siswa atau 53% tuntas. Hasil siklus I adalah sebanyak 33 siswa atau 73% tuntas, sedangkan 12 siswa atau 27% siswa tidak tuntas. Sementara rata-rata prestasi belajar 67,2 berada di bawah rata-rata 70. Pada Siklus II sebanyak 37 siswa atau 82% tuntas dan 8 siswa atau 18% tidak tuntas. Ketuntasan 82% yang berada di atas 75% ini menandakan bahwa perbaikan pembelajaran pada siklus II dengan menggunakan metode kerja kelompok telah berhasil. Berdasarkan hasil Penelitian Tindakan Kelas tersebut maka hipotesis tindakan yang mengatakan: “Dengan menggunakan metode kerja kelompok dapat meningkatkan prestasi belajar matematika pada konsep Suku Banyak bagi siswa kelas III IPA 2 SMU Negeri 1 Madiun Semester II Tahun Pelajaran 2003/2004”, terbukti kebenarannya

DAFTAR PUSTAKA



Anita Lie. 2005. Mempraktikkan Cooperative Learning di Ruang-ruang Kelas. Jakarta : Gramedia.

Arifin Zaenal. 1990. Evaluasi Instruksional Prinsip Teknik Prosedur. Bandung : Remadja Rosda Karya

Elizabeth B. Hurlock. 1990. Psikologi Perkembangan. Jakarta: Penerbit Gelora Aksara Pratama.

Gredler, Margaret E. Ball. 1991. Belajar dan Membelajarkan, Jakarta : Rajawali

Herman Hudojo, 1990. Strategi Mengajar Belajar Matematika. Malang : IKIP Malang.

Koko Martono, R. Eryanto, Firman Syah Noor, (2007). Matematika dan Kecakapan Hidup, Untuk SMA 12A. Bandung : Ganeca Exact.

Prasetyawan Irawan, dkk. 1997. Teori Belajar, Motivasi, dan Ketrampilan Mengajar. Jakarta: Peningkatan dan Pengembangan Aktivitas Instruktisional Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Rini Budiharti. 2001, Strategi Belajar Mengajar. Surakarta :  UNS Press.

Siti Choiriyah. 2006. Acuan Pengayaan Matematika. Solo : Sindhunata

UU No. 2 Tahun 1989. Tentang Sistem Pendidikan Nasional

Winkel. W.S. 1987. Psikologi Pengajaran. Jakarta : Gramedia 





Untuk mendapatkan file skripsi / Thesis / PTK / PTS lengkap (Ms.Word),
hubungi : 081 567 745 700

PTK SMA 14 - Upaya Peningkatan Aktivitas Siswa dalam Pembelajaran Matematika materi suku banyak dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif Jigsaw


Upaya Peningkatan Aktivitas Siswa dalam Pembelajaran Matematika materi suku banyak dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif Jigsaw Pada SMAN 2 Madiun

BAB I
PENDAHULUAN

A.      Latar Belakang Masalah
Negara berkembang selalu berusaha untuk mengejar ketinggalannya, yaitu dengan giat melakukan pembangunan di segala bidang kehidupan. Dalam bidang pendidikan pemerintah selalu berusaha untuk meningkatkan kualitas pendidikan dengan berbagai cara seperti mengganti kurikulum, meningkatkan kualitas guru melalui penataran-penataran atau melanjutkan sekolah ke tingkat yang lebih tinggi, memberi dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) dan sebagainya. Sesuai dengan UU no. 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional, pasal 3 menyatakan bahwa ; “Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang bertakwa kepada Tuhan YME, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab”.
Dengan memperhatikan isi dari UU No. 20 tahun 2003 tersebut, peneliti berpendapat bahwa tugas seorang peneliti memang berat, sebab kemajuan suatu bangsa ditentukan oleh keberhasilan pendidikan dari bangsa itu sendiri. Jika seorang seorang guru atau pendidik tidak berhasil mengembangkan potensi peserta didik maka negara itu tidak akan maju, sebaliknya jika guru atau pendidik berhasil mengembangkan potensi peserta didik, maka terciptalah manusia yang cerdas, terampil, dan berkualitas. Sesuai dengan Depdiknas (2005 : 33) yang menyatakan bahwa, “Pendidikan Matematika  adalah mata pelajaran yang memfokuskan pada pembentukan diri yang beragam dari segi agama, sosio-kultural, bahasa, usia, suku bangsa untuk menjadi warga negara yang cerdas, terampil, dan berkarakter yang dilandasi oleh Pancasila dan UUD 1945”.
Untuk mencapai tujuan ini peranan guru sangat menentukan. Menurut Wina Sanjaya (2006 : 19), peran guru adalah: “Sebagai sumber belajar, fasilitator, pengelola, demonstrator, pembimbing, dan evaluator”. Sebagai motivator guru harus mampu membangkitkan motivasi siswa agar aktivitas siswa dalam proses pembelajaran berhasil dengan baik. Salah satu cara untuk membangkitkan aktivitas siswa dalam proses pembelajaran adalah dengan mengganti cara / model pembelajaran yang selama ini tidak diminati lagi oleh siswa, seperti pembelajaran yang dilakukan dengan ceramah dan tanya-jawab, model pembelajaran ini membuat siswa jenuh dan tidak kreatif. Suasana belajar mengajar yang diharapkan adalah menjadikan siswa sebagai subjek yang berupaya menggali sendiri, memecahkan sendiri masalah-masalah dari suatu konsep yang dipelajari, sedangkan guru lebih banyak bertindak sebagai motivator dan fasilitator. Situasi belajar yang diharapkan di sini adalah siswa yang lebih banyak berperan (kreatif).
Pada SMAN 2 Madiun   sejak peneliti mengajar, dalam pembelajaran Matematika , peneliti sering menggunakan model pembelajaran ceramah. Model pembelajaran ini tidak dapat membangkitkan aktivitas siswa dalam belajar. Hal ini tampak dari perilaku siswa yang cenderung hanya mendengar dan mencatat pelajaran yang diberikan guru. Siswa tidak mau bertanya apalagi mengemukakan pendapat tentang materi yang diberikan. Melihat kondisi ini, peneliti berusaha untuk mencarikan model pembelajaran lain yaitu model pembelajaran diskusi. Siswa dibagi atas beberapa kelompok yang beranggotakan 3-5 orang (melihat kondisi siswa di kelas). Dari diskusi yang telah dilaksanakan, ternyata siswa masih kurang mampu dalam mengemukakan pendapat, sebab kemampuan dasar siswa rendah. Dalam bekerja kelompok, hanya satu atau dua orang saja yang aktif, sedangkan yang lainnya membicarakan hal lain yang tidak berhubungan dengan tugas kelompok. Dalam melaksanakan diskusi kelompok, peneliti juga melihat di antara anggota kelompok ada yang suka mengganggu teman karena mereka beranggapan bahwa dalam belajar kelompok (diskusi) tidak perlu semuanya bekerja. Karena tidak semua anggota kelompok yang aktif, maka tanggung jawab dalam kelompok menjadi kurang, bahkan dalam kerja kelompok (diskusi), peneliti juga menemukan ada di antara anggota kelompok yang egois sehingga tidak mau menerima pendapat teman.
Melihat kenyataan-kenyataan yang peneliti temui pada sikap siswa di dalam proses pembelajaran tersebut di atas, peneliti berpendapat bahwa aktivitas siswa di SMAN 2 Madiun dalam pembelajaran Matematika  sangat kurang. Dalam hal ini peneliti berani mengungkapkan karena memang aktivitas siswa SMAN 2 Madiun masih jauh dari pengertian aktivitas yang diungkapkan dari para ahli, seperti Paul D. Dierich dalam Oemar Hamalik (2001: 173), mengemukakan bahwa jenis aktivitas dalam kegiatan lisan atau oral adalah mengemukakan suatu fakta atau prinsip, menghubungkan suatu kejadian, mengajukan pertanyaan, memberi saran, mengemukakan pendapat, wawancara, diskusi dan interupsi.
Berdasarkan pengamatan atau observasi pendahuluan yang peneliti lakukan, ditemukan bahwa siswa SMAN 2 Madiun   dalam melaksanakan diskusi kelas jarang sekali mengemukakan pendapat, mengajukan pertanyaan, apalagi mengajukan saran. Karena aktivitas siswa yang rendah itu, hasil belajar yang diperoleh juga menjadi rendah. Hal ini dapat kita lihat dari nilai rata-rata hasil ujian semester 1 kelas XI – IA - 3 tahun pelajaran 2006/2007
Rendahnya hasil belajar siswa disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain rendahnya perhatian siswa dalam mengikuti pelajaran Matematika. Guru sering memberikan pelajaran dalam bentuk ceramah dan tanya-jawab, sehingga siswa tidak terangsang untuk mengembangkan kemampuan berfikir kreatif.
Berdasarkan pengalaman yang peneliti hadapi di dalam proses pembelajaran Matematika yang tidak aktif maka peneliti berusaha mencarikan model pembelajaran lain, sehingga pembelajaran lebih bermakna dan lebih berkualitas. Model pembelajaran yang akan peneliti coba untuk melakukannya adalah model pembelajaran Kooperatif tipe Jigsaw. Ketertarikan peneliti mengambil model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw, karena peneliti melihat dalam model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw semua anggota kelompok diberi tugas dan tanggungjawab, baik individu maupun kelompok. Jadi, keunggulan pada pembelajaran kooperatif Jigsaw dibanding dengan diskusi yaitu seluruh anggota dalam kelompok harus bekerja sesuai dengan tugas yang diberikan, sebab tugas itu ada yang merupakan tanggung jawab individu dan ada pula tanggung jawab kelompok. Oleh sebab itu, dalam penelitian ini peneliti mengambil sebuah judul yaitu: “Upaya Peningkatan Aktivitas Siswa dalam Pembelajaran Matematika materi suku banyak dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif Jigsaw”. Dengan menerapkan pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw di SMAN 2 Madiun  , diharapkan aktivitas siswa meningkat.

B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dapat diidentifikasi masalah sebagai berikut:
1.       Siswa kurang memperhatikan dalam pembelajaran.
2.       Siswa kurang berani dalam mengemukakan pendapat.
3.       Adanya siswa beranggapan bahwa dalam belajar kelompok tidak perlu semua bekerja.
4.       Adanya siswa yang suka membicarakan hal lain, yang tidak berhubungan dengan tugas kelompok.
5.       Tanggung jawab siswa terhadap tugas masih rendah.
6.       Adanya anggota kelompok yang tidak mau menerima pendapat teman.

C.      Pembatasan Masalah
Sesuai dengan kemampuan waktu dan tenaga yang peneliti miliki, maka peneliti memberi batasan masalah:
1.       Siswa kurang berani dalam mengemukakan pendapat.
2.       Tanggung jawab siswa terhadap tugas masih rendah.
3.       Motivasi siswa dalam mengikuti pembelajaran kurang.

D.      Rumusan Masalah
Berdasarkan batasan masalah yang telah ditetapkan dalam pembelajaran Matematika  dengan menggunakan pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw, maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut:
1.       Sejauh mana manfaat penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw terhadap pembelajaran Matematika ?
2.       Sejauh mana aktivitas belajar siswa dalam pelaksanaan pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw?
3.       Sejauh mana pengaruh motivasi terhadap siswa dalam mengikuti pelajaran?

E.      Tujuan Penelitian
Dari latar belakang yang telah dikemukakan maka penelitian ini bertujuan untuk :
1.       Mendapatkan cara yang lebih efektif dalam membelajarkan Matematika  pada materi suku banyak
2.       Untuk meningkatkan kualitas pembelajaran Matematika  khususnya dalam materi suku banyak melalui pembelajaran kooperatif Jigsaw.
3.       Untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada pelajaran Matematika  
Membangkitkan minat siswa untuk menyukai mata pelajaran Matematika  

DAFTAR PUSTAKA
Anton M Mulyono, 2000, Kamus Besar Indonesia, Jakarta : Balai Pustaka
Depdikbud, 1999, Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta : Depdikbud
Depdiknas, 2005, Pendidikan Matematika , Kurikulum dan Silabus Pendidikan Matematika , Jakarta : Depdiknas
Depdiknas, 2005, Pendidikan Matematika , Strategi dan Metode Pembelajaran Pendidikan Matematika , Jakarta : Depdiknas
Johnson DW & Johnson, R, T (1991) Learning Together and Alone. Allin and Bacon : Massa Chussetts
Oemar Hamalik, 2001, Proses Belajar Mengajar, Jakarta, P.T., Bumi Aksara
Sardiman, A.M, 2003, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, Jakarta : PT Raja Grafindo Persada
Suharsimi Arikunto, 2006, Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta : Bumi Aksara
Team Pelatih Penelitian Tindakan, 2000, Penelitian Tindakan (Action Research), Universitas Negeri Yogyakarta
Undang-undang Republik Indonesia No. 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional, 2003, Jakarta : Depdiknas
Wina Senjaya, 2006, Strategi Pembelajaran Berorientasi Proses Standar Proses Pendidikan, Jakarta : Kencana Prima


Untuk mendapatkan file skripsi / Thesis / PTK / PTS lengkap (Ms.Word),
hubungi : 081 567 745 700

PTK SMA 13 - PENGGUNAAN METODE DRILL DALAM UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS X H PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA


PENGGUNAAN METODE DRILL DALAM UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS X H PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA POKOK BAHASAN PERSAMAAN KUADRAT DI SMA NEGERI MADIUN SEMESTER I TAHUN PELAJARAN 2005/2006

ABSTRAK


Tujuan Penelitian ini adalah: “Untuk meningkatkan prestasi belajar Matematika khususnya dalam Pokok Bahasan Persamaan Kuadrat dengan menggunakan metode drill pada siswa kelas X H SMA Negeri 1 Madiun Semester I Tahun Pelajaran 2005/2006”
Penelitian ini mengambil lokasi di SMAN 1 Madiun. Penelitian ini dilakukan selama tiga bulan yaitu bulan September 2005 s.d. November 2005. Subyek dalam Penelitian Tindakan Kelas ini adalah siswa SMAN 1 Madiun pada kelas X H Tahun Pelajaran 2005/2006 yang berjumlah 37 siswa. Teknik pengumpulan data dengan observasi, dokumentasi dan wawancara Analisis Data dengan analisis diskripsi kualitatif. Prosedur penelitian dengan menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK) terdiri pra tindakan dan 2 (dua) siklus
Hasil penelitian: Pada pra siklus siswa yang mencapai KKM (> 67) yaitu 15 dari 37 siswa atau 40,5%. Siswa yang tidak mencapai KKM (< 67) adalah 22 siswa atau 59,5%. Nilai rata-rata adalah 61,76. Siklus I: Siswa yang mencapai KKM  adalah 24 siswa atau 64,9%. Siswa yang tidak mencapai KKM adalah 13 siswa atau 35,1%. Nilai rata-rata adalah 68,27. Siklus II, siswa yang mencapai KKM  adalah 34 siswa atau 91,9%. Siswa yang tidak mencapai KKM  adalah 3 siswa atau 8,1%. Nilai rata-rata adalah 75,03, Pada siklus II ini rata-rata kelas 75,03 dan siswa yang memenuhi KKM sebanyak 91,9%. Peningkatan prestasi ini telah memenuhi indikator keberhasilan penelitian yaitu ketuntasan lebih dari 75% dan rata-rata kelas berada di atas 75. Dengan adanya peningkatan ketuntasan siswa dari siklus I ke siklus II, maka hipotesis yang mengatakan “Penggunaan metode Drill dapat meningkatkan pemahaman dan prestasi belajar siswa kelas X H pada Mata Pelajaran Matematika Pokok Bahasan Persamaan Kuadrat di SMA Negeri 1 Madiun Semester I Tahun Pelajaran 2005/2006”, terbukti kebenarannya.

DAFTAR PUSTAKA


Arifin Zaenal. 1990. Evaluasi Instruksional Prinsip Teknik Prosedur. Bandung : Remadja Rosda Karya

Choiriyah, Siti. 2006. Acuan Pengayaan Matematika. Solo : Sindhunata

Elizabeth B. Hurlock. 1990. Psikologi Perkembangan. Jakarta: Penerbit Gelora Aksara Pratama.

Gredler, Margaret E. Ball, 1991. Belajar dan Membelajarkan, Jakarta : Rajawali

Kuntarti, Sulistyono, Sri Kurnianingsih. 2006. Matematika SMA. Untuk Kelas XII Program Ilmu Alam. Jakarta : Gelora Aksara Pratama.

Kusmana Pachrudin, E., 1985, Proses Belajar Mengajar : Azas, Strategi, Metode, Jurusan Pendidikan Dunia Usaha, FPIPS IKIP Bandung.

Madyo Ekosusilo, dan Kasihadi, 2000. Dasar-Dasar Pendidikan, Semarang, Penerbit Effhar Publishing.

Martinis Yamin. H. 2005. Strategi Pembelajaran Berbasis Kompetensi, Jakarta, Penerbit Gaung Persada Press.

Sriyono, dkk., 1992, Teknik Belajar Mengajar dalam CBSA, Jakarta, Penerbit Rineka Cipta.

Suryadi, Didi. 1997. Alat Peraga dan Pengajaran Matematika. Jakarta : Ditjen Dikdasmen D2 Karunika UT

UU No. 2 Tahun 1989. Tentang Sistem Pendidikan Nasional

Winkel. W.S. 1987. Psikologi Pengajaran. Jakarta : Gramedia 



Untuk mendapatkan file skripsi / Thesis / PTK / PTS lengkap (Ms.Word),
hubungi : 081 567 745 700

PTK SMA 12 - PENERAPAN METODE PEMBERIAN TUGAS DALAM UPAYA MENUMBUHKAN MINAT BELAJAR


PENERAPAN  METODE  PEMBERIAN  TUGAS  DALAM  UPAYA MENUMBUHKAN  MINAT  
BELAJAR  DAN  MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA PADA MATERI POKOK
DIMENSI TIGA BAGI SISWA KELAS III IPA 4 SMA NEGERI 1 MADIUN SEMESTER II
TAHUN PELAJARAN 2004/2005


ABSTRAK

Oleh : Dra. Nurul Subandiyah

( Guru Matematika SMA Negeri 1 Madiun )

Alamat : Jl. Mastrip No. 19 Madiun Jawa Timur
Tujuan Penelitian ini adalah yaitu: 1. Melalui metode pemberian tugas dapat menumbuhkan minat belajar matematika pada Materi Pokok Dimensi Tiga bagi siswa kelas III IPA 4 SMA Negeri 1 Madiun Semester II Tahun Pelajaran 2004/2005”. 2. Melalui metode pemberian tugas dapat meningkatkan prestasi belajar matematika pada Materi Pokok Dimensi Tiga bagi siswa kelas III IPA 4 SMA Negeri 1 Madiun Semester II Tahun Pelajaran 2004/2005”.
Penelitian ini mengambil lokasi di SMAN 1 Madiun. Penelitian ini dilakukan selama tiga bulan yaitu bulan Pebruari 2005 s. d. April 2005. Subyek dalam Penelitian Tindakan Kelas ini adalah siswa SMAN 1 Madiun pada kelas          III IA 4 Tahun Pelajaran 2004/2005. Teknik pengumpulan data dengan observasi, dokumentasi dan wawancara Analisis Data dengan menggunakan analisis diskripsi kualitatif. Prosedur penelitian dengan menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK) terdiri pra tindakan dan 2 (dua) siklus.
Hasil dari Penelitian Tindakan Kelas ini adalah: Pada kondisi awal kelas III IPA 4, hasil evaluasi Materi Pokok Dimensi Tiga, sebanyak 20 siswa atau 55,6% tidak tuntas, sedangkan yang tuntas sebanyak 16 siswa atau 44,4%.          Siklus I: 26 siswa atau 72,2% tuntas, sedangkan 10 siswa atau 27,8% siswa tidak tuntas. Tingkat ketuntasan ini masih di bawah 75% maka diadakan lagi perbaikan pembelajaran dengan siklus II. Ssiklus II adalah keseluruhan siswa sebanyak 36 siswa atau 100% tuntas. Hal ini berarti ada peningkatan terhadap ketuntasan belajar siswa. Ketuntasan 100% yang berada di atas 75% ini menandakan bahwa perbaikan pembelajaran pada siklus II dengan menggunakan metode penugasan telah berhasil. Berdasarkan hasil Penelitian Tindakan Kelas tersebut maka dapat untuk menjawab hipotesis tindakan sebagai berikut : 1. Dengan metode pemberian tugas dapat menumbuhkan minat belajar matematika pada Materi Pokok Dimensi Tiga bagi siswa kelas III IPA 4 SMA Negeri 1 Madiun Semester II Tahun Pelajaran 2004/2005” terbukti kebenarannya. 2. Dengan metode pemberian tugas dapat meningkatkan prestasi belajar matematika pada Materi Pokok Dimensi Tiga bagi siswa kelas III IPA 4 SMA Negeri 1 Madiun Semester II Tahun Pelajaran 2004/2005”, terbukti kebenarannya.

 

DAFTAR PUSTAKA



Arifin Zaenal. 1990. Evaluasi Instruksional Prinsip Teknik Prosedur. Bandung : Remadja Rosda Karya

Elizabeth B. Hurlock. 1990. Psikologi Perkembangan. Jakarta: Penerbit Gelora Aksara Pratama.

Gredler, Margaret E. Ball. 1991. Belajar dan Membelajarkan, Jakarta : Rajawali

Herman Hudojo, 1990. Strategi Mengajar Belajar Matematika. Malang : IKIP Malang.

Martinis Yamin. H. 2005. Strategi Pembelajaran Berbasis Kompetensi. Jakarta : Gaung PErsada Pres.

Prasetyawan Irawan, dkk. 1997. Teori Belajar, Motivasi, dan Ketrampilan Mengajar. Jakarta: Peningkatan dan Pengembangan Aktivitas Instruktisional Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Rini Budiharti. 2001, Strategi Belajar Mengajar. Surakarta :  UNS Press.

Siti Choiriyah. 2006. Acuan Pengayaan Matematika. Solo : Sindhunata

Suprayekti. 2003. Interaksi Belajar Mengajar. Jakarta : Depdiknas Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah Direktorat Tenaga Kependidikan,

UU No. 2 Tahun 1989. Tentang Sistem Pendidikan Nasional

Wagiman, 2003. Prioritas Matematika dalam Penerapan Kehidupan 3, Untuk SMA / MA Program IPA. Surakarta : Widya Dita.

Winkel. W.S 1987. Psikologi Pengajaran. Jakarta : Gramedia  

Untuk mendapatkan file skripsi / Thesis / PTK / PTS lengkap (Ms.Word),
hubungi : 081 567 745 700

Selasa, 13 November 2012

KATALOG PTK PAUD


PTK PAUD

1.      Upaya Pemberian Motivasi Untuk Mengurangi Kenakalan Anak Di Taman Kanak-Kanak Tri Bhakti Sragen  (PTK 01)
2.      eaching Vocabulary Using Games At Aisyiah Kindergarten Margosari Karangmalang Sragen (PTK TK-02 = Ig 11)
3.      Perkembangan Motorik Anak Dini Usia Pada Play Group Permata Bunda SKB Mojoagung Jombang Tahun Pelajaran 2006/2007. (PTK 03)
4.      Meningkatkan Minat Belajar Untuk Menciptakan Suasana Pembelajaran Yang Aktif, Kreatif, Efektif Dan Menyenangkan Melalui Permainan (PTK 04)
5.      Bermain Kartu Bilangan Untuk Meningkatkan Ketrampilan Matematika (Penelitian Tindakan Kelas Pada Anak Xxx) Tahun Xxxx (PTK 05)
6.      Integrasi Outdoor Learning dan Indoor Learning dalam Meningkatkan Kemandirian Anak di TK Anak Saleh Xxx (PTK 06)
7.      Penggunaan Celemek Cerita Untuk Meningkatkan Kemandirian Anak TK Kelompok  A ( Penelitian Tindakan Kelas Di TK Aisyiyah Bustanul (PTK 07)
8.      Peningkatan Kemampuan Membaca Permulaan Siswa TK dalam Pembelajaran Kemampuan Berbahasa melalui Penerapan Media Gambar (PTK 08)
9.      Kemampuan Anak dalam Menari dengan Menggunakan Metode Meniru, SAS dan Demonstrasi serta Eksperimen di Tk Islam Al-Madina (PTK TK-09 = Pd 618)

AG 26 - PRAKTIK PEMBAGIAN HARTA WARISAN (STUDI KASUS PADA MASYARAKAT DAYAK


PRAKTIK  PEMBAGIAN
HARTA WARISAN (STUDI KASUS PADA MASYARAKAT DAYAK DI DESA LOKSADO KECAMATAN LOKSADO KABUPATEN HULU SUNGAI SELATAN)

ABSTRAK

M. Azmi Auda. 2008. Praktik Pembagian Harta Warisan (Studi Kasus Pada Masyarakat Dayak di Desa Loksado Kecamatan Loksado Kabupaten Hulu Sungai Selatan). Skripsi, Jurusan Ahwal al-Syakhsiyah, Fakultas Syari’ah. Pembimbing: (I) Drs. H. Jalaluddin M.Hum. (II) Ansharullah S.Ag.

Penelitian ini bertolak dari pemikiran bahwa pembagian harta warisan yang ditetapkan dalam Islam sudah memiliki konsep dasar yang dapat dijadikan dasar acuannya. Kemudian melihat adanya terjadi perbedaan dalam praktik pembagian harta warisan pada masyarakat Dayak di Desa Loksado Kecamatan Loksado Kabupaten Hulu Sungai Selatan yang tidak sesuai dengan hukum islam. Maka penulis berkeinginan untuk mengetahuinya.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui praktik sekaligus alasan-alasan dalam pembagian harta warisan Masyarakat Dayak di Desa Loksado Kecamatan Loksado Kabupaten Hulu Sungai Selatan.
Jenis penelitian ini adalah penelitian Lapangan (Field research) yang bersifat studi kasus dengan meneliti 5 kasus dengan lokasi di Desa Loksado Kecamatan Loksado Kabupaten Hulu Sungai Selatan.
Subyek penelitan ini adalah Masyarakat Dayak di Desa Loksado, sedangkan Obyek penelitiannya tentang praktik pembagian harta warisan Masyarakat Dayak Desa Loksado Kecamatan Loksado Kabupaten Hulu Sungai Selatan.
Untuk mendapatkan data digunakan teknik dokomentasi dan wawancara, kemudian melalui teknik analisis Diskriptif kualitatif, penelitian ini menghasilkan temuan:
Dari hasil penelitian disimpulkan bahwa pada 5 kasus dalam praktik pembagian harta warisan Masyarakat Dayak di Desa Loksado Kecamatan Loksado Kabupaten Hulu Sungai Selatan semuanya menggunakan kebiasaan dalam masyarakatnya dan tidak mengetahui akan pembagian harta warisan secara hukum Islam (faraidh) dan juga terkadang setelah pembagian tersebut malah lebih sering menimbulkan masalah dibanding dengan pembagian secara hukum islam.
DAFTAR PUSTAKA

Ali Ash-Shabuni, Muhammad, Pembagian Warisan Menurut Islam, Cet. II. (Jakarta: Gema Insani Press, 1996).

Rusli, Dimyati, Bahan Penyuluhan Hukum, (Jakarta : Depertemen Agama RI, 2000)

Yayasan Penyelenggaraan Penterjemah/Pentafsiran Al-Qur’an, Al-Qur’an dan Terjemahnya ( Jakarta: PT Intermasa, 1993).

Ibnu al-hajjaj al-Qusyairy Al-Naisabury, Imam Abi Husain Mislim, Sahih Muslim, Juz III,  (Indonesia: Maktabah Daklan, tth).
KH. Abid Bisri Mostafa, Terjemah Sahih Muslim, Jilid III, (Semarang: Asy Sifa, 1993).
Widjiono Wasis (eds), Ensiklopedi Nusantara, (Jakarta: Mawar Gempita, 1989).
Ali Parman, Kewarisam Dalam Al-Qur'an, (jakarta : Raja grafindo Persada, 1995),h. 23
[1] Ahmad Wirson Munawir, Al Munawwir Kamus Arab Indonesia, (Surabaya : Pustaka Progressif, 1997), h. 1550.
[1] Sayyid Sabiq, Fiqih Sunnah, (Bandung : al-Ma'arif, 1996) jilid 14, h. 235.
[1] Fatchur Rahman, Ilmu Waris, (Bandung : al- Ma'arif, 1975), h. 32.
Sajuti Thalib, Hukum Kewarisan Islam di Indonesia, (  Jakarta : Sinar Grafika, 1981), hal 1. 
[1]Yayasan Penyelenggaraan Penterjemah/Pentafsiran Al-Quran, Al-Quran dan Terjemahnya ( Jakarta: PT Intermasa, 1993), h. 116.
Imam Abi Husain Mislim ibnu al-hajjaj al-Qusyairy Al-Naisabury, Sahih Muslim, Juz III,  (Indonesia : Maktabah Daklan, tth) h. 1234.
[1] KH. Abid Bisri Mostafa, Terjemah Sahih Muslim, Jilid III, (Semarang : Asy Sifa, 1993), h. 146.
Abd Latif Wahid, Materi Kuliah Fikih Mawaris A, ( Banjarmasin: Depertemen Agama IAIN Antasari Fakultas Syari'ah, 2003), h. 7.
[1] A. Sukris Sarmadi, Transendensi Keadilan Hukum Waris Islam Transformatif, (Jakarta : PT Raja Grafindo Persada, 1997) cet 1. h. 33-34.
[1] Ahmad Rafiq, Fikih mawaris, (Jakarta : Rajawali Press, 1993), h. 22.
Abi Isa Muhammad bin Isa bin Saurah, Sunan At Turmuzi, Juz IV, (Beirut : Darul Fiqr, 1994), h. 36.
[1] Moh. Zuhri, et al, Terjemah Sunan At Tirmizi, (Semarang : Asy Syifa, 1992), h. 603
Muhammad Ali Al-Sabouni, Hukum Kewarisan menurut Al-Qur'an dan Sunnah, (Jakarta : Dar Al-Kutub Al-Islamiyah, 2005), h. 54.
Imam Abi Abdillah muhammad bin Ismail bin Ibrahim bin Al Bukhari, Sahih al-Bukhari, Juz VII, (Bairut : Darul Fiqr, 1981, h. 11.
Ahmad Sunarto, et all, Terjemah shahih Bukhari, Jilid VIII (Semarang : Asy-Syifa, 1993), h. 610.
Dahlan,Shaleh,M.D.Dahlan, Ayat-ayat Hukum Tafsir dan Uraian Perintah-perintah Dalam al-Qur'an, (Bandung : CV.Diponegoro, 1990), cet II, h 128-129.
[1] Ahmad Mustafa Al Maraghi, Tafsir Al Maraghi, (Beirut : Darul fiqr, 1973), h. 196.
[1] Rasyid Ridha, Tafsir Al Manar, (Mesir : Musthafa Al Bab, Al Halaby, 1974), h. 415.
Dimyati Rusli, Bahan Penyuluhan Hukum, (Jakarta : Depertemen Agama RI, 2000). h.200.

Untuk mendapatkan file skripsi / Thesis / PTK / PTS lengkap (Ms.Word),
hubungi : 081 567 745 700

AG 25 -Peranan Bimbingan Dan Penyuluhan Dalam Menanggulangi Kesulitan Belajar Siswa Di Madrasah


Peranan Bimbingan Dan Penyuluhan Dalam Menanggulangi Kesulitan Belajar Siswa Di Madrasah Tsanawiyah Nurul Hasaniyah Desa

ABSTRAK

Pentingnya bimbingan dan penyuluhan di sekolah menengah pada saat ini sangat diperlukan untuk mengantarkan anak didik kearah kedewasaan. Karenanya sekolah sebagai lembaga pendidikan formal yang memerlukan tenaga pembimbing yang professional. Di mana pembimbing tidak hanya menguasai bahan pelajar, tetapi juga menguasai nilai-nilai yang terdapat dalam pendidikan. Sehubungan dengan hal tersebut maka siswa dipengaruhi oleh proses pembimbing.
Di antara pertimbangan pokok yang mendasari pembahasan tersebut adalah persoalan ini merupakan persoalan esensial. Sebab terletak di tangan pembimbing kemungkinan berhasil atau tidak pencapaian belajar. Oleh karena itu perlu dilihat bagaimana peranan bimbingan dan penyuluhan dalam penanggulangan kesulitan belajar siswa.
Membahas tentang peranan bimbingan dan penyuluhan sekolah tidak terlepas dari proses belajar mengajar dalam proses antara pembimbing dan siswa bekerja sesuai dengan fungsinya masing-masing. Secara definitif bimbingan dan penyuluhan adalah orang yang pekerjaannya  mengajar dan mendidik serta sebagai pembimbing, sedangkan siswa atau anak adalah yang sedang belajar.
Berasarkan hal tersebut di atas, pembahasan skripsi ini adalah tentang peranan bimbingan  dan penyuluhan dalam penanggulangan kesulitan belajar siswa MTs. Wali Songo. Adapun yang menjadi pokok permasalahan dalam skripsi ini adalah tentang bagaimana peranan bimbingan dan penyuluhan dalam penanggulangan  kesulitan berlajar siswa MTs. Wali Songo
Sedangkan yang menjadi sub pokok permasalahan ini adalah tentang bagaimana peranan bimbingan dan penyuluhan dalam peanggulangan kesulitan belajar siswa dengan bimbingan yang bersifat preventif dan bimbingan yang bersifat kuraitif di MTs. Wali Songo.
Penelitian di lapangan dijadikan bahan masukkan untuk mengetahui situasi yang sebenarnya dan kegiatan bimbingan dan penyuluhan yang dilakukan di MTs. Wali Songo.
Dari hasil penelitian  lapangan diperoleh kesimpulan bahwa peranan bimbingan dan penyuluhan dalam penaggulangan kesulitan belajar siswa dengan bimbingan baik bimbingan yang bersifat preventif maupun yang bersifat kuratif  adalah cukup atau sedang, hal ini nampak pada aktifitas bimbingan dan penyuluhan yang dilaksanakan di MTs. Wali Songo
Demikian abstrak skripsi ini, yang setidaknya akan dapat memberikan gambaran umum tentang isi dari skripsi ini secara keseluruhan.
DAFTAR PUSTAKA

Ahmad, Abu 1978. Psikologi Pendidikan. Semarang : Rineka Cipta
Ahdjad, Nadjih 1995. Terjemahan al-Jami’ush Shaghir Jilid III, Surabaya : PT Bina Ilmu
Ahmadi, Abu dan Achmad Rohani. 1991. Bimbingan dan Konseling di Sekolah, Jakarta : Rineka Ilmu
AM, Sadirman . 1987. Interakasi dan Motivasi Belajar Mengajar, Jakarta : CV. Rajawali
Anshari, Hafi. 1983. Pengantar Ilmu Pendidikan, Surabaya: Usaha Nasional
Arifin, M. 1994. Teori Konseling Umum dan Agama, Jakarta : Golden Terayon Press.
Arikunto, Suharsimi. 1993. Prosedur Penelitian suatu PendekatanPraktek, Jakarta : PT. Rineka Cipta
Depdikbud, 1991. Kamus Besar  Bahasa Indonesia, PN. Balai Pustaka
Departemen Agama RI, 1984. al-qur-an dan Terjemahannya, Jakarta : Proyek Penaggndaan Kitab Suci al-qur-an
Faisal, Sanafiyah. 1990. Penelitian Kualitatif Dasar dan Aplikasi, Malang
Hadi, Sutrisno. 1989. Meteodologi Reseach.1, Yogyakarta : Andi Affset
Hadi, Sutrisno. 1990. Meteodologi Reseach.2, Yogyakarta : Andi Affset
Hamalik, Oemar, 1990, Metode Belajar dan Kesulitan-kesulitan Belajar. Bandung : Tarsito
Hamalik, Oemar. 1992, Psikologi Belajar Mengajar, Sinar Baru Algesindo
Moleong, Lexy J. 1998. Meteodologi Penelitian Kualitatif, Bandung : Remaja Rosdakarya
Mapiare, Andi. 1989. Pengantar Bimbingan dan Konseling di Sekolah, Surabaya : Usaha Nasional
Poerwadarminta, W.J.S. 1997. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka
Partowisastro, Koestoer. 1984. Diagnosa dan Pemecahan Kesulitan Belajar, Jakarta : Erlangga.
Surahmat, Winarno. 1989. Pengantar Penelitian, Dasar-dasar dan Teknik, Bandung : Tartito.
Sukardi, Dewa Ketut. 1983. Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah. Surabaya : Usaha Nasional.
Suryabrata, Sumadi. 1992. Psikologi Pendidikan, Yogyakarta : CV. Rajawali
Walgito, Bimo. 1995. Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah, Yogkayarta : Andi Offset.
……………., 1989. Undang-undang RI No. 2 Tahun 1989, Tentang Sistem Pendidikan Nasional, Semarang : Tugu Muda.

Untuk mendapatkan file skripsi / Thesis / PTK / PTS lengkap (Ms.Word),
hubungi : 081 567 745 700

AG 23 - PENGARUH PENERAPAN KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI (KBK) TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA DI MADRASAH


PENGARUH PENERAPAN KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI (KBK) TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA DI MADRASAH TSANAWIYAH MANBAIL FUTUH
BEJI – JENU – TUBAN

BAB I
PENDAHULUAN

Latar  Belakang Masalah

Kurikulum berasal dari bahasa Inggris “Curriculum” berarti Rencana Pelajaran. (S. Wojowasito-WJS. Poerwadarminta, 1980 : 36.).
Secara istilah, kurikulum adalah “seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu”. (Depag. RI. Dir. Jen. Kelembagaan Agama Islam, 2004 : 2).
Dari pengertian tersebut kurikulum sangat besar pengaruhnya dalam proses belajar mengajar disekolah, yang merupakan jembatan untuk tercapainya suatu tujuan Pendidikan Nasional.
Pada perkembangan dan perubahan yang terjadi dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara di Indonesia tidak terlepas dari pengaruh perubahan global, perkembangan ilmu pengetahuan dan tehnologi, serta seni dan budaya. Perkembangan dan perubahan yang secara terus menerus menuntut perlunya sistem Pendidikan Nasional termasuk penyempurnaan kurikulum untuk mewujudkan masyarakat yang mampu bersaing dan menyesuaikan diri dengan perubahan zaman tersebut.
Atas dasar tuntutan tersebut maka diperlukan suatu upaya peningkatan mutu pendidikan termasuk yang diselenggarakan di madrasah, yang dilakukan secara menyeluruh mencakup pengembangan dimensi manusia Indonesia seutuhnya, yakni aspek-aspek moral/akhlaq, pengetahuan, kesehatan, ketrampilan dan seni. Pengembangan pendidikan di madrasah dilakukan sesuai dengan kebutuhan, kondisi dan jatidiri madrasah pada seluruh aspeknya. Pengembangan aspek-aspek tersebut bermuara pada peningkatan dan pengembangan kecakapan hidup yang diwujudkan melalui pencapaian kompetensi peserta didik untuk bertahan hidup, menyesuaikan diri, dan berhasil dimasa datang. Dengan demikian peserta didik memiliki ketangguhan, kemandirian, dan jatidiri yang dikembangkan melalui kesinambungan. Oleh karena itu diperlukan penyempurnaan kurikulum yang berbasis pada kompetensi peserta didik.
Penyempurnaan kurikulum ini dilandasi oleh kebijakan-kebijakan yang dituangkan dalam peraturan perundang-undangan sebagai berikut :
  1. UUD 1945 dan Pembukaannya.
  2. Undang-Undang No. 20 tahun 2003 tentang sistem Pendidikan Nasional.
  3. Undang-Undang No. 22 tahun 1999 tentang Pemerintah Daerah, dan
  4. Peraturan Pemerintah No. 25 tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah dan Kewenangan Propinsi sebagai Daerah Otonom.
Undang-Undang No. 22 tahun 1999 tentang Pemerintah Daerah dan Peraturan Pemerintah No. 25 tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah dan Kewenangan Propinsi sebagai Daerah Otonom berimplikasi terhadap kebijakan pengelolaan pendidikan dari yang bersifat sentralistik ke desentralistik juga berimplikasi terhadap penyempurnaan kurikulum sekolah.
Penyempurnaan kurikulum tersebut mengacu pada Undang-Undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, yang berkenaan dengan pasal-pasal sebagai berikut :
  1. Pasal 3 yang menyatakan bahwa Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk waktu serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlaq mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
  2. Pasal 35 Ayat (1), yang menyatakan bahwa Sstandart Nasional Pendidikan terdiri atas standart isi, proses kompotensi lulusan, tenaga kependidikan, sarana dan prasarana, pengelolaan, pembayaran, dan penilaian pendidikan yang harus ditingkatkan secara berencana dan berkala.
  3. Pasal 37 Ayat (1), yang menyatakan bahwa pendidikan dasar dan menengah wajib memuat : Pendidikan Agama, Pendidikan Kewarganegaraan, Bahasa, Matematika, Ilmu Pentahuan Alam, Ilmu Pengetahuan Sosial, Seni dan Budaya, Pendidikan Jasmani dan Olah Raga, Ketrampilan/kejuruan, dan Muatan Lokal.
Berdasarkan uraian diatas, maka penulis tergugah mengangkat permasalahan yang dimaskud sebagai bukti bahwa kurikulum berbasis kompetensi akan lebih cocok dengan tujuan Pendidikan Nasional. Dan penulis ingin meneliti terhadap hasil belajar siswa di MTs. Manbail Futuh dengan menggunakan Kurikulum Berbasis Kompetensi.

Penegasan Judul

Untuk mempermudah pemahaman terhadap judul skripsi ini penulis perlu menjelaskan variabel-variabel yang ada dalam judul, yaitu :
Penerapan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK), sebagai variabel bebas.
Penerapan adalah pemasangan, pengenaan ; perihal mempraktikkan. (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1988 : 935).
Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) adalah “suatu konsep menekankan pada pengembangan kemampuan melakukan (kompetensi) tugas-tugas dengan standart performansi tertentu, sehingga hasilnya dapat dirasakan oleh peserta didik berupa penugasan terhadap seperangat kompetensi tertentu”. (E. Mulyasa, 2003 : 39).

Hasil belajar siswa sebagai variabel terikat.
Menurut S. Nasution (1983 : 3), hasil belajar atau prestasi siswa adalah “hasil yang telah dicapai dalam bentuk perubahan kelakuan anak berdasarkan pengalaman dan pelatihan”.
Sedangkan menurut Sumartono (1976 : 8) tes hasil belajar adalah “suatu nilai yang menunjukkan hasil tertinggi dalam belajar yang dapat dicapai menurut kemampuan anak dalam bidang studi tertentu”.
Berdasarkan pengertian-pengertian diatas yang dimaskud dengan judul skripsi ini adalah Penerapan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) di Madrasah Tsanawiyah Manbail Futuh sejauh mana berpengaruh terhadap hasil belajar siswa.

Alasan Pemilihan Judul

Penulisan skripsi ini mempunyai alasan sebagai berikut :
Kurikulum merupakan komponen yang amat penting di dunia pendidikan, karena kurikulum merupakan suatu usaha yang menjembatani tercapainya Pendidikan Nasional.
Kurikulum Berbasis Kompetensi baru diterapkan secara nasional pada tahun 2004-2005 sehingga sangat perlu sendini mungkin diadakan penelitian.
Hasil belajar siswa merupakan suatu tahapan yang harus dicapai dalam pebelajaran sebagai tolak ukur dari keberhasilan penerapan suatu kurikulum.

Rumusan Masalah

DAFTAR KEPUSTAKAAN



-          Abu Bakar Muhammad, Drs., Pedoman Pendidikan dan Pengajaran, Surabaya, Usaha Nasional, 1981.

-          Ametembun, N.A, Evaluasi Belajar Kriteria-kriteria dan Tehnik, Filsafat IKIP, Bandung, 1981.

-          Arikunto Suharsimi, Dr. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta, Rineka Cipta, 1993.

-          Departemen Dalam Negeri, Petunjuk Administrasi Sekolah Menengah Program Pengajaran, Depdikbud, 1983.

-          Depag Dirjen Kelembagaan Agama Islam Kurikulum 2004, Standart Kompetensi, Jakarta, 2004.

-          Depag Dirjen Kelembagaan Agama Islam, Kurikulum 2004 Pedoman Umum Pengembangan Silabus, Jakarta, 2004.

-          Depag Dirjen Kelembagaan, Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum 2004, Jakarta, 2004.

-          Depdiknas, Model-model Pembelajaran, Surabaya, 2004.

-          Depdiknas, Pengembangan Kurikulum dan Sistem Pengujian Berbasis Kompetensi, Surabaya, 2002.

-          Depdiknas, Pedoman Portofolio untuk Penilaian, Surabaya, 2003 – 2004.

-          Depdiknas, Undang-undang RI Nomor : 20 Tahun Tentang Sistem Pendidikan Nasional Tahun 2003, PT. Sekala Jalmakarya, 2003.

-          Depdikbud R.J, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta, 1988.


-          Depdikbud, Kedudukan Evaluasi Dalam Pembelajaran, Jakarta, 2002.

DAFTAR PUSTAKA HANYA SEBAGIAN

Untuk mendapatkan file skripsi / Thesis / PTK / PTS lengkap (Ms.Word),
hubungi : 081 567 745 700