Kamis, 28 Februari 2013

PTK SD 164 - MENINGKATKAN HASILBELAJAR PKn


MENINGKATKAN HASILBELAJAR PKn
PADA SISWA KELAS VI SDN SUKABUMI SELATAN 06 PAGI
MELALUI IMPLEMENTASI KOOPERATIF LEARNING
TAHUN PELAJARAN 2007/2008 SEMESTER II

ABSTRAK


ABD.KARIM, 2008: Meningkatkan Hasil Belajar PKn Pada Siswa Kelas VI SDN Sukabumi Selatan 06 Pagi Melalui Implementasi Kooperatif  Learning  Tahun Pelajaran 2007/2009 Semester II.

Kata Kunci            : Kooperatif Learning, PKn.


        Penelitian Tindakan Kelas ini bertujuan meningkatkan hasil belajar PKn siswa dengan menggunakan pembelajaran Kooperatif Learning.
        Penelitian dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri Sukabumi Selatan 06 Pagi Kebon Jeruk Jakarta Barat dengan subjek pelaku tindakan 1 guru dan subjek penerima tindakan adalah 43 siswa kelas VI.
        Penelitian ini dilaksanakan sebanyak 3 siklus, setiap siklus menggunakan prosedur tindakan yaitu perencanaan, pelaksanaan tindakan, pengamatan dan refleksi.
        Hasil evaluasi membuktikan, setelah dilakukan tindakan siklus pertama hasil belajar siswa baru mencapai 52%,sedangkan siklus yang kedua mencapai 76 % dan pada siklius ke tiga mencapai 100 % sedangkan prosentase keaktifan siswa pada siklus pertama 51.11% ,siklus kedua 68.44 % dan siklus ketiga 88.44%.
        Secara statistik terdapat peningkatan hasil belajar PKn pada siklus pertama, kedua dan ketiga sejalan dengan peningkatan keaktifan siswa dalam pembelajaran.
        Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa penggunanan pendekatan Kooperatif Learning dapat meningkatkan hasil belajar PKn siswa materi ajar ASEAN di SDN Sukabumi Selatan 06 Pagi Jakarta Barat.

BAB I
PENDAHULUAN


A.       Latar Belakang Masalah

Selama ini  proses pembelajaran  PKn di kelas VI kebanyakan masih mengunakan metode ceramah dimana guru memberikan pengetahuan kepada siswa yang duduk, diam, dengar, catat dan hafal. Sehingga Kegiatan Belajar Mengajar menjadi monoton dan kurang menarik perhatian siswa. Kondisi seperti itu tidak akan  meningkatkan kemampuan siswa dalam memahami mata pelajaran PKn. Akibatnya nilai akhir yang dicapai siswa tidak seperti yang diharapkan. Di kelas VI selama ini siswanya masih kurang aktif dalam hal bertanya dan menjawab,  hasil yang dicapai siswa kelas VI  sangat jauh dari memuaskan, dimana hanya mendapat daya serap kurang dari  berdasarkan analisis situasi/latar belakang diatas maka penulis berkeinginan untuk memperbaiki/mengadakan inovasi pembelajaran. Pembelajaran  PKn sebenarnya mempunyai peran yang sangat penting. Mata pelajaran PKn diharapkan akan mampu membentuk siswa yang ideal memiliki mental yang kuat, sehingga dapat mengatasi permasalahan yang akan   dihadapi.
Memperhatikan permasalahan diatas, sudah selayaknya dalam pengajaran PKn dilakukan suatu inovasi. Jika dalam pembelajaran yang  terjadi sebagian besar dilakukan oleh masing-masing siswa , maka dalam penelitian ini akan diupayakan peningkatan pemahaman siswa melalui pembelajaran kooperatif. Pembelajaran kooperatif merupakan suatu pendekatan pengajaran yang efektif dalam pencapaian tujuan pendidikan ,khususnya dalam Keterampiln Interpersonal siswa. Diharapkan melalui pembelajaran kooperatif  dapat meningkatkan pemahaman siswa pada mata pelajaran PKn. Serta semangat kebersamaan  dan saling membantu dalam menguasai materi PKn. Sehingga siswa dapat meningkatkan pemahaman  yang optimal terhadap mata pelajaran PKn.
Permasalahan dalam penelitian ini  adalah  tindakan apa yang dilakukan guru untuk meningkatkan hasil belajar  siswa pada mata pelajaran PKn. banyak faktor yang mungkin bisa menjadi penyebab terjadi permasalahan tersebut diatas. Dengan merefleksi bersama antar guru teridentifikasi akar permasalahan diduga penyebab masalah tersebut, yaitu penggunaan strategi pembelajaran yang dilakukan guru PKn masih konvensional, dominasi guru dalam kelas dominan

B.       Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas  maka masalah pada Penelitian Tindakan Kelas ini dapat diidentifikasikan sebagai berikut :
  1. Hasil belajar Pkn di Sekolah Dasar Negeri Sukabumi Selatan 06 Pagi   masih rendah
  2. Pembelajaran PKn masih menggunakan metode yang kurang bervariasi
  3. Strategi pembelajaran yang dilakukan guru PKn masih konvensional
  4. Pendekatan pembelajaran dengan metode ceramah yang tidak efektif


C.      Pembatasan dan perumusan Masalah

Masalah dalam PTK ini dibatasi  pada rendahnya hasil belajar PKn siswa pada materi ajar ASEAN  di Sekolah  Dasar Negeri Sukabumi Selatan 06 Pagi.  
Adapun rumusan masalahnya adalah Apakah pembelajaran menggunakan metode pembelajaran kooperatif dapat meningkatkan pemahaman siswa pada materi ajar ASEAN di kelas VI SD Negeri Sukabumi Selatan 06 Pagi ?

D.      Tujuan Penelitian

Tujuan PTK ini adalah untuk memperbaiki peningkatan hasil belajar  pada mata Pelajaran PKn dengan mengubah strategi pembelajaran yaitu dengan Kooperatif Learning

Hipotresis Tindakan

Pembelajaran menggunakan Kooperatif Learning akan meningkatkan hasil belajar PKn di Sekolah Dasar Negeri Sukabumi Selatan 06 Pagi.    

Manfaat hasil Penelitian

Hasil Penelitian ini akan bermanfaat bagi guru bidang studi PKn untuk:

DAFTAR PUSTAKA

Abror, Abd Rachman. 1993. Psikologi Pendidikan. Yogyakarta: Tiara Wacana.

Alwasilah, Chaedar . 2000. Perspektif Pendidikan bahasa Inggris di Indonesia dalam Konteks Persaighan Global. Bandung: Andira.
Arikunto, Suharsimi, Suhardjono, dan Supardi, 2006, Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta, Bina Aksara
Hamalik, Oemar . 1990. Kurukulum dan Pembelajaran . Jakarta: Bumi aksara.

Hilgard & Bower.1975. Terjemahan dalam Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan. Bandung: Remaja Rosda Karya.

Nawawi, Hadari. 1981. Pengaruh Hubungan Manusiawi di kalangan Murid terhadap Prestasi Belajar di Sekolah.Yogyakarta. IKIP Yogyakarta.

Sujana, Nana . .2000. Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algensindo.

Surakhmad, Winarno .1979.Metodologi Pengajaran Nnasional. Jakarta:Jemmers.



Untuk mendapatkan file skripsi / Thesis / PTK / PTS lengkap (Ms.Word),
hubungi : 081 567 745 700

PTK SD 163 - PENGGUNAAN KARTU BILANGAN KALIPATAN


PENGGUNAAN KARTU BILANGAN KALIPATAN
UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR
MATEMATIKA SISWA KELAS III
SDN 7 BATUR

RINGKASAN

PENGGUNAAN KARTU BILANGAN KALIPATAN UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS III SEKOLAH DASAR NEGERI 7 BATUR TAHUN PELAJARAN 2007/2008

Oleh  :  I Nyoman Kawan, S.Pd
            Kepala SD/Guru DN 7 Batur

            Peningkatan minat dan perhatian siswa sejak awal mulai masuknya di lembaga pendidikan merupakan potensi yang diperlukan dalam pembelajaran untuk meraih peningkatan prestasi belajar. Sejalan dengan itu system pembelajaran yang masih bersifat tradisi dihindarkan. Oleh karena itu dalam kehidupan sehari-hari masalah matematika sudah merupakan kebutuhan yang tidak terhindari. Setiap orang selalu menggunakan matematika dalam setiap kegiatannya.
            Untuk memperoleh hasil yang diharapkan penulis melakukan refleksi terhadap proses pembelajaran dan melalui penggunaan kartu bilangan kalipatan yang merupakan alat yang digunakan untuk menarik minat, dan perhatian siswa dalam pembelajaran konsep dasar perkalian. Hal ini dapat dibuktikan dari hasil pengamatan yang diperoleh sebelum penggunaan kartu bilangan kalipatan nilai rata-ratanya pada siklus satu adalah 6,7 dan siklus kedua adalah 7,2. Jadi adanya peningkatan sebesar 0,3 pada siklus satu, dan 0,5 pada siklus kedua. Sedangkan dari hasil tugas harian berupa hasil ulangan, nilai rata-rata diperoleh sebelum penggunaan kartu bilangan kalipatan adalah 5,8 dibandingkan setelah penggunaannya nilai yang diperoleh adalah 8,4 sehingga adanya peningkatan 1,6 dari siklus satu.
            Persentase hasil pembelajaran setiap siklus dari sebelum penggunaan kartu bilangan kalipatan dibandingkan setelah penggunaannya adanya peningkatan yaitu 27,8% sebelum penggunaannya naik menjadi 55% pada siklus satu dan 88,9% pada siklus kedua.
            Dilihat perbandingan dari hasil pembelajaran pada setiap siklus adanya peningkatan hasil pembelajaran dari 18 orang siswa, 14 orang adanya peningkatan yaitu 78% dan hanya 4 orang siswa hasilnya tetap yaitu 22%.
            Dengan demikian bahwa prestasi belajar secara signifikan dipengaruhi oleh motivasi dan semangat belajar rendah baik di sekolah yang merupakan pengembangan system pembelajaran oleh guru, maupun di rumah oleh orang tua sebagai motivasi untuk meningkatkan minat dan kemauan belajar siswa.

BAB I
PENDAHULUAN


1.1  Latar Belakang Masalah
              Matematika merupakan suatu bahan kajian yang memiliki objek abstrak dan dibangun melalui proses penalaran deduktif, yaitu kebenaran suatu konsep diperoleh sebagai akibat logis dari kebenaran sebelumnya sudah diterima, sehingga keterbatasan antar konsep dalam matematika bersifat sangat kuat dan jelas (Depdiknas, 2004:23).
              Kata abstrak sering diartikan sebagai sesuatu yang tidak dapat dijangkau, sesuatu yang sukar dipahami, sesuatu yang tidak dapat dibayangkan. Ini dapat memunculkan salah pengertian di kalangan masyarakat bahwa matematika sering dihubungkan dengan sesuatu yang sulit atau susah. Matematika hanyalah sumber masalah yang membosankan dan menyusahkan. Fakta di lapangan menunjukkan bahwa ada siswa yang merasa tegang jika waktunya tiba untuk belajar matematika di sekolah. Tidak jarang pula siswa takut ke sekolah karena tidak mengerjakan tugas apabila tidak dapat mengerjakan PR. Di kalangan orang tua siswa memandang pelajaran matematika adalah sesuatu yang baru dan sulit dipelajari, kurangnya minat belajar matematika sehingga prestasi belajar matematika rendah. Guru yang mengajarkan matematika sering diasosiasikan sebagai sosok yang tidak ramah dan suka menghukum. Atribut-atribut semacam ini yang sering menjadikan matematika semakin tidak disukai dan ditakuti.
              Matematika tidaklah demikian, karena dapat dijangkau dan dipelajari oleh siapa saja. Setiap orang baik langsung maupun tidak langsung sebenarnya telah menggunakan matematika dalam kehidupannya sehari-hari. Contoh sederhana misalnya dalam menentukan panjang jalan, kecepatan, luas tanah, luas bangunan, berbelanja atau menukarkan uang, mengukur tinggi badan, menimbang berat badan, memasang ubin lantai dan lain-lain.
              Berdasarkan pengalaman pembelajaran yang dialami langsung oleh peneliti bahwa siswa masih banyak mengalami kesulitan dalam memahami matematika khususnya berhitung. Banyak upaya yang sudah dilakukan guru dalam pembelajaran matematika khususnya bilangan perkalian, yaitu dengan menggunakan alat peraga yang berupa kapur, lidi, dan batang bambu. Namun pemahaman siswa tentang bilangan perkalian serta keyakinan siswa dalam proses belajar mengajar masih kurang. Pemahaman yang dimaksud adalah tingkat penguasaan tentang konsep dasar perkalian.
Bilangan perkalian merupakan bagian dari matematika yang telah menyatu dengan kehidupan manusia karena bilangan perkalian banyak digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Pemahaman terhadap bilangan perkalian beserta operasinya adalah sesuatu hal yang sangat penting bagi manusia untuk dapat hidup di dalam lingkungannya, mengingat pentingnya bilangan tersebut perlu ditanamkan kepada anak sedini mungkin.
              Berdasarkan fakta di atas, telah banyak cara yang digunakan untuk meningkatkan minat dan prestasi belajar matematika, seperti memberikan pujian kepada siswa yang mampu, memberikan hadiah, tidak menghukum, belajar sambil bermain, penggunaan media pembelajaran yang sesuai dan lain-lain.
              Pembelajaran matematika di SD merupakan salah satu kajian yang selalu menarik untuk dikemukakan, karena adanya perbedaan karakteristik khususnya antara hakikat anak dengan hakikat matematika.
              Untuk itu diperlukan adanya jembatan yang dapat menetralisir perbedaan atau pertentangan tersebut. Hal ini karena tahap berpikir mereka masih belum formal. Apalagi di kelas-kelas rendah sebagian besar dari mereka berpikirnya masih berada tahapan konkret.
              Keberhasilan pembelajaran matematika pada khususnya dapat diukur dari keberhasilan siswa yang mengikuti kegiatan pengajaran. Keberhasilan tersebut dapat diamati dari hasil evaluasi, tingkat pemahaman dan penguasaan yang ditetapkan. 
              Dari hasil pengamatan yang dilakukan ternyata 35% yang aktif dan 65% kurang berminat terhadap pelajaran matematika. Dilihat dari hasil ulangan umum semester I tahun pelajaran 2007/2008 nilai rata-ratanya adalah 4,0 dari hasil analisis soal yang tidak mampu dijawab adalah soal dari konsep bilangan perkalian.
              Keberhasilan siswa pada tingkat pemahaman dan penguasaan materi dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti : minat, kurangnya kesiapan belajar, dan pengembangan strategi pembejalaran. Bertolak dari permasalahan tersebut maka penguasaan terhadap perkalian belum dapat dipahami siswa sehingga perlu ditanamkan konsep perkalian lebih mendalam.
              Untuk meningkatkan hasil belajar dan menarik minat perhatian siswa terhadap pembelajaran matematika, penulis telah mencoba menggunakan kartu bilangan kalipatan.

1.2  Rumusan Masalah Penelitian
              Berdasarkan latar belakang dan pemikiran pemecahan masalah di atas dapatlah dirumuskan permasalahan penelitian sebagai berikut :
1.             Apakah dengan menggunakan kartu bilangan kalipatan dalam pembelajaran matematika dapat menarik minat siswa kelas III Sekolah Dasar Negeri 7 Batur ?
2.             Apakah dengan menggunakan kartu bilangan kalipatan dapat meningkatkan prestasi hasil belajar siswa kelas III Sekolah Dasar Negeri 7 Batur ?
3.             Bagaimanakah persentase hasil pembelajaran penggunaan kartu bilangan kalipatan terhadap prestasi hasil belajar siswa ?

1.3  Tujuan Penelitian
              Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan penelitian dapat dituliskan sebagai berikut :
1.             Menarik minat siswa kelas III Sekolah Dasar Negeri 7 Batur dalam pembelajaran matematika.
2.             Meningkatkan prestasi hasil belajar matematika siswa kelas III Sekolah Dasar Negeri 7 Batur.
3.             Memudahkan pemahaman terhadap penguasaan penanaman konsep perkalian pelajaran matematika yang disajikan sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas III Sekolah Dasar Negeri 7 Batur.

1.4  Manfaat Penelitian
            Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi yang besar pada proses pembejaran dan hasil belajar siswa sebagai berikut :
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 1993. Manajemen Mengajar Secara Manusiawi. Jakarta : Rineka Cipta.
…….…, 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta : Rineka Cipta.
…….…, 2007. Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta : PT. Bumi Aksara.
Ali, Muhamad. 1992. Guru Dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung : Sinar Baru Algesindon.
Depdikbud, 1982. Laporan Sementara Studi Perkembangan Kognitif Anak. Jakarta: Depdikbud.
………….., 1995/1996. Petunjuk Pelaksanaan Kegiatan Belajar Mengajar Sekolah Dasar Jakarta : Depdikbud.
………….., 1994. Metodik Khusus Pengajaran Berhitung di SD. Jakarta: Ditjen. Dikdasmen Depdikbud.
Dalyono,M. 1997. Psikologi Pendidikan. Jakarta : Rineka Cipta.
Erman Suherman, 1993/1994. Evaluasi Proses dan Hasil Belajar Matematika Model I Sampai VI. Depdikbud dan UT Jakarta.
Ibrahim. Ct al. 1992. Pengantar Teknologi Pendidikan Malang : Lab Jurusan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan FIP IKIP Malang.
Netra, Drs.Ida Bagus, 1979.Metodologi Penelitian. Singaraja : Universitas Udayana.
Nurkancana, Drs. Wayan dan Drs. P.P.N. Sumartana, 1986. Evaluasi Pendidikan Surabaya : Usaha Nasional.
Nasution,Joehi, 1993. Materi Pokok Psikologi Pendidikan Jakarta : Universitas Terbuka.
Russefend dkk. 1992. Pendidikan Matematika 3. Jakarta : Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Proyek Pembinaan Tenaga Kependidikan Pendidikan Tinggi.
Robinson,D.N.Adjai. 1998. Azas-azas Praktek Mengajar Kriteria Baru dalam Program Pengajaran. Terjemahan George Allen dan Unwin.Princiles and Practice of Teaching 1980. Jakarta : Bharata.
Suryobroto,B.1997. Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Jakarta : PT. Rineka Cipta.
Soedjadi R. 1999. Kiat Pendidikan Matematika di Indonesia. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional, Singajraja.
Surakhmad,M.Sc.Ed.Prof.Dr. Winarno. 1982. Pengantar Penelitian Ilmiah, Dasar Metode Teknik. Bandung : Tarsito.

Untuk mendapatkan file skripsi / Thesis / PTK / PTS lengkap (Ms.Word),
hubungi : 081 567 745 700

PTK SD 162 - UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS MENGGUNAKAN MEDIA


UPAYA MENINGKATKAN HASIL  BELAJAR IPS
MENGGUNAKAN MEDIA  SOFTWARE  PEMBELAJARAN
PADA SISWA KELAS IV SDN SUKABUMI SELATAN 06 PAGI
( Tahun Pelajaran 2005/2006 Semester I )

ABSTRAK

Abd.Karim, 2005.Upaya Meningkatkan Hasil  Belajar IPS Menggunakan  Media  Software  Pembelajaran Pada Siswa Kelas IV SDN Sukabumi Utara 04 Pagi Tahun Pelajaran 2005/2006 Semester I.

Kata kunci: Hasil belajar IPS, Media pembelajaran, Software pembelajaran
Pada era global seperti sekarang ini teknologi berkembang sangat pesat. Demikian pula dengan perkembangan dunia komputer yang semakin canggih. Berbagai program baru bermunculan dan membuat kita semakin mudah untuk mencari program-program yang kita inginkan. Kemajuan teknologi komputer sangat membantu dalam penyampaian materi pelajaran. Disamping itu kemajuan teknologi akan lebih mudah kita pelajari apabila kita telah menguasai bahasa Inggris dengan baik.
Penelitian tindakan kelas ini dilakukan di SDN Sukabumi Selatan 06 Pagi Kecamatan Kebon Jeruk Jakarta Barat yang dilaksanakan pada bulan Nopember 2005 dengan obyek siswa kelas empat sebanyak 20 siswa dengan model tindakan kolaboratif partisipatif selama 3 siklus penelitian. Data penelitian terdiri dari data kuantitatif dan data kualitatif yang kemudian dianalisis menggunakan analisis deskriptif model interaktif.
Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar IPS pada pokok bahasan keragaman suku budaya dan peninggalan sejarah yang ditunjukkan oleh data berikut: nilai rata-rata SiklusI 7,0, nilai rata-rata SiklusII 7,7, dan nilai rata-rata SiklusIII 8,2. Selain hasil belajar berupa data kualitatif yaitu hasil tes, juga ada peningkatan kemampuan siswa untuk bertanya dan mengungkapkan pendapat, memecahkan masalah, dan pembelajaran lebih aktif hal tersebut ditunjukkan pada gambar 6 halaman 41.
Dari hasil penelitian disimpulkan bahwa ada peningkatan hasil belajar IPS siswa menggunakan media software pembelajaran IPS. Selain itu penggunaan software pembelajaran IPS menjadikan pembelajaran lebih aktif dan meningkatnya minat siswa untuk belajar.

BAB    I
PENDAHULUAN

A.        Latar belakang masalah
Siswa pada prinsipnya memiliki potensi pikir yang multiple, oleh karena itu pembelajaran harus dirancang untuk membangkitkan multiple integences tersebut. Dalam pembelajaran di sekolah peranan media sangat membantu guru dan siswa dalam proses pembelajaran. Oleh karena itu penggunaan media harus mampu meningkatkan kreatifitas, pemahaman yang luas, akan tetapi tetap menyenangkan.
Makna dan hakikat belajar diartikan sebagai proses membangun makna/pemahaman terhadap informasi dan/atau pengalaman. Proses membangun makna tersebut dapat dilakukan sendiri oleh siswa atau bersama orang lain. Proses itu disaring dengan persepsi, pikiran (pengetahuan awal), dan perasaan siswa (Indra Jati Sidi, 2004:4). Belajar bukanlah proses menyerap pengetahuan yang sudah jadi bentukan guru. Buktinya, hasil ulangan siswa berbeda-beda padahal mendapat pengajaran yang sama, dari guru yang sama, dan pada saat yang sama.
Pembelajaran yang bermakna akan membawa siswa pada pengalaman belajar yang mengesankan. Pengalaman yang diperoleh siswa akan semakin berkesan apabila proses pembelajaran yang diperolehnya merupakan hasil dari pemahaman dan penemuannya sendiri. Dalam konteks ini siswa mengalami dan melakukannya sendiri. Proses pembelajaran yang berlangsung melibatkan siswa sepenuhnya untuk merumuskan sendiri suatu konsep. Keterlibatan guru hanya sebagai fasilitator dan moderator dalam proses pembelajaran tersebut.
Merunut Kurikulum Berbasis Kompetensi yang disempurnakan dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) bahwa setiap individu mempunyai potensi yang harus dikembangkan, maka proses pembelajaran yang cocok adalah yang menggali potensi anak untuk selalu kreatif dan berkembang oleh karena itu pembelajaran harus tetap sesuai tujuan tapi tetap menyenangkan sesuai perkembangan psikologis peserta didik.
Namun kenyataan di lapangan belum menunjukkan ke arah pembelajaran yang bermakna. Para pendidik masih perlu penyesuaian dengan KTSP, para guru sendiri belum siap dengan kondisi yang sedemikian plural sehingga untuk mendesain pembelajaran yang bermakna masih kesulitan. Sistem pembelajaran duduk tenang, mendengarkan informasi dari guru sepertinya sudah membudaya sejak dulu, sehingga untuk mengadakan perubahan ke arah pembelajaran yang aktif, kreatif, menyenangkan agak sulit
Berdasarkan pengamatan awal terhadap proses pembelajaran IPS di Kelas IV SDN Sukabumi Utara 06 Pagi Kecamatan Kebon Jeruk Jakarta Barat diperoleh informasi bahwa selama proses pembelajaran, guru belum memberdayakan seluruh potensi dirinya sehingga sebagian besar siswa belum mampu mencapai kompetensi individual yang diperlukan untuk mengikuti pelajaran lanjutan. Beberapa siswa belum belajar sampai pada tingkat pemahaman. Siswa baru mampu menghafal fakta, konsep, prinsip, hukum, teori, dan gagasan inovatif lainnya pada tingkat ingatan, mereka belum dapat menggunakan dan menerapkannya secara efektif dalam pemecahan masalah sehari-hari yang kontekstual. Selain itu penggunaan media pembelajaran juga masih kurang.
Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) juga tidak luput dari kecenderungan proses pembelajaran teacher centered. Kondisi demikian tentu membuat proses pembelajaran hanya dikuasai guru. Apalagi pembelajaran IPS merupakan mata pelajaran sarat materi sehingga siswa dituntut memiliki pemahaman yang holistik terhadap materi yang disampaikan guru.
Upaya untuk membangkitkan motivasi siswa Kelas IV SDN Sukabumi Utara 06 Pagi Kecamatan Kebon Jeruk Jakarta Barat dalam pembelajaran IPS sudah dilakukan guru kelas dengan berbagai macam cara, seperti memberi kesempatan siswa untuk bertanya dan mengemukakan gagasan, serta mendesain pembelajaran dalam bentuk diskusi kelompok, pemanfaatan  media pembelajaran yang ada. Terkait belum optimalnya hasil belajar IPS siswa Kelas IV SDN Sukabumi Utara 06 Pagi Kecamatan Kebon Jeruk Jakarta Barat maka peneliti berupaya untuk meningkatkan prestasi belajar IPS pada pokok bahasan keragaman suku bangsa dan budaya dan pokok bahasan peninggalan sejarah secara kolaborasi sebagai salah satu alternatif pembelajaran bermakna yang bermuara pada pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan.
Berdasarkan kondisi tersebut maka peneliti tergerak untuk melakukan penelitian tindakan kelas dengan judul: "  Upaya meningkatkan Hasil Belajar IPS Menggunakan Software Pembelajaran  Siswa Kelas IV SDN Sukabumi Utara 06 Pagi Kecamatan Kebon Jeruk Jakarta Barat”

B.         Identifikasi masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, masalah-masalah dalam penelitian ini dapat diidentifikasi sebagai berikut:
DAFTAR PUSTAKA

Suharsimi Ariknto, Suhardjono, Supardi. 2006. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara.

Depdiknas. 2001. Buku 1 Manajemen Peningkatan Mutu Pendidikan Berbasis Sekolah. Jakarta: Depdiknas.

………….. 2002. Petunjuk Pelaksanaan Penilaian Kelas di SD, SDLB, SLB Tingkat Dasar, dan MI. Jakarta: Depdiknas.

Hamalik. 1994. Media Pendidikan. Bandung : Citra Aditya Bakti

Indra Jati Sidi. 2004. Pelayanan Profesional, Kegiatan Belajar-Mengajar yang Efektif. Jakarta: Puskur Balitbang Depdiknas.

Nasution. 1996. Metode Research. Jakarta: Bumi Aksara

------------. 2000. Didaktik Asas-asas Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara

------------ 2005. Berbagai Pendekatan Dalam Proses Belajar Mengajar.Jakarta: Bumi Aksara

 Nana Sudjana. 2002. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Puskur Balitbang Depdiknas. 2003. Model-model Pembelajaran Efektif. (www.puskur_balitbang_depdiknas.com).upadate 28 Agustus 2007.

Rohani, Ahmad. 1997. Media Instruktsional Edukatif. Jakarta: Rineka Cipta

Rahadi, Ansto. 2003. Media Pembelajaran Jakarta : Dikjen Dikti Depdikbud

Sudjana. 2001. Media Pengajaran. Jakarta : Sinar Baru Algensindo

Tim Penyusun, 2003, Belajar Sejarah dan Budaya, Jakarta: Elex Media Komputindo



Untuk mendapatkan file skripsi / Thesis / PTK / PTS lengkap (Ms.Word),
hubungi : 081 567 745 700

PTK SD 161 - MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR ILMU PENGETAHUAN SOSIAL


MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR ILMU
PENGETAHUAN SOSIAL MELALUI PEMBELAJARAN
KOOPERATIF MODEL STAD
PADA SISWA KELAS 6 SEKOLAH DASAR NEGERI  7 BATUR
TAHUN 2007/2008

RINGKASAN

Judul:       Meningkatkan Prestasi Belajar Ilmu Pengetahuan Sosial Melalui        Pembelajara Kooperatif Model STAD pada Siswa Kelas VI SDN 7 Batur      Tahun Pelajaran 2007/2008


Oleh  :    I Nyoman Kawan, S.Pd
                Kepala SD/Guru DN 7 Batur


                Berbagai dampak negatif dalam menggunakan metode kerja kelompok     tersebut seharusnya bisa dihindari jika saja guru mau meluangkan lebih banyak waktu dan perhatian dalam mempersiapkan dan menyusun metode kerja kelompok. Yang diperkenalkan dalam metode pembelajaran cooperative learning bukan sekedar kerja kelompok, melainkan pada penstrukturannya. Jadi, sistem pengajaran cooperative learning bisa didefinisikan sebagai kerja/belajar kelompok yang terstruktur. Yang termasuk di dalam struktur ini adalah lima unsur pokok (Johnson & Johnson, 1993), yaitu saling ketergantungan positif, tanggung jawab individual, interaksi personal, keahlian bekerja sama, dan proses kelompok.
                Penelitian ini berdasarkan permasalahan: (a) Apalah pembelajaran kooperatif model STAD dapat meningkatkan prestasi hasil belajar ilmu pengetahuan sosial? (b) Seberapa tinggi tingkat penguasaan materi pelajaran ilmu pengetahuan sosial dengan diterapkannya metode pembelajaran kooperatif model STAD?
                Tujuan dari penelitian ini adalah: (a) Untuk mengungkap prestasi hasil pembelajaran kooperatif model STAD terhadap hasil belajar ilmu pengetahuan sosial. (b) Ingin mengetahui seberapa jauh pemahaman dan penguasaan mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial setelah diterapkannya pembelajaran kooperatif model STAD.
                Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan (action research) sebanyak   tiga putaran. Setiap putaran terdiri dari empat tahap yaitu: rancangan, kegiatan dan pengamatan, refleksi, dan refisi. Sasaran penelitian ini adalah siswa Kelas 6 SDN 7 Batur Tahun Pelajaran 2007/2008 Data yang diperoleh berupa hasil tes formatif,   lembar observasi kegiatan belajar mengajar.
                Dari hasil analisa didapatkan bahwa prestasi belajar siswa mengalami peningkatan dari siklus I samai siklus III yaitu, siklus I (60,71%), siklus II (75,00%), siklus III (89,29%).
                Simpulan dari penelitian ini adalah metode kooperatif model STAD dapat berpengaruh positif terhadap motivasi belajar Siswa Kelas 6 SDN 7 Batur, serta    model pembelajaran ini dapat digunakan sebagai salah satu alternative ilmu pengetahuan sosial.
               
BAB I
PENDAHULUAN

A.     Latar Belakang Masalah
                 Pada abad 21 ini, kita perlu menelaah kembali praktik-praktik pembelejaran di sekolah-sekolah. Peranan yang harus dimainkan oleh dunia pendidikan dalam mempersiapkan anak didik untuk berpartisipasi secara utuh dalam kehidupan bermasyarakat di abad 21 akan sangat berbeda dengan peranan tradisional yang selama ini dipegang oleh sekolah-sekolah.
                 Ada persepsi umum yang sudah berakar dalam dunia pendidikan dan juga sudah menjadi harapan masyarakat. Persepsi umum ini menganggap bahwa sudah merupakan tugas guru untuk mengajar dan menyodori siswwa dengan muatan-muatan informasi dan pengetahuan. Guru perlu bersikap atau setidaknya dipandang oleh siswa sebagai yang mahatahu dan sumber informasi. Lebih celka lagi, siswa belajar dalam situasi yang membebani dan menakuktkan karena dibayangi oleh tuntutan-tuntutan mengejar nilai-nilai tes dan ujian yang tinggi.
                 Tampaknya, perlu adanya perubahan paradigma dalam menelaah proses belajar siswa dan interaksi antara siswa dan guru. Sudah seyogyanyalah kegiatan belajar mengajar juga lebih mempertimbangkan siswa. Siswa bukanlah sebuah  botol ksong yang bisa diisi dengan muatan-muatan informasi apa saja yang dianggap perlu oleh guru. Selain itu, alur proses belajar tidak harus berasal dari guru menuju siswa. Siswa bisa juga saling mengajar dengan sesame siswa yang lainnya. Bahkan, banyak penelitian menunjukkan bahwa pengajaran oleh rekan sebaya (peer teaching) ternyata lebih efektif daripada pengajaran oleh guru. Sistem pengajaran yang member kesempatan kepada anak didik untuk bekerjasama dengan sesame siswa dalam tugas-tugas yang terstruktur disebut sebagai sistem “pembelajaran gotong royong” atau cooperative learning. Dalam sistem ini, guru bertindak sebagai fasilitator.
                 Ada beberapa alasan penting mengapa sistem pengajaran ini perlu dipakai lebih sering di sekolahh-sekolah. Seiring dengan proses globalisasi, juga terjadi transformasi sosial, ekonomi, dan demografis yang mengharuskan sekolah untuk lebih menyiapkan anak didik dengan keterampilan-keterampilan baru untuk bisa ikut berpartisipasi dalam dunia yang berubah dan berkembang pesat.
                 Sesungguhnya, bagi guru-guru di negeri ini metode gotong royong tidak terlampau asing dan mereka telah sering menggunakannya dan mengenalnya sebagai metode kerja kelompok. Memang tidak bisa disangkal bahwa banyak guru telah sering menugaskan para siswa untuk bekerja dalam kelompok.
                 Sayangnya, metode kerja kelompok sering dianggap kurang efektif. Berbagai sikap dan kesan negative memang bermunculan dalam pelaksanaan metode kerja kelompok. Jika kerja kelompok tidak berhasil, siswa cenderung saling menyalahkan. Sebaliknya jika berhasil, muncul perasaan tidak adil. Siswa yang pandai/rajin merasa rekannya yang kurang mampu telah membonceng pada hasil kerja mereka. Akibatnya, metode kerja kelompok yang seharusnya bertujuan mulia, yakni menanamkan rasa persaudaraan dan kemampuan bekerja sama,  justru bisa berakhir dengan ketidakpuasan dan kekecewaan. Bukan hanya guru  dan siswa yang merasa pesimis mengenai penggunaan metode kerja kelompok, bahkan kadang-kadnag orang tua pun merasa was-was jika anak mereka dimasukkan dalam satu kelompok dengan siswa lain yang dianggap kurang seimbang.
                 Berbagai dampak negatif dalam menggunakan metode kerja kelompok tersebut seharusnya bisa dihindari jika saja guru mau meluangkan lebih banyak waktu dan perhatian dalam mempersiapkan dan menyusun metode kerja kelompok. Yang diperkenalkan dalam metode pembelajaran cooperative learning bukan sekedar kerja kelompok, melainkan pada penstrukturannya. Jadi, sistem pengajaran cooperative learning bisa didefinisikan sebagai kerja/ belajar kelompok yang terstruktur. Yang termauk di dalam struktur ini adalah lima    unsur pokok (Johnson & Johnson, 1993), yaitu saling ketergantungan positif, tanggung jawab individual, interaksi personal, keahlian bekerja sama, dan proses kelompok.
                 Kekhawatiran bahwa semngat siswa dalam mengembangkan diri secara individual bisa terancam dalam penggunaan metode kerja kelompok bisa dimengerti karena dalam penugasan kelompok yang dilakukan secara sembarangan, siswa bukannya belajar secara maksimal, melainkan belajar mendominasi ataupun melempar tanggung jawab. Metode pembelajaran gotong royong distruktur sedemikian rupa sehingga masing-masing anggota dalam satu kelompok melaksanakan tanggung jawab pribadinya karena ada sistem akuntabilitas individu. Siswa tidak bisa begitu saja membonceng jerih payah rekannya dan usaha setiap siswa akan dihargai sesuai dengan poin-poin perbaikannya.
                 Dari latar belakang masalah tersebut, maka peneliti merasa terdorong untuk melihat pengaruh pembelajaran terstruktur dan pemberian balikan terhadap prestasi belajar siswa dengan mengambil judul “Meningkatkan Prestasi Belajar Ilmu Pengetahuan Sosial Melalui Pembelajaran Kooperatif Model STAD Pada Siswa Kelas 6 SDN 7 Batur Tahun Pelajaran 2007/2008”.
DAFTAR PUSTAKA



Ali, Muhammad. 1996. Guru Dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algesindon.

Arikunto, Suharsimi. 1989. Penilaian Program Pendidikan. Proyek Pengembangan LPTK Depdikbud. Dirjen Dikti.

Arikunto, Suharsimi. 1993. Manajemen Mengajar Secara Manusiawi. Jakarta:  Rineka Cipta.

Arikunto, Suharsimi. 1999. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.

Arikunto, Suharsimi. 2001. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi   Aksara.

Combs. Arthur. W. 1984. The Profesional Education of Teachers. Allin and Bacon, Inc. Boston.

Dayan, Anto. 1972. Pengantar Metode Statistik Deskriptif. Lembaga Penelitian Pendidikan dan Penerangan Ekonmi.

Djamarah. Syaiful Bahri. 2002. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.

Djamarah. Syaiful Bahri. 2002. Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta.

Foster. Bob. 1999. Seribu Pena SLTP Kelas I. Jakarta: Erlangga.

Hadi, Sutrisno. 1981. Metodologi Research. Yayasan Penerbitan Fakultas Psikologi Universitas Gajah Mada. Yogyakarta.

Hamalik, Oemar. 1992. Psikologi Belajar dan Mengajar. Bandung: Sinar Baru.

Hamalik, Oemar. 1999. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakart: PT. Bumi Aksara.

Hasibuan. JJ. dan Moerdjiono. 1998. Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Margono. 1997. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta. Rineka Cipta.
Mukhlis, Abdul. (Ed). 2000. Penelitian Tindakan Kelas. Makalah Penelitian/Pelatihan Penulisan Karya Ilmiah untuk Guru-guru se-Kabupaten Tuban.

Murshell, James (-). Succesfull Teaching (teremahan). Bandung: Jemmars.

Ngalim, Purwanto M. 1990, Psikologi Pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.



Untuk mendapatkan file skripsi / Thesis / PTK / PTS lengkap (Ms.Word),
hubungi : 081 567 745 700

PTK SD 135 - Penerapan Metode Tanya Jawab Dalam Upaya Meningkatkan Mutu Belajar


Penerapan Metode Tanya Jawab Dalam Upaya Meningkatkan Mutu Belajar Pendidikan Agama Islam Pada Siswa SD Kelas III-VI

BAB I
PENDAHULUAN

A.     Latar Belakang Masalah
      Pendidikan merupakan suatu keharusan bagi manusia dan berlangsung sepanjang hayat. Sejak kelahirannya ke dunia, anak memiliki kebutuhan untuk memperoleh pendidikan. Pendidikan sangat dibutuhkan oleh setiap manusia agar dapat melakukan aktivitas sosial di masyarakat tempat mereka berada. Adalah suatu kenyataan, anak sebagai makhluk yang belum dewasa harus ditolong, dibantu, dibimbing, serta diarahkan agar dapat mengembangkan potensinya secara optimal. Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah melalui pendidikan formal di sekolah. 
      Sebagai lembaga pendidikan formal, sekolah tidak hanya berfungsi mengembangkan kecerdasan anak tetapi juga mengembangkan kepribadian.
                      Bagi guru agama Islam ...........,  memberikan soal agama Islam yang berkaitan dengan soal cerita bukanlah hal yang mudah. Seringkali siswa yang telah memahami topik agama Islam secara teoristis mengalami kesulitan ketika bentuk soal atau permasalahan disajikan dalam bentuk cerita. Sementara itu, dalam kurikulum Pendidikan Dasar 1994, fungsi pengajaran agama Islam adalah mempersiapkan anak didik agar dapat menjadi warga masyarakat yang demokratis dalam kehidupan sehari-hari melalui latihan yang praktis, bervariasi, dan aplikatif. Di sisi lain ada sebagian siswa masih mengalami kesulitan dalam membaca teks agama Islam. Sementara itu, siswa akan lebih mudah mencerna soal cerita agama Islam kelas III sampai VI SD apabila siswa mampu membaca teks dengan baik dan benar, mengerti maksud cerita yang ada di dalamnya, serta memahami gambar yang ada. Bagi sebagian besar guru agama Islam SD, mengajarkan materi agama Islam yang berkaitan dengan kemampuan siswa memahami soal uraian bukanlah hal yang mudah. Meskipun banyak siswa yang telah mampu memahami topik agama Islam secara teoritis, akan tetapi banyak mengalami kesulitan ketika bentuk soal atau permasalahan disajikan dalam bentuk soal uraian. Dalam hal ini guru dituntut untuk mampu memberikan materi yang mudah diterima oleh siswa. Di samping itu pula, hendaknya guru memberikan contoh yang kongkret dan jelas berkaitan dengan materi soal berbentuk uraian. Bila upaya tersebut dapat dilakukan dengan baik, diharapkan hasil belajar siswa dalam mata pelajaran agama Islam juga akan meningkat.
      Berdasarkan situasi tersebut, dilakukan penelitian untuk mengembangkan strategi pembelajaran yang efektif dalam memahami materi agama Islam bagi siswa SD. Untuk mencapai tujuan tersebut, penelitian dilakukan dalam bentuk penelitian tindakan kelas. 
      Berdasarkan uraian di atas, judul yang diambil oleh peneliti dalam penelitian ini adalah Penerapan Metode Tanya Jawab Dalam Upaya Meningkatkan Mutu Belajar Pendidikan Agama Islam Pada Siswa …………… Kecamatan ………. Kabupaten ……. Tahun Pelajaran 20XX/20XX

B.    Rumusan Masalah     
Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan suatu masalah sebagai berikut:
  1. Bagaimanakah peningkatan prestasi belajar siwa dengan diterapkannya pembelajaran metode tanya jawab?
  2. Bagaimanakah pengaruh metode pembelajaran metode tanya jawab terhadap motivasi belajar siswa?

C.    Tujuan Penelitian
Sesuai dengan permasalahan di atas, penelitian ini bertujuan untuk:
  1. Ingin mengetahui peningkatan prestasi belajar siswa setelah diterapkannya pembelajaran metode tanya jawab.
  2. Ingin mengetahui pengaruh motivasi belajar siswa setelah diterapkan pembelajaran metode tanya jawab.

D.    Manfaat Penelitian
Penulis mengharapkan dengan hasil penelitian ini dapat:
  1. Memberikan informasi tentang metode pembelajaran yang sesuai dengan materi agama Islam.
  2. Meningkatkan motivasi pada pelajaran agama Islam
  3. Mengembangkan metode pembelajaran yang sesuai dengan bidang studi agama Islam.

E.     Batasan Masalah
Karena keterbatasan waktu, maka diperlukan pembatasan masalah meliputi:
  1. Penelitian inihanya dikenakan pada siswa Kelas ……. ………. Kecamatan …….. Kabupaten ……… Tahun Pelajaran 20xx/20xx.
  2. Penelitian ini dilakukan pada bulan September semester ganjil tahun pelajaran 20xx/20xx.
Materi yang disampaikan adalah pokok bahasan
DAFTAR PUSTAKA


Arikunto, Suharsimi. 1997. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Berg, Euwe Vd. (1991). Miskonsepsi agama Islam dan Remidi Salatiga: Universitas Kristen Satya Wacana.

Hamalik, Oemar. 2002. Psikologi Belajar dan Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algesindo.

Joyce, Bruce dan Weil, Marsh. 1972. Models of Teaching Model. Boston: A Liyn dan Bacon.

Masriyah. 1999. Analisis Butir Tes. Surabaya: Universitas Press.

Mukhlis, Abdul. (Ed). 2000. Penelitian Tindakan Kelas. Makalah Panitia Pelatihan Penulisan Karya Ilmiah untuk Guru-guru se-Kabupaten Tuban.

Nur, Moh. 2001. Pemotivasian Siswa untuk Belajar. Surabaya. University Press. Universitas Negeri Surabaya.

Soedjadi, dkk. 2000. Pedoman Penulisan dan Ujian Skripsi. Surabaya; Unesa Universitas Press.

Suryosubroto, B. 1997. Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Jakarta: PT. Rineksa Cipta.

Usman, Uzer. 2000. Menjadi Guru Profesional. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Widoko. 2002. Metode Pembelajaran Konsep. Surabaya: Universitas Negeri Surabaya.

Untuk mendapatkan file skripsi / Thesis / PTK / PTS lengkap (Ms.Word),
hubungi : 081 567 745 700
ps:+ � p �6 �5 zhar, Lalu Muhammad. 1993. Proses Belajar Mengajar Pendidikan. Jakarta: Usaha Nasional.

Daroeso, Bambang. 1989. Dasar dan Konsep Pendidikan Moral Pancasila. Semarang: Aneka Ilmu.

Djamarah, Syaiful Bahri. 2002. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineksa Cipta.

Djamarah, Syaiful Bahri. 2002. Psikologi Belajar. Jakarta: Rineksa Cipta.

Hadi, Sutrisno. 1982. Metodologi Research, Jilid 1. Yogyakarta: YP. Fak. Psikologi UGM.

Hamalik, Oemar. 2002. Psikologi Belajar dan Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algesindo.

Hasibuan K.K. dan Moerdjiono. 1998. Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Margono. 1997. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta. Rineksa Cipta.

Masriyah. 1999. Analisis Butir Tes. Surabaya: Universitas Press.

Ngalim, Purwanto M. 1990. Psikologi Pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Nur, Moh. 2001. Pemotivasian Siswa untuk Belajar. Surabaya: University Press. Univesitas Negeri Surabaya.

Rustiyah, N.K. 1991. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Bina Aksara.

Sardiman, A.M. 1996. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Bina Aksara.

Soekamto, Toeti. 1997. Teori Belajar dan Model Pembelajaran. Jakarta: PAU-PPAI, Universitas Terbuka.

Sukidin, dkk. 2002. Manajemen Penelitian Tindakan Kelas. Surabaya: Insan Cendekia.

Surakhmad, Winarno. 1990. Metode Pengajaran Nasional. Bandung: Jemmars.

Suryosubroto, B. 1997. Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Jakarta: PT. Rineksa Cipta.

Syah, Muhibbin. 1995. Psikologi Pendidikan, Suatu Pendekatan Baru. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Usman, Moh. Uzer. 2001. Menjadi Guru Profesional. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Untuk mendapatkan file skripsi / Thesis / PTK / PTS lengkap (Ms.Word),
hubungi : 081 567 745 700