Rabu, 27 April 2016

KODE PTK SMP 070: Meningkatkan Prestasi Belajar Akidah Akhlak Melalui Penerapan Model Pembelajaran Mastery Learning (Belajar Tuntas) di Kelas VII-A MTs XXX

 KODE PTK SMP 070: Meningkatkan Prestasi Belajar Akidah Akhlak Melalui Penerapan Model Pembelajaran Mastery Learning (Belajar Tuntas) di Kelas VII-A MTs XXX



ABSTRAK
 “Meningkatkan Prestasi Belajar Akidah Akhlak Melalui Penerapan Model Pembelajaran Mastery Learning (Belajar Tuntas) di Kelas VII-A MTs XXX
Berdasarkan latar belakang bahwa peserta didik dipandang dalam kegiatan pembelajaran sebagai individu dan sosial. Setiap peserta didik memiliki perbedaan minat (interest), kemampuan (ability), kesenangan (preference), pengalaman (experience), dan cara belajar (learning style). Sehingga guru disamping memikirkan bahan pelajaran, hendaklah ia memikirkan cara agar mudah dimengerti dan dapat meningkatkan prestasi. Salah satu metodenya adalah dengan Mastery Learning (belajar tuntas).
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui strategi guru menggunakan Mastery Learning dalam pembelajaran akidah akhlak di MTs. XXX dan untuk mengetahui daya serap peserta didik dalam pembelajaran akidah akhlak dengan Mastery Learning.
Berpijak dari masalah yang ada, pembelajaran Mastery Learning dalam mata pelajaran akidah Akhlak harus disesuaikan dengan karakteristik penguasaan materi yang dipelajari. Menurut hasil pengamatan dan observasi di lapangan khususnya di MTs. XXX, fenomena yang terjadi dewasa ini cenderung adanya penurunan prestasi belajar siswa. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, baik intern maupun ekstern. Salah satu yang menjadi faktor menurunnya siswa adalah metode yang digunakan guru dalam proses belajar mengajar, sehingga hal ini membuat peneliti untuk mencoba menggunakan Mastery Learning untuk meningkatkan prestasi siswa.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif yang menggunakan alat pengumpul datanya dengan observasi, wawancara dan tes. Pendekatan analisis yang digunakan adalah pendekatan kualitatif.
Berdasarkan hasil pengolahan data, ditemukan hasil prosentasi dari para siklus adalah sebagai berikut:
-          Pra-Siklus, nilai rata-rata hasil prestasi belajar siswa adalah 62,71%
-          Siklus I, dihasilkan nilai rata-ratanya adalah 75,57%
-          Siklus II, dihasilkan nilai rata-ratanya adalah 80%




DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi, (2006), Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek, Yogyakarta: Rineka Cipta.
Arsyad, Azhar, (1997), Media Pengajaran, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Darsono, Max, dkk., (2001), Metodologi Pendidikan Agama Islam, Jakarta: Direktorat Jendral Kelembagaan Agama Islam.
Dimyati dan Mudjiono, (2006), Belajar dan Pembelajaran, Jakarta: Rineka Cipta.
Hadi, Nur, (2002), Pendekatan Kontekstual, Jakarta: Depdiknas.
Harjanto, (2006), Perencanaan Pembelajaran, Jakarta: Rineka Cipta.
Hamalik, Oemar, (2007), Proses Belajar Mengajar, Bandung: Bumi Aksara.
Ibrahim, dkk., (2003), Perencanaan Pengajaran, Jakarta: Rineka Cipta.
Mulyasa, E., (2004), Kurikulum Berbasis Kompetensi, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Mohadjir, Noeng, (2002), Ilmu Pendidikan dan Perubahan Sosial: Suatu Teori Pendidikan Pelaku Sosial Kreatif, Yogyakarta: Rake Sarasin.
Mulyana, E., (2006), Kurikulum Berbasis Kompetensi, Konsep, Karakteristik dan Konsep, Bandung: Remaja Rosdakarya.
Muslich, (2007), KTSP, Dasar Pemahaman dan Pengembangan, Jakarta: Bumi Aksara.
Nurkencana, Wayan dan PPN Sunartana, (1986), Evaluasi Pendidikan, Surabaya: Usaha Nasional.
Nurdin, Syafruddin, (2005), Guru Profesional dan Implementasi Kurikulum, Jakarta: Kuantum Teaching.
Nur Hadi, (2002), Pendekatan Kontekstual, Depdiknas: Jakarta.
Naim, Ngainun, (2007), Materi Penyusunan Desain Pembelajaran Pendidikan Agama Islam, Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Nasution, S., (2005), Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar Mengajar, Bandung: Bumi Aksara.
Sanjaya, Wina, (2007), Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, Jakarta: Prenada Media Group.
Sudarman, (2000), Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, Jakarta: Rajawali.
Sudjana, Nana, (2001), Media Pengajaran, Bandung: Sinar Baru Algesindo.
Sudjana, Nana, (2001), Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar, Bandung: Sinar Baru Algesindo.
Sudjana, Nana, (2006), Penilaian Hasil Belajar, Bandung, Remaja Rosda Karya.
Sugiyono, (2006), Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitaif, Kualitatif, dan R & D, Bandung: Alfabeta.
Wardani, I.G.A.K., (2004), Pemantapan Kemampuan Guru Mengajar, Jakarta: Pusat Penerbitan Universitas Terbuka.
Waridjan, (1991), Tes Hasil Belajar Gaya Objektif, Semarang: IKIP Semarang Press.
Warji R, (1983), Program Belajar Mengajar Dengan Prinsip Belajar Tuntas (Mastery Learning), Surabaya: Institut Dagang.
Winkel, WS., (1996), Psikologi Belajar, Jakarta: Gramedia.
Yamin, Martinis, (2007), Profesional Guru dan Implementasi KTSP, Jakarta: Gaung Persada Press.
Zayadi, (2005), Tadzkirah Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Berdasarkan Pendekatan Kontekstual, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Zuhairini, (1998), Metodologi Pendidikan Agama, Surabaya: Usaha Nasional.






Untuk Mendapatkan file lengkap silahkan hubungi/ sms ke HP. 089 679 540 116

KODE PTK SMP 069 : Upaya Meningkatkan Aktivitas Belajar Siswa Di Mts. Melalui Penggunaan Pembelajaran Kooperatif Learning Model Jigsaw Pada Pelajaran Akidah Akhlak(Penelitian Tindakan Kelas Di Kelas Vii-B Mts. XXX

 KODE PTK SMP 069 : Upaya Meningkatkan Aktivitas Belajar Siswa Di Mts. Melalui Penggunaan Pembelajaran Kooperatif Learning Model Jigsaw Pada Pelajaran Akidah Akhlak(Penelitian Tindakan Kelas Di Kelas Vii-B Mts. XXX



ABSTRAK
Upaya Meningkatkan Aktivitas Belajar Siswa Di Mts. Melalui Penggunaan Pembelajaran Kooperatif Learning Model Jigsaw Pada Pelajaran Akidah Akhlak(Penelitian Tindakan Kelas Di Kelas Vii-B Mts. XXX
Permasalahan dalam proses belajar mengajar dewasa ini adalah kecenderungan umum bahwa siswa yaitu memiliki aktivitas belajar yang rendah dan mereka hanya terbiasa menggunakan sebagian kecil saja dari potensi atau kemampuannya, yaitu hanya pada domain kognitif saja sehingga domain afektif dan domain psikomotor terabaikan. Begitu pula dengan penggunaan metode pembelajaran yang konvensional dan tidak variatif.
Maka dari itu peneliti mencoba menggunakan metode pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw. Tujuan dari penerapan metode ini adalah agar siswa memiliki aktivitas belajar yang tinggi melalui desain pembelajaran yang kooperatif dan kondusif serta partisipatif sehingga mereka akhirnya dapat menguasai materi pelajaran dengan baik.
Tujuan Penelitian Tindakan Kelas ini adalah: (1) mendapat gambaran tentang tingkat rata-rata aktivitas belajar siswa dalam mengikuti pembelajaran akidah akhlak sebelum menggunakan metode kooperatif Jigsaw, (2) mendapat gambaran tingkat rata-rata aktivitas siswa dalam belajar akidah akhlak tentang materi akhlak terpuji kepada Allah setelah metode pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw digunakan, (3) bagaimana metode pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa.
Ada tiga tindakan yang menjadi fokus upaya pemecahan masalah, yaitu: (1) Penerapan metode pembelajaran kooperatif tipe jigsaw, (2) Peningkatan aktivitas belajar siswa, (3) Penguasaan guru dalam menerapkan metode pembelajaran yang inovatif dan variatif. Dengan memberlakukan tindakan di atas, diharapkan aktivitas belajar siswa semakin meningkat. Data mengenai efektivitas tindakan dikumpulkan dari observasi kelas, angket skala sikap, wawancara dengan siswa dan refleksi.
Berdasarkan analisis data selama siklus I, dan II dapat disimpulkan: (1) Penerapan metode pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw menjadi alternatif terbaik pada materi akhlak terpuji kepada Allah, (2) Penerapan metode kooperatif tipe Jigsaw dapat menciptakan pembelajaran yang partisi pasif dan multi arah, (3) Melalui penerapan metode pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa. Hasil penelitian juga menunjukkan perubahan suasana kelas yang cenderung demokratis dan perubahan sikap peneliti untuk lebih peduli terhadap suasana kelas.




DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi, dkk., 2008. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara.
Ahmadi Abu, dkk., 2001. Ilmu Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.
Ahmad Tafsir, 1992. Metodologi Pendidikan Agama Islam. Jakarta: Bumi Aksara.
Dalyono, M. 2007. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.
Depag RI, 2002. Standar Kompetensi Madrasah Tsanawiyah. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.
Departemen Agama Republik Indonesia. 1999. Al-Qur’an dan Terjemahan. Jakarta: CV. Semarang Mandiri.
Departemen Pendidikan Nasional, 2006. Model-model Pembelajaran yang Efektif.
Elliot J. 2001. Action Research for Educational Change. Great Britain: Bidles Ltd.
M. Sobary Sutikno, 2007. Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Prospect.
Mahmud, dkk., 2009. Modul Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Sunan Gunung Djati.
Ghofar dan Jamil. 2003. Reformasi Rancangan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam: Pedoman Dosen, Guru dan Mahasiswa. Jakarta. Nurinsari.
Ruswandi, Uus., dkk., 2009. Teori Kepribadian dan Etika Guru. Bandung: Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Sunan Gunung Djati.
Soeito, Samuel, 1982. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.
Sudjarwo, dkk., 2007. Proses Pengajaran. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Wahidin, 2006. Pembelajaran Konvensional. Surabaya.




Untuk Mendapatkan file lengkap silahkan hubungi/ sms ke HP. 089 679 540 116

Kamis, 21 April 2016

KODE PTK SMP 068 : Upaya Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Akidah Akhlak Di Kelas VII MTs Negeri xxx

 KODE PTK SMP 068 : Upaya Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Akidah Akhlak Di Kelas VII MTs Negeri xxx



ABSTRAK
Upaya Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Akidah Akhlak Di Kelas VII MTs Negeri xxx
Permasalahan dalam proses belajar mengajar dewasa ini kecenderungan umum bahwa siswa yaitu memiliki aktivitas belajar yang rendah dan mereka hanya terbiasa menggunakan sebagian kecil saja potensi atau kemampuannya, yaitu hanya pada pengetahuan saja sehingga sikap dan tingkah laku terabaikan. Begitu juga dengan bentuk pembelajara yang konvensional dan tidak variatif. Maka dari itu peneliti mencoba menerapkan pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan tujuan agar siswa memiliki aktivitas belajar yang tinggi.
Adapun tujuan penelitian tindakan kelas ini adalah untuk mengetahui (1) hasil belajar siswa pada mata pelajaran Akidah Akhlak pada siklus 1 di MTs. Negeri xxx dengan menggunakan pembelajaran kooperatif tipe STAD, (2) hasil belajar siswa pada mata pelajaran Akidah Akhlak pada siklus 2 di MTs. Negeri xxx dengan menggunakan pembelajaran kooperatif tipe STAD, (3) hasil belajar siswa pada mata pelajaran Akidah Akhlak pada siklus 3 di MTs. Negeri xxx dengan menggunakan pembelajaran kooperatif tipe STAD.
Upaya penelaahan masalah dilakukan dengan menggunakan model pembelajaran tipe STAD. Dengan model STAD ini diharapkan hasil belajar dan aktivitas siswa dalam pembelajaran akidah akhlak meningkat.
Adapun tiga tindakan yang menjadi fokus upaya pemecahan masalah, yaitu (1) Bagaimana hasil belajar siswa pada mata pelajaran Akidah Akhlak pada siklus 1 di MTs. Negeri Sungai Besar dengan menggunakan pembelajaran kooperatif tipe STAD, (2) Bagaimana hasil belajar siswa pada mata pelajaran Akidah Akhlak pada siklus 2 di MTs. Negeri Sungai Besar dengan menggunakan pembelajaran kooperatif tipe STAD, (3) Bagaimana hasil belajar siswa pada mata pelajaran Akidah Akhlak pada siklus 3 di MTs. Negeri xxx dengan menggunakan pembelajaran kooperatif tipe STAD. Dari tindakan di atas, diharapkan aktivitas cara belajar siswa semakin meningkat. Data mengenai efektifitas tindakan dikumpulkan dari observasi, tes, wawancara, kuesioner dan diskusi.
Berdasarkan analisis data dapat disimpulkan (1) Hasil belajar siswa pada mata pelajaran Akidah Akhlak di MTs. Negeri xxx pada siklus 1 dengan menerapkan pembelajaran kooperatif tipe STAD mencapai nilai rata-rata 5,48, (2) Hasil belajar siswa pada mata pelajaran Akidah Akhlak di MTs. xxx pada siklus 2 dengan menerapkan pembelajaran kooperatif tipe STAD mencapai nilai rata-rata 6,53, (3) Hasil belajar siswa pada mata pelajaran Akidah Akhlak di MTs. Negeri xxx pada siklus 3 dengan menerapkan pembelajaran kooperatif tipe STAD mencapai nilai rata-rata 7,33.



DAFTAR PUSTAKA
Abu, Ahmad. 1986. Metode Khusus Pendidikan Agama. Bandung: CV Amrico
Nana, Sudjana. 1991. Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar.  Bandung: Sinar Baru
Muhaimin, Abdul Mujib. 1993. Pemikiran Pendidikan Islam. Bandung: Trigenda Karya
Roestiyah, NK. 1989. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Bina Aksara
Winarno, Surakhmad. 1994. Pengantar Interaksi Belajar Mengajar.  Bandung: Tarsito
Abdurrahman Mulyono. 1999. Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar.  Jakarta: Rineka Cipta
Oemar, Hamalik. 1983. Metode Belajar dan Kesulitan Belaja.  Bandung. Tarsito
Anselm. 1997. Dasar-dasar Penelitian Kualitatif (Prosedur, Tehnik danTeori Grounded), 1997. Penyadur Junaidi Ghony, P T Bina Ilmu




Untuk Mendapatkan file lengkap silahkan hubungi/ sms ke HP. 089 679 540 116 

Sabtu, 16 April 2016

KODE PTK SMP 067: Penggunaan Metode Pembelajaran Demonstrasi Untuk Meningkatkan Pemahaman Teknologi Informasi Dan Komunikasi Materi Menggunakan Internet Untuk Memperoleh Informasi Pada Siswa Kelas IX Bsemester 1 Smp Negeri XXX Tahun Pelajaran 2007/2008

 KODE PTK SMP 067: Penggunaan Metode Pembelajaran Demonstrasi Untuk Meningkatkan Pemahaman Teknologi Informasi Dan Komunikasi Materi Menggunakan Internet Untuk Memperoleh Informasi Pada Siswa Kelas IX Bsemester 1 Smp Negeri XXX Tahun Pelajaran 2007/2008





BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang Masalah
Negara berkembang selalu berusaha untuk mengejar ketinggalannya, yaitu dengan giat melakukan pembangunan di segala bidang kehidupan. Dalam bidang pendidikan pemerintah selalu berusaha untuk meningkatkan kualitas pendidikan dengan berbagai cara seperti mengganti kurikulum, meningkatkan kualitas guru melalui penataran-penataran atau melanjutkan sekolah ke tingkat yang lebih tinggi, memberi dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) dan sebagainya. Sesuai dengan UU no. 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional, pasal 3 menyatakan bahwa ; “Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang bertakwa kepada Tuhan YME, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab”.
Dengan memperhatikan isi dari UU No. 20 tahun 2003 tersebut, peneliti berpendapat bahwa tugas seorang peneliti memang berat, sebab kemajuan suatu bangsa ditentukan oleh keberhasilan pendidikan dari bangsa itu sendiri. Jika seorang seorang guru atau pendidik tidak berhasil mengembangkan potensi peserta didik maka negara itu tidak akan maju, sebaliknya jika guru atau pendidik berhasil mengembangkan potensi peserta didik, maka terciptalah manusia yang cerdas, terampil, dan berkualitas.
Untuk mencapai tujuan ini peranan guru sangat menentukan. Menurut Wina Sanjaya (2006 : 19), peran guru adalah: “Sebagai sumber belajar, fasilitator, pengelola, demonstrator, pembimbing, dan evaluator”. Sebagai motivator guru harus mampu membangkitkan motivasi siswa agar aktivitas siswa dalam proses pembelajaran berhasil dengan baik. Salah satu cara untuk membangkitkan aktivitas siswa dalam proses pembelajaran adalah dengan mengganti cara / model pembelajaran yang selama ini tidak diminati lagi oleh siswa, seperti pembelajaran yang dilakukan dengan ceramah dan tanya-jawab, model pembelajaran ini membuat siswa jenuh dan tidak kreatif. Suasana belajar mengajar yang diharapkan adalah menjadikan siswa sebagai subjek yang berupaya menggali sendiri, memecahkan sendiri masalah-masalah dari suatu konsep yang dipelajari, sedangkan guru lebih banyak bertindak sebagai motivator dan fasilitator. Situasi belajar yang diharapkan di sini adalah siswa yang lebih banyak berperan (kreatif).
Pada SMP Negeri 3 Karangjati Ngawi sejak peneliti mengajar, dalam pembelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi , peneliti sering menggunakan model pembelajaran ceramah. Model pembelajaran ini tidak dapat membangkitkan aktivitas siswa dalam belajar. Hal ini tampak dari perilaku siswa yang cenderung hanya mendengar dan mencatat pelajaran yang diberikan guru. Siswa tidak mau bertanya apalagi mengemukakan pendapat tentang materi yang diberikan.
Melihat kondisi ini, peneliti berusaha untuk mencarikan model pembelajaran yang dapat meningkatkan keaktifan siswa yaitu model penugasan siswa secara kelompok untuk berdiskusi. Siswa dibagi atas beberapa kelompok yang beranggotakan 3-5 orang (melihat kondisi siswa di kelas). Dari diskusi yang telah dilaksanakan, ternyata siswa masih kurang mampu dalam mengemukakan pendapat, sebab kemampuan dasar siswa rendah. Dalam bekerja kelompok, hanya satu atau dua orang saja yang aktif, sedangkan yang lainnya membicarakan hal lain yang tidak berhubungan dengan tugas kelompok. Dalam melaksanakan diskusi kelompok, peneliti juga melihat di antara anggota kelompok ada yang suka mengganggu teman karena mereka beranggapan bahwa dalam belajar kelompok (diskusi) tidak perlu semuanya bekerja. Karena tidak semua anggota kelompok yang aktif, maka tanggung jawab dalam kelompok menjadi kurang, bahkan dalam kerja kelompok (diskusi), peneliti juga menemukan ada di antara anggota kelompok yang egois sehingga tidak mau menerima pendapat teman.
Melihat kenyataan-kenyataan yang peneliti temui pada sikap siswa di dalam proses pembelajaran tersebut di atas, peneliti berpendapat bahwa aktivitas siswa di SMP Negeri 3 Karangjati Ngawi dalam pembelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi khususnya materi menggunakan internet untuk memperoleh informasi sangat kurang. Dalam hal ini peneliti berani mengungkapkan karena memang aktivitas siswa SMP Negeri 3 Karangjati Ngawi   masih jauh dari pengertian aktivitas yang diungkapkan dari para ahli, seperti Paul D. Dierich dalam Oemar Hamalik (2001: 173), mengemukakan bahwa jenis aktivitas dalam kegiatan lisan atau oral adalah mengemukakan suatu fakta atau prinsip, menghubungkan suatu kejadian, mengajukan pertanyaan, memberi saran, mengemukakan pendapat, wawancara, diskusi dan interupsi.
Berdasarkan pengamatan atau observasi pendahuluan yang peneliti lakukan, ditemukan bahwa siswa SMP Negeri 3 Karangjati Ngawi dalam melaksanakan diskusi kelas jarang sekali mengemukakan pendapat, mengajukan pertanyaan, apalagi mengajukan saran. Karena aktivitas siswa yang rendah itu, hasil belajar yang diperoleh juga menjadi rendah. Hal ini dapat kita lihat dari nilai rata-rata hasil ujian semester genap kelas tahun pelajaran 2007/2008
Rendahnya hasil belajar siswa disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain rendahnya perhatian siswa dalam mengikuti pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi. Guru sering memberikan pelajaran dalam bentuk ceramah dan tanya-jawab, sehingga siswa tidak terangsang untuk mengembangkan kemampuan berfikir kreatif.
Berdasarkan pengalaman yang peneliti hadapi di dalam proses pembelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi  yang tidak aktif maka peneliti berusaha mencarikan model pembelajaran lain, sehingga pembelajaran lebih bermakna dan lebih berkualitas. 
Proses Pembelajaran adalah kegiatan yang bernilai edukatif. Nilai edukatif tersebut mewarnai interaksi yang terjadi antara guru dengan siswa, siswa dengan siswa, siswa dengan sumber belajar dalam mencapai tujuan pembelajaran yang ditetapkan. Harapan yang ada pada setiap guru adalah bagaimana materi pelajaran yang disampaikan kepada anak didiknya dapat dipahami secara tuntas. Untuk memenuhi harapan tersebut bukanlah sesuatu yang mudah, karena kita sadar bahwa setiap siswa memiliki karakteristik yang berbeda baik dari segi minat, potensi, kecerdasan dan usaha siswa itu sendiri. Dari keberagaman pribadi yang dimiliki oleh siswa tersebut, kita sebagai guru hendaknya mampu memberikan pelayanan yang sama sehingga siswa yang menjadi tanggung jawab kita di kelas itu merasa mendapatkan perhatian yang sama. Untuk memberikan pelayanan yang sama tentunya kita perlu mencari solusi dan strategi yang tepat, sehingga harapan yang sudah dirumuskan dalam setiap Rencana Pembelajaran dapat tercapai. Dari hasil penelitian dan pengalaman mengajar siswa untuk mata pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi  di SMP Negeri 3 Karangjati Ngawi, dimana kami telah menggunakan Pembelajaran, Aktif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan (PAKEM) dengan mempergunakan lembar tugas siswa kreatif, disini terlihat keaktifan siswa tapi belum semua siswa berani mengemukakan pendapat atau bertanya,  dari hasil pengamatan kami dalam proses pembelajaran ini disebabkan karena tingkat berpikir siswa yang berbeda-beda, ada yang lambat dan ada yang cepat, sehingga dalam proses pembelajaran masih didominan oleh siswa yang pintar.
Laporan ini disusun dengan sistematika secara garis besar meliputi Pendahuluan, Kajian Pustaka, Pelaksanaan Perbaikan, Hasil Penelitian dan Pembahasan, Kesimpulan dan Saran. Laporan ini disusun berdasarkan catatan yang dibuat ketika merancang kegiatan perbaikan serta selama pelaksanaan, observasi dan diskusi yang dilakukan penelitian tindakan kelas untuk mata pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi  di kelas IX B . Pendidikan merupakan suatu upaya untuk meningkatkan sumber daya manusia. Menciptakan manusia yang cerdas dan maju perlu diimbangi dengan peningkatan mutu pendidikan. Mutu pendidikan sangat erat kaitannya dengan mutu guru. Kunci keberhasilan pelaksanaan sangat ditentukan oleh faktor guru sebagai pengelola kegiatan pembelajaran. Namun semua juga tidak terlepas dari kemampuan siswa dari proses pembelajaran berlangsung, dari proses belajar mengajar ini harus kerja sama antara guru dengan murid ini akan menghasilkan hasil yang maksimal dengan meminimalkan kendala yang ada dengan memaksimalkan keunggulan dari keduanya.

B.     Identifikasi Masalah

      Selama pembelajaran berlangsung siswa kelihatan tidak sungguh – sungguh dalam mengikuti pelajaran, kelihatannya diam tetapi diberi pertanyaan sering salah, bahkan sering guru memberi pertanyaan pada akhirnya guru sendiri yang menjawab. Hal tersebut terlihat bahwa pelajaran didominasi oleh guru dan penjelasan guru kurang didukung dengan alat peraga yang sesuai dan menarik perhatian siswa.
Pada umumya siswa sekolah dasar kurang berminat terhadap mata pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi karena dianggap sebagai pelajaran yang kurang menyenangkan, akibatnya materi yang sebenarnya mudah menjadi sulit untuk anak seperti materi tentang Negara maju dan berkembang. Berdasarkan latar belakang masalah, dapat diidentifikasi kendala – kendala yang ada di lapangan dalam proses pembelajaran, sehingga prestasi belajar Teknologi Informasi dan Komunikasi  masih masuk dalam kategori rendah. Adapun kendala – kendala atau masalah yang dimaksud dapat diidentifikasi sebagai berikut :
1.      Siswa mempunyai anggapan bahwa Teknologi Informasi dan Komunikasi  merupakan mata pelajaran yang sulit untuk dipelajari.
2.      Siswa tidak berani bertanya dan cenderung pasif.
3.      Motivasi belajar siswa rendah sehingga tidak ada kompetisi antar siswa karena kurang adanya pengakuan bagi siswa yang berprestasi.
4.      Guru mendominasi pelajaran
5.      Guru tidak menggunakan metode dan alat peraga yang sesuai.
Berangkat dari masalah – masalah yang sangat mengganggu dan menghambat siswa yang bersangkutan untuk meraih prestasi yang lebih tinggi, maka penulis mengadakan perbaikan pembelajaran untuk meningkatkan penguasaan terhadap mata pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi   pada diri siswa. 

C.    Perumusan masalah

Dari identifikasi masalah, diketahui faktor-faktor yang menyebabkan siswa kurang menguasai materi pelajaran yang diberikan oleh guru. maka dapat dikemukakan analisis pemasalahan sebagai berikut :
1.      Metode yang digunakan guru kurang bervariasi
2.      Pembelajaran berpusat pada guru sehingga siswa kurang bisa menginterprestasikan kemampuannya.
3.      Guru sangat dominan sehingga keberhasilan siswa pada saat belajar sangat tergantung kemampuan guru dalam memberikan materi pelajaran.
4.      Urutan konsep pembelajaran yang masih kurang tepat.
5.      Kurangnya perhatian siswa ketika pembelajaran berlangsung.
      Berdasarkan identifikasi dan analisis masalah yang menjadi fokus perbaikan maka dapat dirumuskan sebagai berikut : “Apakah melalui metode demonstrasi dapat meningkatkan prestasi belajar Teknologi Informasi dan Komunikasi menggunakan internet untuk memperoleh informasi  pada Siswa Kelas IX B  Semester Genap SMP Negeri 3 Karangjati Tahun Pelajaran 2007/2008 “

D.    Tujuan Penelitian

Dari latar belakang yang telah dikemukakan maka penelitian ini bertujuan untuk :
1.      Mendapatkan cara yang lebih efektif dalam membelajarkan Teknologi Informasi dan Komunikasi   pada materi menggunakan internet untuk memperoleh informasi
2.      Untuk meningkatkan kualitas pembelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi   khususnya dalam menggunakan internet untuk memperoleh informasi bentuk melalui penugasan siswa dan penerapan metode demonstrasi.
3.      Untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi   
4.      Membangkitkan minat siswa untuk menyukai mata pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi   
C.    Manfaat Penelitian
Berdasarkan tujuan penelitian yang telah diuraikan di atas, maka peneliti mengharapkan penilitian ini bermanfaat sebagai berikut:
1.      Bagi Siswa
a.       Memberikan suasana pembelajaran yang menggairahkan
b.      Memupuk pribadi siswa aktif dan kreatif
c.       Memupuk tanggung jawab individu maupun kelompok
2.      Bagi Guru
a.       Mengembangkan kemampuan guru dalam proses belajar mengajar
b.      Melatih guru agar lebih jeli dalam memperhatikan kesulitan belajar siswa
3.      Bagi Sekolah
Melahirkan siswa-siswa yang aktif dan kreatif dalam menghadapi permasalahan di lingkungannya.




DAFTAR PUSTAKA
Arifin Zaena. (1990). Evaluasi Instruksional Prinsip Teknik Prosedur. Bandung : Remadja Karya
Choiriyah, Siti (2006). Acuan Pengayakan Ilmu Pengetahuan Alam . Solo : Sindhunata
Gredler, Margaret E. Ball, (1991). Belajar dan Membelajarkan, Jakarta : Rajawali
Suryadi, Didi. (1997). Alat Peraga dan Pengajaran Ilmu Pengetahuan Alam . Jakarta : Ditjen Dikdasmen D2 Karunika UT
Winkel. W.S (1987). Psikologi Pengajaran. Jakarta : Gramedia 
Yohanes Surya (1997), Olympiade, Jakarta : Galaxy.
Daniel Muijs dan David Reynolds 2000. EffectiveTteaching Teori dan Aplikasi ( Edisi ke -2 ) Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
Nana Sudjana. 1995. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung : PT Remaja Rosdakarya.
Gagne, Robert M and Leslie J. Briggs, 1978. Principles of Instructional Design. 2nd Ed, New York : Holt Rinehart and Winstons.
Hisyam Zaini, Bermawy Munthe & Sekar Ayu Aryani, 2004, Strategi PembelajaranAktif, CTSD,IAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta






Untuk Mendapatkan file lengkap silahkan hubungi/ sms ke HP. 089 679 540 116

KODE PTK SMP 065 : Meningkatkan Prestasi Menggambar Perspektif Melalui Pemahaman Logika, Spiritual dan Religius Siswa Kelas VII SMPN xxx

KODE  PTK SMP 065 : Meningkatkan Prestasi Menggambar Perspektif Melalui Pemahaman Logika, Spiritual dan Religius Siswa Kelas VII SMPN xxx



ABSTRAK
XXX. Meningkatkan Prestasi Menggambar Perspektif  Melalui Pemahaman Logika, Spiritual dan Religius Siswa Kelas VII SMPN xxx.
Dalam penelitian terhadap SMPN xxx selama 3 bulan mulai bulan Oktober sampai bulan Desember 2006 yang telah dapat merealisasikan hasil yang optimal dalam penlitian ini. Untuk menguji hipotesis dikumpulkan data primer dan data sekunder yangbersumber dari observasi data okumen BP/BK data  questionaries, schedules, interview yang ada pada SMPN xxx.
Dalam pelaksanaan penelitian ini menggunakan metode pengumpulan data  yaitu metode kualitatif termasuk metode historis-komperatif. Metode historis menggunakan analis atas peristiwa-peristiwa dalam masa silam untuk merumuskan prinsip-prinsip umum sehingga kami berharap semoga dengan tumbuhnya ide baru untuk pembaharuan mekanisme pengajaran seni rupa dalam menggambar perspektif. Dengan demikian siswa akan mempu mangaplikasikan dalam kehidupan di masa mendatang.
Peneltian ini sebagai wahana, tambahan informasi dan bukti empirik bagi sekolah-sekolah tingkat SMP di kabupaten Ngawi dan masyarakat pada umumnya demi tercapai keberhasilan mutualisme pendidikan secara menyeluruh dan kewaspadaaan sebagai orang tua yang siap membimbing, mendidik putra-putrunya di lingkungan keluarga dan masyarakat.
Dengan pemahaman melalui gambar perspekstif dengan logika spiritual dan religius akan dapat menunjukkan pembangunan dan pengembangan pendidikan dalam diri siswa seutuhnya atau secara lahir dan batin





Untuk Mendapatkan file lengkap silahkan hubungi/ sms ke HP. 089 679 540 116

Kamis, 14 April 2016

KODE PTK SMP 064 : Meningkatkan Prestasi Belajar Seni Rupa Melalui Ekspresi Seni Kaligrafi Islam Siswa Kelas VII SMP Negeri XX Tahun 2006/2007

 KODE PTK SMP 064 : Meningkatkan Prestasi Belajar Seni Rupa Melalui Ekspresi Seni Kaligrafi Islam Siswa Kelas VII SMP Negeri XX Tahun 2006/2007



ABSTRAK

XXX. 2007 Meningkatkan Prestasi Belajar Seni Rupa Melalui Ekspresi Seni Kaligrafi Islam Siswa Kelas VII SMP Negeri XX Tahun 2006/2007
Kata kunci: Seni, Kaligrafi.
Penelitian tindakan kelas ini bertujuan untuk memperoleh nilai angka kredit dalam unsur pengembangan profesi dan untuk mengembangkan kreatifitas siswa melalui gambar kaligrafi.
Penelitian ini berbentuk deskriptif kualitatif. Sumber datanya kelas VII A SMPN XX. Subyek penelitiannya diambil dari jumlah keseluruhan kelas VII A selanjutnya dihitung dari kelompok-kelompok. Pengumpulan data yang digunakan adalah metode tes perbuatan pemberian tugas dan metode wawancara melalui angket. Teknik analisis data yang digunakan pengkajian data, menghitung dan memprosentasikan data, kemudian menarik kesimpulan, apabila ada kelemahan maka kelemahan itulah yang akan diatasi pada siklus berikutnya sehingga akan mendekati kesempurnaan.
Hasil penelitian (1) Dalam pembelajaran seni rupa menggambar kaligrafi untuk mendapatkan hasil maksimal bagi siswa adalah dengan mempersiapkan penggunaan alat dan vahan dengan baik. (2) Siswa yang terampil menggunakan alat dan warna cenderung lebih punya semangat dan kreatif dalam berkarya dan tampak lebih artistik dan estetik. (3) Prosedur penelitian ini menggunakan PTK dengan tindakan perbaikan dan mendapatkan hasil karya yang lebih baik bagi siswa kelas VII A SMPN XX.


DAFTAR PUSTAKA
Achmad Djazuli. 2002. Gema PWKG: Jakarta Departemen Pendidikan Nasional.
Bambang Utoro, 1979. Pola-Pola Batik dan Pewarnaan; Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Nasional.
Charles Patteaux. 2000. Buku Pendidikan Seni: Jakarta: Yudistira.
Dyah Purwani Setianingsih.2004. Kesenian SMP Untuk Kelas VII: Jakarta: Erlangga.
Herman Hudoyo.1979. Pengembangan Kurikulum dan Pelaksanaanya di Depan Kelas: Surabaya: Usaha Nasional.
Muhammad Nazir.1988. Methode Penelitian: Jakarta: Ghalia Indonesia.
Mulyono Abdurahman.1999. Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar: Jakarta:
Nana Sudjana.1992.Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Rineka Cipta.
Slameto.1995. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya: Jakarta: Rineka Cipta.
Sudarwin Danim.2000. Methode Penelititian untuk Ilmu-Ilmu Perilaku: Jakarta: Bumi Aksara.
Suharsini Arikunto. 1989. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan: Jakarta: Rineka Cipta.
Suyati Dwi Heryati. 2005. Prestasi Belajar PPKn Terhadap Ketaatan Siswa Dalam Melaksanakan Tata Tertib Sekolah: Ngawi: Dinas Pedidikan Nasional Kab. Ngawi.
William Wiersma. 2000. Research Metodhs in Education: Boston: Allyn & Bacow.




Untuk Mendapatkan file lengkap silahkan hubungi/ sms ke HP. 089 679 540 116

kode PTK SMP 065 : Meningkatkan Prestasi Menggambar Perspektif Melalui Pemahaman Logika, Spiritual dan Religius Siswa Kelas VII SMPN xxx

 kode PTK SMP 065 : Meningkatkan Prestasi Menggambar Perspektif Melalui Pemahaman Logika, Spiritual dan Religius Siswa Kelas VII SMPN xxx



ABSTRAK
XXX. Meningkatkan Prestasi Menggambar Perspektif  Melalui Pemahaman Logika, Spiritual dan Religius Siswa Kelas VII SMPN xxx.
Dalam penelitian terhadap SMPN xxx selama 3 bulan mulai bulan Oktober sampai bulan Desember 2006 yang telah dapat merealisasikan hasil yang optimal dalam penlitian ini. Untuk menguji hipotesis dikumpulkan data primer dan data sekunder yangbersumber dari observasi data okumen BP/BK data  questionaries, schedules, interview yang ada pada SMPN xxx.
Dalam pelaksanaan penelitian ini menggunakan metode pengumpulan data  yaitu metode kualitatif termasuk metode historis-komperatif. Metode historis menggunakan analis atas peristiwa-peristiwa dalam masa silam untuk merumuskan prinsip-prinsip umum sehingga kami berharap semoga dengan tumbuhnya ide baru untuk pembaharuan mekanisme pengajaran seni rupa dalam menggambar perspektif. Dengan demikian siswa akan mempu mangaplikasikan dalam kehidupan di masa mendatang.
Peneltian ini sebagai wahana, tambahan informasi dan bukti empirik bagi sekolah-sekolah tingkat SMP di kabupaten Ngawi dan masyarakat pada umumnya demi tercapai keberhasilan mutualisme pendidikan secara menyeluruh dan kewaspadaaan sebagai orang tua yang siap membimbing, mendidik putra-putrunya di lingkungan keluarga dan masyarakat.
Dengan pemahaman melalui gambar perspekstif dengan logika spiritual dan religius akan dapat menunjukkan pembangunan dan pengembangan pendidikan dalam diri siswa seutuhnya atau secara lahir dan batin






Untuk Mendapatkan file lengkap silahkan hubungi/ sms ke HP. 089 679 540 116

Rabu, 06 April 2016

KODE PTK SMP 060 : USAHA PENINGKATAN HASIL BELAJAR MENGENAL BENTUK DAN POLA PERMUKAAN BUMI DARI INTERPRETASI PETA DENGAN MENGGUNAKAN MULTI MEDIA

KODE  PTK SMP 060 : USAHA PENINGKATAN HASIL BELAJAR MENGENAL BENTUK DAN POLA PERMUKAAN BUMI DARI INTERPRETASI PETA DENGAN MENGGUNAKAN MULTI MEDIA




BAB I
PENDAHULUAN

A.        Latar Belakang Masalah
          Belajar merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi dan berperan penting dalam pembentukan pribadi dan perilaku individu. Sukmadinata (2005) menyebutkan bahwa sebagian terbesar perkembangan individu berlangsung melalui kegiatan belajar. Berdasarkan penjelasan ini, terlihat bahwa belajar merupakan hal yang tidak dapat diabaikan bagi manusia, khususnya dalam dunia pendidikan, karena belajar berkaitan dengan proses perkembangan individu. Dengan demikian, maka hasil belajar akan memiliki kaitan yang erat dengan perilaku individu dimasa datang. Witherington (1952: 21)  menjelaskan bahwa belajar merupakan perubahan dalam kepribadian yang dimanifestasikan sebagai pola-pola respons yang baru berbentuk keterampilan, sikap, kebiasaan, pengetahuan dan kecakapan, sedangkan Crow dan Crow (1958: 32) menjelaksan bahwa  belajar adalah proses diperolehnya kebiasaan-kebiasaan, pengetahuan dan sikap baru. Berdasarkan konsep tersebut, terlihat bahwa belajar meruapakan suatu proses (Sanjaya, 2008: 2). Dalam suatu proses akan terdapat hal-hal yang dapat mendukung atau menghambat berhasilnya hasil dari proses tersebut.
Guna mendukung tercapainya tujuan belajar yang optimal dalam proses pembelajaran, maka tentunya sangat penting memperhatikan faktor-faktor yang mendukung terciptanya hasil belajar yang optimal. Fernandez (2009: 2) menjelaskan bahwa salah satu faktor yang mempengaruhi hasil belajar adalah faktor yang datang dari luar diri siswa (eksternal), yang salah satu adanya penyelenggaraan proses pembelajaran yang dilaksanakan sekolah. Terkait dengan bagaimana penyelenggaraan proses pembelajaran ini, media pembelajaran menjadi salah satu unsur penting didalamnya. Media pembeajaran merupakan salah satu komponen yang peru diperhatikan untuk mendukung tercapainya komunikasi dan transformasi informasi yang efektif dari pendidik kepada siswa. Media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan (bahan pembelajaran), sehingga dapat merangsang perhatian, minat, pikiran, dan perasaan siswa dalam kegiatan belajar untuk mencapai tujuan belajar (Santyasa, 2007). Ha ini juga sesuai dengan penjeasan dari Criticos (1996) yang mengemukakan bahwa media merupakan salah satu komponen komunikasi, yaitu sebagai sarana pembawa pesan dari komunikator menuju komunikan.
Salah satu media pembelajaran berteknologi tinggi yang saat ini berpeluang baik untuk dikembangkan adalah multimedia. Pengertian multimedia secara bahasa dapat dipahami sebagai intregasi berbagai media. Penjelsan ini dimaksudkan sebagai pemnafaatan media yang mengintegrasikan unsur suara (audio) dan gambar (visual), yang pada umumnya menghunakan komputer. Telkonologi mutakhir komputer memiliki kemampuan yang cukup baik sebagai multimedia ini.
Proses pembelajaran untuk bidang IPS untuk kelas IX D di SMP Negeri 27 Surakarta selama ini belum banyak memanfaatkan media pembelajaran, khususnya multi media. Pembelajaran lebih bersifat ceramah semata, dengan memanfaatkan media-media yang masih sangat terbatasa seperti gambar peta dua dimensi, sedangkan tuntutan kebutuhan yang sebenarnya sudah cukup tinggi. Terkait dengan proses pembelajaran untuk materi “Mengenal Bentuk Dan Pola Permukaan Bumi Dari Interpretasi Peta”, sebenarnya telah banyak membutuhkan gambar visual yang mempu menunjukkan proses-proses alam dalam kerak bumi, serta membutuhkan profil tiga dimensi yang mampu menampakkan penampang permukaan bumi secara melintang (profil wilayah), yang dapat di desain dari peta topografi dengan menggunakan garis-garis kontur yang menghubungkan letak-letak yang memiliki ketinggian sama. Dengan multi media, maka penampang melintang permukaan bumi yang disajikan dalam profil ini akan mampu menunjukkan kenampakan yang lebih menyerupai dengan kenampakan asli serta mampu memberikan pemahaman yang lebih baik tentang penggunaan peta topografi.
Hasil belajar untuk bidang IPS untuk kelas IX D di SMP Negeri 27 Surakarta untuk materi “Mengenal Bentuk Dan Pola Permukaan Bumi Dari Interpretasi Peta”  selama ini masih belum cukup baik, ditinjau dari kriteria ketuntasan belajar minimal yang ditetapkan guru dan berdasarkan nilai rata-rata kelas. Standar ketuntuntasan belajar yang ditetapkan guru adalah 80%, sedangkan yang tercapai baru 61,8% dari 32 siswa. Nilai data-dara kelas adalah 6,3. Kondisi ini menunjukkan adanya kebutuha untuk mengoptimalkan proses pembelajaran yang dapat ditempuh dengan penggunaan multimedia guna meningkatkan hasilbelajar siswa.
Berdasarkan atas uraian tersebut, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul “Usaha Peningkatan Hasil Belajar Mengenal Bentuk Dan Pola Permukaan Bumi Dari Interpretasi Peta Dengan Menggunakan Multi Media
B.         Rumusan Masalah                                                                                           
Berdasarkan atas uraian dalam latar belakang masalah tersebut, dibuat  rumusan masalah sebagai berikut:
1.          Bagaimana langkah-langkah penggunaan multimedia dalam proses pembelajaran       Mengenal Bentuk Permukaan Bumi dari Interpretasi Peta” pada siswa kelas IX D, SMP Negeri 27 Surakarta tahuh pekajaran 2008/2009?
2.          Bagaimana peningkatan hasil belajar materi  “Mengenal Bentuk Permukaan Bumi dari Interpretasi Peta” setelah penggunaan multimedia pada siswa kelas IX D, SMP Negeri 27 Surakarta tahuh pekajaran 2008/2009?
  
C.         Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari dilaksanakannya penelitian ini adalah untuk
mengetahui hal-hal sebagai berikut:
1.        Deskripsi langkah-langkah penggunaan multimedia dalam proses pembelajaran       Mengenal Bentuk Permukaan Bumi dari Interpretasi Peta” pada siswa kelas IX D, SMP Negeri 27 Surakarta tahuh pekajaran 2008/2009.
2.        Peningkatan hasil belajar materi  “Mengenal Bentuk Permukaan Bumi dari Interpretasi Peta” setelah penggunaan multimedia pada siswa kelas IX D, SMP Negeri 27 Surakarta tahuh pekajaran 2008/2009.
D.        Manfaat Penelitian
Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan manfaat dalam berbagai aspek senagai berikut:
1.      Aspek teoretis: hasil penelitian diharapkan dapat menambah khasanah pengetahuan tentang pelaksanaan TIK melalui penggunaan multimedia dalam proses pembelajaran IPS
2.      Aspek Praktis: hasil penelitian diharapkan dapat meningkatkan mutu proses pembelajaran dan meningkatkan hasil belajar siswa bidang IPS.



DAFTAR PUSTAKA
Arief S .Sadiman. 1986. Media Pendidikan,  Jakarta: Rajawali
Ari Asnaldi. 2008. Teori-Teori Belajar Proses Perubahan. www.multiply.com
Criticos, C. 1996. Media selection. Plomp, T., & Ely, D. P. (Eds.): International Encyclopedia of Educational Technology, 2nd edition. New York: Elsevier Science, Inc.
Heru Subiyantoro. 2008. Hasil Belajar dan Pengukurannya. Jakarta: Rineka Cipta
Ibrahim, H., Sihkabuden, Suprijanta, & Kustiawan, U. 2001. Media pembelajaran: Bahan sajian program pendidikan akta mengajar. FIP. UM.
I Gusti Putu Suharta. 2001. Matematika Realistik. http://www.depdiknas.go.id
Ingridwati Kurnia. 2007. Perkembangan belajar Peserta DidKi. Jakarta: Dirjen Dikti Departeman Pendidikan Nasional.
I Wayan Santyasa. 2007. Media Pembelajaran. Workshop Media Pembelajaran bagi Guru-Guru SMA Negeri Banjar Angkan. Pada tanggal 10 Januari 2007 . Bandung: Universitas Ganesha
Moedjiono. 1981. Media pendidikan III: Cara pembukaan media pendidikan. Jakarta: P3G. Depdikbud.
Muchtar A. Karim. 1997. Pendidikan Matematika 1. Malang: Depdikbub
Oemar Hamalik. 1996. Strategi Belajar Mengajar. Bandung: Pustaka martina
Slametto. 1995. Belajar dan Faktor-Faktor yang mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta
Sadiman, A.S. 1986. Media pendidikan: pengeratian, pengembangan, dan pemanfaatannya. Jakarta: Cv. Rajawali.


 Untuk Mendapatkan file lengkap  silahkan hubungi/ sms ke HP. 089 679 540 116

Senin, 04 April 2016

KODE PTK SMP 059 : Upaya Meningkatkan Penguasaan Konsep Materi Pendidikan Kewarganegaraan Melalui Metode Bermain Peran dan Diskusi Pada Siswa Kelas IX-B SMP Negeri 3 Ngunut, Kabupaten Tulungagung

KODE PTK SMP 059 : Upaya Meningkatkan Penguasaan Konsep Materi Pendidikan Kewarganegaraan Melalui Metode Bermain Peran dan Diskusi Pada Siswa Kelas IX-B SMP Negeri 3 Ngunut, Kabupaten Tulungagung


ABSTRAK


xxxxxxxxxxxx,  “Upaya Meningkatkan Penguasaan Konsep Materi Pendidikan Kewarganegaraan Melalui Metode Bermain Peran dan Diskusi Pada Siswa Kelas IX-B SMP Negeri 3 Ngunut, Kabupaten Tulungagung”.
Kata Kunci :  Metode Bermain Peran dan Diskusi, Penguasaan Konsep, dan Pendidikan Kewarganegaraan
Pendidikan Kewarganegaraan merupakan salah satu mata pelajaran yang dapat menghasilkan manusia Indonesia seutuhnya, sehingga menumbuhkan dan  memiliki mental yang baik untuk dapat melaksanakan kegiatan pembangunan.
Tujuan penelitian tindakan kelas ini adalah untuk meningkatkan penguasaan konsep Pendidikan Kewarganegaraan pada siswa kelas IX-B SMP Negeri 3 Ngunut Kabupaten Tulungagung dengan menggunakan metode Bermain peran dan diskusi.
Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SMP negeri 3 Ngunut Kabupaten Tulungagung pada siswa kelas IX-B pada semester ganjil tahun pelajaran 2005/2006.  Jumlah siswa ada 35 orang.
Hasil evaluasi menunjukkan terdapat kenaikkan yang tuntas belajar dari 23 siswa (65,71%) pada pra tindakan menjadi 27 siswa (77,14  %) pada siklus I, dan menjadi 30 siswa (85,71%) pada siklus II.  Sedangkan yang belum tuntas belajar mengalami penurunan dari 12 siswa (34,29 %) pada pra tindakan menjadi 8 siswa (22,86 %) pada siklus I, dan menjadi 5 siswa (14,29 %) pada siklus II.
Hipotesis tindakan yang menyatakan bahwa “jika metode bermain peran dan diskusi digunakan, maka penguasaan konsep pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan pada siswa kelas IX-B SMPN 3 Ngunut, Kabupaten Tulungagung akan meningkat”, dapat diterima.
Penelitian ini juga memberikan rekomendasi kepada para guru agar semakin aktif dan kreatif dalam memilih metode dalam kegiatan belajar mengajar agar dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. Kepada Kepala Sekolah hendaknya dapat mengambil kebijakan tentang perlunya melaksanakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) bagi setiap guru, agar motivasi belajar siswa juga semakin meningkat. Selain itu kepada Kepala Sekolah hendaknya dapat mengusahakan agar ketersediaan sarana bagi para guru dalam melaksanakan PTK terus ditingkatkan.


DAFTAR  PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi, Suhardjono, Supardi.  2006. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Departemen Pendidikan Nasional. 2005. Materi Pelatihan Terintegrasi Pendidikan Kewarganegaraan, Buku 2. Jakarta: Direktorat Pendidikan Lanjutan Pertama
Hisyam Zaini, Bermawy Munthe, Sekar Ayu Aryani. 2004. Strategi Pembelajaran Aktif. Yogyakarta: CTSD.
Ketetapan MPR RI No. IV/MPR/1999, Tentang GBHN. Surabaya: Penabur Ilmu.
Miarsa, Yusufhadi. 1995. Peningkatan Mutu Pendidikan, Jurnal Teknologi Pembelajaran. Malang: IPTPI.
Mulyasa, E.. 2005. Menjadi Guru Profesional, Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan Menyenangkan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Offset.
Nazir, Moh.  1988. Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia.
Oemar Hamalik. 1992. Psikologi Belajar dan Mengajar. Bandung: Sinar Baru.
Saiful Rachman, Yoto, Syarif Suhartadi, Suparti. 2006. Penelitian Tindakan Kelas dan Penulisan Karya Ilmiah. Surabaya: SIC Bekerjasama Dengan Dinas P dan K Provinsi Jawa Timur.
Slameto. 1991. Proses Belajar Mengajar Dalam Sistem Kredit Semester (SKS). Jakarta: Bumi Aksara.
Soetomo. 1993. Dasar-dasar Interaksi Belajar Mengajar. Surabaya: Usaha Nasional.



Untuk Mendapatkan file lengkap silahkan hubungi/ sms ke HP. 089 679 540 116