Senin, 07 Januari 2013

PTK SD 14 - PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR DAN LINGKUNGAN UNTUK


PENGGUNAAN    MEDIA    GAMBAR    DAN    LINGKUNGAN    UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN TENTANG PERKALIAN SEBAGAI PENJUMLAHAN BERULANG KELAS II  SD NEGERI MANCASAN 04 KECAMATAN BAKI KABUPATEN SUKOHARJO SEMESTER DUA
TAHUN PELAJARAN 2008/2009

BAB I
PENDAHULUAN

A.      A.    Latar Belakang Masalah

        Dalam rangka mencapai tujuan pengajaran, kegiatan belajar mengajar harus diarahkan pada aktifitas pengajaran yang mampu mengembangkan segala potensi dan kreatifitas siswa. Tinggi rendahnya tingkat kreatifitas belajar siswa di sekolah banyak dipengaruhi oleh interaksi komponen-komponen pembelajaran.
        Pengajaran bukan hanya memindahkan pengetahuan ke generasi muda, atau hanya proses perubahan kebudayaan dan mengembangkan kepribadian. Pengajaran siswa yang baik melibatkan siswa secara aktif dan meniadakan pandangan bahwa siswa  sebagai makhluk pasif. Guru sebagai pengajar tidak hanya menyampaikan materi, tetapi harus mampu mengorganisir proses belajar mengajar, sehingga siswa termotivasi untuk belajar.
        Pembenahan dalam pembelajaran perlu dilakukan, yaitu pembaharuan pada pemilihan metode, penggunaan metode yang tepat, penyediaan media dan penanaman konsep yang benar. Pembaharuan bersifat memperbaiki dan menyempurnakan yang telah ada. Hasil yang diharapkan dengan adanya pembaharuan pada pemilihan metode, penggunaan metode yang tepat, penggunaan media, dan penanaman konsep yang benar adalah tujuan pengajaran yang belum tercapai dapat diselesaikan dan dapat memperbaiki pemahaman konsep yang salah pada diri siswa.
       Pembenahan sistem pengajaran harus mampu membangkitkan minat para siswa untuk belajar lebih aktif. Pembaharuan pengajaran, penerapan metode yang tepat, penyediaan media pengajaran terutama harus dilakukan dalam pendidikan Matematika, karena dalam pendidikan Matematika secara umum masih banyak kendala dan masalah yang dihadapi, misalnya nilai anak untuk mata pelajaran Matematika rendah, pelajaran Matematika belum mempunyai makna sebagai bagian dalamkehidupans ehari-hari, pelajaran Matematika masih dianggap sebagai pelajaran yang sulit, pembelajaran Matematika yang dilaksanakan guru masih cenderung bersifat konfensional, minimnya penerapan metode demonstrasi dalam pembelajaran Matematika, minimnya daya inovatif, kreatifitas dalam pembelajaran Matematika menjadikan mata pelajaran ini tidak disukai anak.
       Menurut Bloom yang dikutip oleh Djauzak Ahmad (1994 : 9), “Ketuntasan pembelajaran siswa dapat ditunjukkan dengan meningkatkan kemampuan intelektual yang terdiri dari: ingatan, pemahaman, penerapan analisis, sintetis, dan evaluasi”.
       Dari data di SD Negeri Mancasan 04 Baki, Kab. Sukoharjo ternyata prestasi pembelajaran matamatika siswa masih di bawah kriteria ketuntasan minimal, baik secara individual maupun secara klasikal. Pada kondisi awal, nilai yang diperoleh siswa sebanyak 12 dari 20 siswa tidak memenuhi KKM yang ditentukan yaitu di bawah 75. Hal ini disebabkan karena di dalam kegiatan belajar hanya mengandalkan teori dan kurang menyadari pentingnya penggunaan media pembelajaran.
        Metode pembelajaran dalam Matematika ini banyak sekali yang tepat dan sesuai dengan tuntutan perkembangan pembelajaran Matematika. Metode-metode pembelajaran Matematika yakni metode demonstrasi, metode pemecahan masalah, metode drill dan latihan, metode penemuan, metode tanya jawab, metode inkuiri, dan penggunaan alat peraga atau media yang sesuai dengan materi.

B.             Berdasarkan kajian latar belakang masalah tersebut di atas, maka ditemukan permasalahan dalam pembelajaran Matematika di SD Negeri Mancasan 04 Baki, Kab. Sukoharjo sebagai berikut:

1.       Prestasi Matematika siswa SD Negeri Mancasan 04 Baki, Kab. Sukoharjo masih tergolong rendah.
2.       Pelajaran Matematika belum memiliki makna sebagai bagian dalam kehidupan sehari-hari.
3.       Pelajaran Matematika masih dianggap sebagai pelajaran yang sulit.
4.       Pembelajaran Matematika yang dilaksanakan oleh guru masih bersifat konvensional.
5.       Minimnya penggunaan metode pembelajaran yang tepat.
6.       Minimnya guru dalam pembelajaran menggunakan media atau alat peraga.
        Agar kualitas pendidikan anak meningkat maka seorang guru harus tahu pentingnya metode pembelajaran. Ada tiga cara utama dalam belajar yaitu model visual, auditorial, dan kinestetik. Visual adalah belajar melalui indra penglihatan. Auditorial adalah belajar melalui indra pendengaran. Kinestetik adalah belajar melalui peraba dan penglihatan. Dari ketiga cara
Untuk mendapatkan file skripsi / Thesis / PTK / PTS lengkap (Ms.Word),
hubungi : 081 567 745 700



0 komentar:

Posting Komentar