PTK SD 128 : Peningkatan Proses Pembelajaran Tentang Luas Bangun Melalui Model Kooperatif Stad dan Kuis pada Siswa Kelas VIA SDN Sadang Taman Sidoarjo
ABSTRAK
xxxxxxxxxxxxx, 2006. Peningkatan Proses Pembelajaran Tentang Luas Bangun Melalui Model Kooperatif Stad dan Kuis pada Siswa Kelas VIA SDN Sadang Taman Sidoarjo.Pembimbing (1) Dra. Umi Dayati, M.Pd, (2) Dra. Harti Kartini, M.Pd.
Kata Kunci: Proses Pembelajaran , Model Kooperatif STAD, Kuis.
Pembelajaran
Matematika yang disajikan dengan ceramah dan latihan-latihan individual
sering tidak disukai oleh para siswa. Akibatnya hasil belajar selalu di
urutan paling bawah dibandingkan mata pelajaran lainnya. Padahal ilmu matematika
memiliki peranan sangat strategis dalam berbagai kehidupan. Untuk
menciptakan proses pembelajaran yang menyenangkan, mengasyikkan dan
dapat meningkatkan hasil belajar, maka perlu adanya perubahan
pembelajaran yang menarik yaitu menerapkan pembelajaran model kooperatif
STAD dan kuis.
Rumusan
masalah yang diajukan: (1) Bagaimanakah pembelajaran model kooperatif
STAD dapat mendorong siswa untuk belajar tentang luas bangun lebih
bersemangat? (2) Bagaimanakah bermain kuis dapat mendorong siswa untuk
belajar tentang luas bangun menjadi lebih bersemangat ?.
Untuk
menjawab rumusan masalah tersebut, maka dilakukan penelitian dengan
subyek 26 orang siswa SDN Sadang kelas VIA. Pengambilan data menggunakan
metode observasi, angket, tes tulis dan perbuatan, serta dokumentasi.
Penelitian dilakukan dengan tiga siklus. Setiap siklus dilakukan
perencanaan, pelaksanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Pelaksanaan
tindakan secara berurutan berupa: pembelajaran klasikal, pembelajaran
kelompok membuat soal dan jawaban model STAD, dan kuis. Setiap siklus
terdiri dari dua pertemuan. Pertemuan I pembelajaran klasikal, kerja
kelompok, dan unjuk kerja kelompok dalam bentuk kuis. Pertemuan II
melanjutkan unjuk kerja kelompok dalam kegiatan kuis dan evaluasi hasil
belajar.
Hasil
penelitian pada siklus I, aktifitas pembelajaran klasikal hanya
mencapai 54,22%. Hal ini belum mencapai peningkatan proses pembelajaran
yang diharapkan yaitu 60-70%. Namun pada proses pembelajaran kelompok
telah mencapai 91,66% dengan target 70-80%, dan kuis mencapai 74,82%
dengan target 70-80%. Sedangkan hasil belajar hanya mencapai 66,66%
siswa mencapai nilai 60 - >60 dengan rerata nilai 65 sedangkan target
yang ditentukan 100% tuntas mencapai nilai 60 - >60.
Untuk
meningkatkan proses pembelajaran klasikal pada siklus II setiap siswa
diberi peraga beberapa bangun datar untuk dibentuk menjadi berbagai gabungan
bangun dalam membuat soal. Pada Siklus II terjadi peningkatan proses
pembelajaran klasikal menjadi 66,15% karena mulai ada 4 orang siswa
bertanya dan 20 orang siswa mencatat, di mana pada siklus I tidak ada
siswa yang bertanya dan mencatat. Proses Pembelajaran kelompok meningkat
menjadi 92,85%. Dan Pembelajaran kuis meningkat menjadi 86,16%.
Sedangkan hasil belajar mencapai rerata 72,3% dengan 76,92% siswa
mencapai 60 - >60. Dalam proses penyampaian soal kuis menunjukkan
soal-soal yang dikemukakan siswa cukup rumit, karena berupa berbagai
gabungan bangun datar yang bermacam-macam. Pada Siklus III selain ada
peraga untuk setiap siswa, untuk dapat menemukan rumus luas bangun ruang
berdasarkan rumus luas bangun datar yang telah dikuasai siswa, juga
ditambah dengan pemberian tugas rumah berupa latihan-latihan. Hal ini
disebabkan kompetensi yang harus dikuasai semakin sulit. Pada siklus III
terjadi peningkatan proses pembelajaran klasikal yang cukup tinggi
menjadi 84,61%. Hal ini disebabkan semakin banyaknya siswa yang
mengajukan pertanyaan sebanyak 10 siswa dan mencatat sebanyak 26 siswa.
Proses Pembelajaran kelompok meningkat menjadi 97,61%, dan proses kegiatan kuis meningkat menjadi 92,77%. Sedangkan hasil
belajar mencapai rerata 79,61% dengan 100% siswa mencapai nilai 60 -
>60. Dengan demikian semua target yang ditetapkan telah tercapai.
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan (1) Pembelajaran model kooperatif STAD dapat
mendorong siswa untuk belajar tentang luas bangun lebih bersemangat,
meningkatkan proses pembelajaran, dan hasil belajar. (2) bermain kuis
dapat mendorong siswa untuk belajar tentang luas bangun menjadi lebih
bersemangat, meningkatkan proses belajar, dan hasil belajar.
Maka
disarankan (1) Kepada para guru, untuk meningkatkan proses pembelajaran
maupun hasil belajar matematika, dapat digunakan model kooperatif STAD sebagai
pilihan untuk mengatasi permasalahan pembelajaran matematika.(2)
Strategi pembelajaran kuis seperti pada penelitian ini juga dapat
diterapkan dalam pembelajaran matematika, namun diperlukan persiapan
yang matang, terutama pada saat penilaian kelompok penjawab diperlukan
bantuan dari siswa yang pandai untuk membantu guru mengerjakan soal-soal
yang dibuat oleh temannya. (3) Bagi peneliti yang ingin melakukan
penelitian lanjutan sesuai dengan penelitian ini juga disarankan agar
membuat persiapan yang lebih sempurna terutama dalam mempersiapkan
instrumen pengamatan beserta rubrik-rubrik yang jelas pada saat kegiatan
kuis. Juga disarankan agar tim pengamat minimal dua orang, karena
menurut pengalaman peneliti tim pengamat sangat sibuk dalam menilai pada
saat kegiatan kuis.
DAFTAR RUJUKAN
Arikunto,Suharsimi & Suharjono & Supardi. 2006, Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara.
Departemen Agama RI. 2001. Bahan Penataran ( Modul Metodologi Pendidikan Agama Islam) Jakarta: Direktorat Jendral Pembinaan Kelembagaan Agama Islam.
Departemen Agama RI. 2004. Strategi Pembelajaran Matematika untuk Tingkat Madrasah Aliyah. Jakarta: Badan Litbang Agama dan Diklat Keagamaan Pusdiklat Tenaga Teknis Keagamaan.
De Porter, Bobbi. 2001. Quantum Teaching, Bandung: Kaifa.
Dinas Pendidikan Kabupaten Sidoarjo. 2005. Kurikulum 2004 Standar Kompetensi Kelas VI Sekolah Dasar dan Madrasah Ibtidaiyah. Sidoarjo: Dinas Pendidikan Kabupaten Sidoarjo
Hasibuan & Mujiono. 2004. Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Nur, Mohammad. 1998. Teori Pembelajaran Kognitif. Surabaya: PPS IKIP Surabaya.
Nur, Mohammad. 2003. Penelitian
dan Pengembangan Teknologi Pembelajaran sebagai Salah Satu Prasyarat
Utama Pengimplementasian Kebijaka-kebijakan Inovatif Depdiknas dalam
Merespon Tuntutan dan Tantangan Masa Depan. Makalah disajikan dalam Wisuda VII Pascasarjana Teknologi Pembelajaran Universitas PGRI Adi Buana Surabaya, 20 Desember 2003.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. 2003. Jakarta: Cemerlang.
Wardani, I.G.A.K. 2005. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Universitas terbuka Departemen Pendidikan Nasional.
Riyanto, Yatim. 2001. Metodologi Penelitian Pendidikan. Surabaya: Penerbit SIC.
Yuwono, Trisno & Abdullah Pius. 1994. Kamus Lengkap Bahasa Indonesia Praktis. Surabaya: Arkola.
Untuk mendapatkan file lengkap hubungi HP. 089 679 540 116
0 komentar:
Posting Komentar