Senin, 12 November 2012

PTS 21- BIMBINGAN KOLABORATIF MGMP SEKOLAH SEBAGAI ALTERNATIF SUPERVISI AKADEMIK


BIMBINGAN KOLABORATIF MGMP SEKOLAH SEBAGAI ALTERNATIF SUPERVISI AKADEMIK YANG EFEKTIF DI SEKOLAH BINAAN WILAYAH
JAKARTA BARAT

BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Tahun 2004 dimulai kebijakan pelaksanaan kurikulum berbasis kompetensi, maka dalam kurun waktu empat tahun telah diimplementasikan kurikulum berbasis kompetensi yang secara legalitas implementasi kurikulum tersebut baru mulai tahun 2006. Seiring dengan perkembangan sistem pendidikan yang mengacu pada Standar Nasional Pendidikan (SNP), untuk setiap satuan pendidikan secara bertahap harus mengimplentasikan SNP. Misalnya seorang pendidik harus memahami dan mengimplementasikan standar isi, standar kompetensi lulusan, standar proses, standar penilaian, standar pengelolaan pendidikan dan harus memiliki kompetensi sesuai dengan standar kompetensi guru. Ini semua akan berdampak positip pada rancangan dan implementasi pembelajaran di kelas/laboratorium/di luar kelas.
Implementasi SNP perlu dilakukan pengawasan oleh pengawas satuan pendidikan yaitu tenaga kependidikan profesional berstatus PNS yang diberi tugas dan wewenang secara penuh oleh pejabat berwenang untuk melaksanakan pengawasan pendidikan di sekolah. Tugas pengawas satuan pendidikan dapat melaksanakan pengawasan akademik dan pengawasan manajerial. Pengawasan akademik yaitu membina guru agar dapat meningkatkan mutu proses pembelajaran/bimbingan dan hasil belajar siswa. Sedangkan pengawasan manajerial yaitu membina kepala sekolah dan seluruh staf sekolah agar dapat meningkatkan mutu penyelenggaraan pendidikan pada sekolah binaanya. Untuk melaksanakan pengawasan antara lain meliputi supervisi, evaluasi, pelaporan, dan tindak lanjut hasil pengawasan. Supervisi meliputi supervisi manajerial dan akademik dilakukan secara teratur dan berkesinambungan. Supervisi akademik antara lain meliputi rancangan pembelajaran dan proses pembelajaran serta iplementasi penilaian
Tahun pelajaran 2007/2008 sekolah binaan semester genap sebanyak 15 sekolah (SMP dan SMA), terdiri dari 20 % sekolah negeri dan 80 % sekolah swasta. Jumlah guru di sekolah berkisar antara 10 sampai 76 orang, sehingga supervisi akademik hanya dapat dilaksanakan rata-rata 10 % atau 5 sampai 8 orang guru dengan mata pelajaran tertentu (tidak semua guru mendapat kesempatan disupervisi akademik) untuk setiap sekolah  per semester. Hal ini terjadi karena pengawas melakukan supervisi akademik langsung pada guru-guru dengan jumlah terbatas yaitu pada guru-guru mata pelajaran/rumpun mata pelajaran tertentu.  Supervisi akademik selama ini rata-rata  5 orang sampai 8 orang guru setiap minggu dari  dua sekolah, pelaksanaan supervisi ini berkelanjutan sampai tuntas memakan waktu rata-rata tiga sampai empat minggu. Jadi untuk setiap sekolah supervisi akademik yang berkelanjutan rata-rata  memakan waktu satu bulan dengan jumlah guru rata-rata 5 orang. Jumlah sekolah binaan sebanyak 15 sekolah, selama satu semester bulan yang efektif untuk supervisi akademik hanya 4 bulan jadi sekolah yang disupervisi akademik hanya 4 sekolah dengan jumlah guru 20 orang. 
Hasil supervisi akademik semester genap tahun pelajaran 2007/2008 antara lain guru yang memiliki dokumen SNP sangat rendah yaitu standar kompetensi mata pelajaran hanya 7 %, standar kompetensi lulusan 0,5 % dan SNP lainnya belum dimiliki. Rancangan pembelajaran yang dibuat oleh guru-guru rata-rata  11 % lengkap dan sesuai rambu-rambu, serta kualitas pembelajaran rata-rata 8 % termasuk katagori sangat baik.dan katgori baik 27 %.  Hasil pengumpulan data dari guru-guru di sekolah binaan terdapat 211 permasalahan dalam proses pembelajaran. Selain itu tidak semua guru mendapat kesempatan mengikuti pelatihan/workshop/penataran. Begitu pula pemberdayaan MGMP sekolah dan implementasi SNP belum dilaksanakan secara optimal.
Berdasarkan cara supervisi yang sudah dilaksanakan pada tahun pelajaran sebelumnya, tidak dapat dilaksanakan pada semua guru-guru di sekolah dan seluruh sekolah binaan, sehingga  peningkatan kinerja guru dan peningkatan mutu proses pembelajaran belum merata di setiap sekolah maupun di seluruh sekolah binaan. Untuk mengoptimalkan pelaksanaan supervisi akademik kesemua guru-guru mata pelajaran di setiap sekolah binaan  pada semester ganjil tahun pelajaran 2008/2009 dilakukan bimbingan kolaboratif terhadap MGMP sekolah atau komunitas guru di setiap sekolah. Maka disetiap sekolah terbentuk komunitas pembelajaran yang profesional.

B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan uraian di atas untuk rumusan masalahnya sebagai berikut “Apakah bimbingan kolaboratif MGMP sekolah merupakan salah satu alternatif supervisi akademik yang efektif di sekolah binaan wilayah Bandung Barat “? Untuk memudahkan pelaksanaan PTS ini maka rumusan masalah tersebut dirinci dengan rangkaian pertanyaan sebagai berikut :
1.       Apakah bimbingan kolaboratif di MGMP sekolah membuat kelancaran bagi guru-guru dalam membuat rancangan pembelajaran ?
2.       Bagaimana aktifitas guru-guru pada saat bimbingan kolaboratif di MGMP sekolah ?
3.       Bagaimanakah rancangan pembelajaran hasil bimbingan kolaboratif di MGMP sekolah ?
4.       Bagaimanakah kelancaran guru-guru melaksanakan pembelajaran yang mendidik melalui bimbingan kolaboratif ? Bagaimanakah kelancaran pengamatan antar guru?
5.       Bagaimana sikap dan minat guru-guru dalam melaksanakan pembelajaran yang mendidik ?
6.       Bagaimana sikap minat siswa setelah mengikuti pembelajarn yang mendidik ?
7.       Bagaimana sikap dan minat guru setelah mengikuti bimbingan kolaboratif di MGMP sekolah ?

Untuk mendapatkan file skripsi / Thesis / PTK / PTS lengkap (Ms.Word),
hubungi : 081 567 745 700

0 komentar:

Posting Komentar