Upaya
Peningkatan Aktivitas Siswa dalam Pembelajaran Matematika materi suku banyak
dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif Jigsaw Pada SMAN 2 Madiun
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah
Negara
berkembang selalu berusaha untuk mengejar ketinggalannya, yaitu dengan giat
melakukan pembangunan di segala bidang kehidupan. Dalam bidang pendidikan
pemerintah selalu berusaha untuk meningkatkan kualitas pendidikan dengan
berbagai cara seperti mengganti kurikulum, meningkatkan kualitas guru melalui penataran-penataran
atau melanjutkan sekolah ke tingkat yang lebih tinggi, memberi dana Bantuan
Operasional Sekolah (BOS) dan sebagainya. Sesuai dengan UU no. 20 tahun 2003
tentang sistem pendidikan nasional, pasal 3 menyatakan bahwa ; “Pendidikan
nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban
bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan
untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang bertakwa
kepada Tuhan YME, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan
menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab”.
Dengan
memperhatikan isi dari UU No. 20 tahun 2003 tersebut, peneliti berpendapat
bahwa tugas seorang peneliti memang berat, sebab kemajuan suatu bangsa
ditentukan oleh keberhasilan pendidikan dari bangsa itu sendiri. Jika seorang
seorang guru atau pendidik tidak berhasil mengembangkan potensi peserta didik
maka negara itu tidak akan maju, sebaliknya jika guru atau pendidik berhasil
mengembangkan potensi peserta didik, maka terciptalah manusia yang cerdas,
terampil, dan berkualitas. Sesuai dengan Depdiknas (2005 : 33) yang menyatakan
bahwa, “Pendidikan Matematika adalah
mata pelajaran yang memfokuskan pada pembentukan diri yang beragam dari segi
agama, sosio-kultural, bahasa, usia, suku bangsa untuk menjadi warga negara
yang cerdas, terampil, dan berkarakter yang dilandasi oleh Pancasila dan UUD
1945”.
Untuk mencapai tujuan ini peranan guru sangat menentukan. Menurut Wina Sanjaya
(2006 : 19), peran guru adalah: “Sebagai sumber belajar, fasilitator,
pengelola, demonstrator, pembimbing, dan evaluator”. Sebagai motivator guru
harus mampu membangkitkan motivasi siswa agar aktivitas siswa dalam proses
pembelajaran berhasil dengan baik. Salah satu cara untuk membangkitkan
aktivitas siswa dalam proses pembelajaran adalah dengan mengganti cara / model
pembelajaran yang selama ini tidak diminati lagi oleh siswa, seperti
pembelajaran yang dilakukan dengan ceramah dan tanya-jawab, model pembelajaran
ini membuat siswa jenuh dan tidak kreatif. Suasana belajar mengajar yang
diharapkan adalah menjadikan siswa sebagai subjek yang berupaya menggali
sendiri, memecahkan sendiri masalah-masalah dari suatu konsep yang dipelajari,
sedangkan guru lebih banyak bertindak sebagai motivator dan fasilitator.
Situasi belajar yang diharapkan di sini adalah siswa yang lebih banyak berperan
(kreatif).
Pada SMAN 2
Madiun sejak peneliti mengajar, dalam pembelajaran Matematika
, peneliti sering menggunakan model pembelajaran ceramah. Model pembelajaran
ini tidak dapat membangkitkan aktivitas siswa dalam belajar. Hal ini tampak
dari perilaku siswa yang cenderung hanya mendengar dan mencatat pelajaran yang
diberikan guru. Siswa tidak mau bertanya apalagi mengemukakan pendapat tentang
materi yang diberikan. Melihat kondisi ini, peneliti berusaha untuk
mencarikan model pembelajaran lain yaitu model pembelajaran diskusi. Siswa
dibagi atas beberapa kelompok yang beranggotakan 3-5 orang (melihat kondisi
siswa di kelas). Dari diskusi yang telah dilaksanakan, ternyata siswa masih
kurang mampu dalam mengemukakan pendapat, sebab kemampuan dasar siswa rendah.
Dalam bekerja kelompok, hanya satu atau dua orang saja yang aktif, sedangkan
yang lainnya membicarakan hal lain yang tidak berhubungan dengan tugas
kelompok. Dalam melaksanakan diskusi kelompok, peneliti juga melihat di antara
anggota kelompok ada yang suka mengganggu teman karena mereka beranggapan bahwa
dalam belajar kelompok (diskusi) tidak perlu semuanya bekerja. Karena tidak
semua anggota kelompok yang aktif, maka tanggung jawab dalam kelompok menjadi
kurang, bahkan dalam kerja kelompok (diskusi), peneliti juga menemukan ada di
antara anggota kelompok yang egois sehingga tidak mau menerima pendapat teman.
Melihat kenyataan-kenyataan yang peneliti temui pada
sikap siswa di dalam proses pembelajaran tersebut di atas, peneliti berpendapat
bahwa aktivitas siswa di SMAN 2 Madiun dalam pembelajaran Matematika sangat kurang. Dalam hal ini peneliti berani
mengungkapkan karena memang aktivitas siswa SMAN 2 Madiun masih jauh dari
pengertian aktivitas yang diungkapkan dari para ahli, seperti Paul D. Dierich
dalam Oemar Hamalik (2001: 173), mengemukakan bahwa jenis aktivitas dalam
kegiatan lisan atau oral adalah mengemukakan suatu fakta atau prinsip, menghubungkan
suatu kejadian, mengajukan pertanyaan, memberi saran, mengemukakan pendapat,
wawancara, diskusi dan interupsi.
Berdasarkan pengamatan atau observasi pendahuluan yang
peneliti lakukan, ditemukan bahwa siswa SMAN 2 Madiun dalam
melaksanakan diskusi kelas jarang sekali mengemukakan pendapat, mengajukan
pertanyaan, apalagi mengajukan saran. Karena aktivitas siswa yang rendah itu,
hasil belajar yang diperoleh juga menjadi rendah. Hal ini dapat kita lihat dari
nilai rata-rata hasil ujian semester 1 kelas XI – IA - 3 tahun pelajaran 2006/2007
Rendahnya hasil belajar siswa disebabkan oleh beberapa
faktor, antara lain rendahnya perhatian siswa dalam mengikuti pelajaran Matematika.
Guru sering memberikan pelajaran dalam bentuk ceramah dan tanya-jawab, sehingga
siswa tidak terangsang untuk mengembangkan kemampuan berfikir kreatif.
Berdasarkan pengalaman yang peneliti hadapi di dalam
proses pembelajaran Matematika yang tidak aktif maka peneliti berusaha
mencarikan model pembelajaran lain, sehingga pembelajaran lebih bermakna dan
lebih berkualitas. Model pembelajaran yang akan peneliti coba untuk
melakukannya adalah model pembelajaran Kooperatif tipe Jigsaw. Ketertarikan
peneliti mengambil model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw, karena peneliti
melihat dalam model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw semua anggota kelompok
diberi tugas dan tanggungjawab, baik individu maupun kelompok. Jadi, keunggulan
pada pembelajaran kooperatif Jigsaw dibanding dengan diskusi yaitu seluruh
anggota dalam kelompok harus bekerja sesuai dengan tugas yang diberikan, sebab
tugas itu ada yang merupakan tanggung jawab individu dan ada pula tanggung
jawab kelompok. Oleh sebab itu, dalam penelitian ini peneliti mengambil sebuah
judul yaitu: “Upaya Peningkatan Aktivitas Siswa dalam Pembelajaran Matematika
materi suku banyak dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif Jigsaw”. Dengan
menerapkan pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw di SMAN 2 Madiun , diharapkan aktivitas siswa meningkat.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dapat
diidentifikasi masalah sebagai berikut:
1.
Siswa
kurang memperhatikan dalam pembelajaran.
2.
Siswa kurang berani dalam mengemukakan
pendapat.
3.
Adanya siswa beranggapan bahwa dalam
belajar kelompok tidak perlu semua bekerja.
4.
Adanya siswa yang suka membicarakan hal
lain, yang tidak berhubungan dengan tugas kelompok.
5. Tanggung jawab siswa terhadap tugas
masih rendah.
6.
Adanya anggota kelompok yang tidak mau
menerima pendapat teman.
C.
Pembatasan Masalah
Sesuai
dengan kemampuan waktu dan tenaga yang peneliti miliki, maka peneliti memberi
batasan masalah:
1.
Siswa kurang berani dalam mengemukakan
pendapat.
2. Tanggung jawab siswa terhadap tugas
masih rendah.
3.
Motivasi siswa dalam mengikuti
pembelajaran kurang.
D.
Rumusan Masalah
Berdasarkan
batasan masalah yang telah ditetapkan dalam pembelajaran Matematika dengan menggunakan pembelajaran kooperatif
tipe Jigsaw, maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut:
1.
Sejauh mana manfaat penerapan model
pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw terhadap pembelajaran Matematika ?
2.
Sejauh mana aktivitas belajar siswa
dalam pelaksanaan pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw?
3.
Sejauh mana pengaruh motivasi terhadap
siswa dalam mengikuti pelajaran?
E.
Tujuan Penelitian
Dari latar belakang yang telah
dikemukakan maka penelitian ini bertujuan untuk :
1. Mendapatkan cara yang lebih efektif dalam
membelajarkan Matematika pada materi suku
banyak
2. Untuk meningkatkan kualitas pembelajaran
Matematika khususnya dalam materi suku
banyak melalui pembelajaran kooperatif Jigsaw.
3. Untuk meningkatkan hasil belajar siswa
pada pelajaran Matematika
Membangkitkan minat siswa untuk menyukai mata pelajaran Matematika
DAFTAR PUSTAKA
Anton M
Mulyono, 2000, Kamus Besar Indonesia, Jakarta : Balai Pustaka
Depdikbud,
1999, Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta : Depdikbud
Depdiknas,
2005, Pendidikan Matematika , Kurikulum dan Silabus Pendidikan Matematika ,
Jakarta : Depdiknas
Depdiknas,
2005, Pendidikan Matematika , Strategi dan Metode Pembelajaran Pendidikan Matematika
, Jakarta : Depdiknas
Johnson DW & Johnson, R, T (1991)
Learning Together and Alone. Allin and Bacon : Massa Chussetts
Oemar Hamalik, 2001, Proses Belajar
Mengajar, Jakarta, P.T., Bumi Aksara
Sardiman,
A.M, 2003, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, Jakarta : PT Raja Grafindo
Persada
Suharsimi
Arikunto, 2006, Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta : Bumi Aksara
Team Pelatih Penelitian Tindakan,
2000, Penelitian Tindakan (Action Research), Universitas Negeri Yogyakarta
Undang-undang Republik Indonesia No.
20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional, 2003, Jakarta : Depdiknas
Wina Senjaya, 2006, Strategi
Pembelajaran Berorientasi Proses Standar Proses Pendidikan, Jakarta : Kencana
Prima
Untuk mendapatkan file skripsi / Thesis / PTK / PTS
lengkap (Ms.Word),
hubungi : 081 567 745 700