TINDAKAN PENGOBATAN SENDIRI
PADAKELUHAN NYERI DAN DEMAM
DI KECAMATAN PASARKLIWON
PADAKELUHAN NYERI DAN DEMAM
DI KECAMATAN PASARKLIWON
BAB I
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
A.
Latar belakang
Di antara lima kebutuhan
pokok pangan, sandang, pemukiman, kesehatan, dan pendidikan, obat merupakan
salah satu faktor penting dalam kesehatan, seperti dikatakan oleh Menteri
Kesehatan pada pembukaan Kongres Ilmiah Farmasi, Federation of Asian
Pharmaceutical Associations (21-26 Nopember 1976) : bahwa obat merupakan kunci dari
komponen yang tidak dapat ditinggalkan dalam program kesehatan-kesehatan
masyarakat' (Sarjoko dan Sukartono, 1977).
Kesehatan bukanlah
segala-galanya, tetapi tanpa kesehatan semua yang ada tidak ada artinya.
Kesehatan merupakan modal penting dalam kehidupan. Kesehatan dalam arti luas
meliputi kesehatan jasmaniah, rohaniah, dan sosial dan bukan hanya keadaan
bebas dari penyakit, cacat, dan kelemahan (Anonim, 1982).
Kesehatan menunjukkan status
yang tidak berdiri sendiri, tetapi dipengaruhi oleh beberapa faktor, di
antaranya adalah faktor lingklmgan. Yang dimaksud dengan lingkungan bukan hanya
lingkungan fisik saja, tetapi juga lingkungan ekonomi, sosial, dan budaya.
Faktor lingkungan inilah yang paling banyak menentukan tingkat kesehatan
(Sarjoko dan Sukartono, 1977).
Tubuh dilengkapi dengan suatu
sistem pengontrol sehingga dapat menyesuaikan diri dengan lingkungannya yang
disebut dengan homeostatis, meskipun kemampuan sistem itu terbatas. Selarna
tubuh kita masih mampu menyesuaikan diri dengan lingkungannya, maka
perubahan lingkungan tidak berpengaruh terhadap kesehatan, tetapi apabila
gagal, tubuh akan menjadi sakit. Dalam keadaan sakit, lebih-lebih sakit yang
mengganggu aktivitas sehari-hari, baru disadari arti pentingnya kesehatan
(Foster dan Anderson, 1986).
Derajat kesehatan merupakan
hasil interaksi beberapa faktor yaitu : faktor lingkungan, faktor perilaku,
faktor pelayanan kesehatan, dan faktor keturunan. Dari 4 faktor tersebut faktor
lingkungan dan faktor perilaku mempunyai peranan yang paling besar untuk
tercapainya tujuan pembangunan kesehatan (Anonim, 1982).
Pembangunan jangka panjang
bidang kesehatan utamanya ditujukan untuk tercapainya peningkatan kemampuan
masyarakat untuk menolong dirinya sendiri dalam bidang kesehatan. Konsep
penolong diri sendiri ini diajukan untuk membantu mengurangi beban pernerintah
dalam menyangga beban biaya pembangunan bidang kesehatan.Seperti digariskan
dalam langkah-langkah kebijaksanaan sistem kesehatan nasional, yang berupa
pengembangan peningkatan swadaya masyarakat dalam pembangunan kesehatan dengan
pendekatan pendidikan (Anonim, 1992).
Manusia berhak untuk
mengobati diri sendiri dan mengadakan evaluasi sendiri tentang hasil
pengobatannya. Pengobatan dapat dilaksanakan dengan cara mengunj ungi dokter di
rumah sakit, puskesmas, atau praktek swasta, clan kemudian membeli obatnya di
apotek. Disamping itu pengobatan dapat pula dilakukan dengan cara pengobatan
sendiri (swamedikasi), berdasarkan pengalaman sendiri atau orang lain, dengan
mempergunakan obat-obat yang dapat di beli tanpa resep dokter atau yang
sering disebut obat bebas (Anonim, 1986).
Banyaknya masyarakat yang
melakukan pengobatan sendiri tersebut tidak terlepas dengan adanya informasi
mengenai iklan obat bebas (OB) dan obat bebas terbatas (OBT). Iklan-iklan
tersebut banyak dijumpai dalam kehidupan sehari-hari seperti di televisi,
radio, plakat-plakat, majalah dan berbagai media iklan lainnya. Membanjirnya
obat-obatan yang banyak dijual di pasaran, akan memudahkan seseorang melakukan
pengobatan sendiri terhadap keluhan penyakitnya, karena relatif lebih cepat,
hemat biaya, dan praktis tanpa perlu periksa ke dokter. Namun untuk melakukan
pengobatan sendiri dibutuhkan informasi yang benar agar dapat dicapai mutu
pengobatan sendiri yang baik, yaitu menggunakan obat tanpa resep yang rasional.
Tersedianya obat yang cukup dengan informasi yang memadai akan meningkatkan
derajat kesehatan masyarakat (Schwartz dan Hoopes, 1989).
Berdasarkan hal-hal tersebut
maka melakukan penelitian agar dapat diketahui alasan dan cara yang digunakan
masyarakat dalam pengobatan sendiri pada keluhan nyeri dan demam, serta
faktor-faktor yang mendorong masyarakat melakukan pengobatan sendiri, sehingga
pihak-pihak yang terkait dengan masalah ini dapat melakukan langkah-langkah
yang tepat.
Hasil penelitian diharapkan
dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan para tenaga medis, terutama dokter
dan apoteker untuk mengambil kebijakan dalam menjalankan tugasnya, dan dapat
menjadi pedoman untuk memperbaiki dan meningkatkan mutu pengobatan
sendiri menuju masyarakat Indonesia sehat dan sejahtera.
B.
Rumusan Masalah
Masalah dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut :
1. Seperti apa gambaran tindakan pengobatan sendiri pada keluhan nyeri dan /
atau demam yang biasa dilakukan oleh masyarakat di Kecamatan Pasarkliwon ?
2. Faktor-faktor apakah yang mendorong masyarakat melakukan pengobatan
sendiri pada keluhan nyeri dan / atau dernam ?
3. Seberapa jauh tingkat pengetahuan masyarakat di Kecamatan Pasarkliwon
mengenai pengobatan sendiri pada keluhan nyeri dan / atau demam ?
4. Apa saja yang berperan sebagai sumber informasi dalam menentukan
pengobatan sendiri pada keluhan nyeri dan / atau demam ?
C.
Tujuan penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah :
1. Mengetahui alasan dan cara pengobatan sendiri pada keluhan nyeri dan / atau
demam oleh masyarakat di Kecamatan Pasarkliwon.
2. Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi atau mendorong masyarakat melakukan
pengobatan sendiri pada keluhan nyeri dan / atau demam.
DAFTAR
PUSTAKA
Anonim, 1982, Sistem Kesehatan
Nasional, 20, 40 - 43, Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta.
Anonim, 1986, Penggunaan Obat
Yang Rasional Bagi Setiap Orang, Buletin Direktorat Jendral Pengawasan Obat
Dan Makanan, Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta.
Anonim, 1992, Undang-Undang
Republik Indonesia No. 23 Tentang Kesehatan, Departemen Kesehatan Republik
Indonesia, Jakarta.
Djarwanto, 2001, Statistik Non
Parametrik, Edisi III, 5, BPFE, Yogyakarta.
Foster, G dan
Anderson, B, 1986, Antropologi Kesehatan, Cet I, 171 - 173, 184 - 190,
UI, Jakarta.
Guyton, 1995, F'isiologi
Manusia dan Mekanisme Penyakit, 443, Buku Kedokteran EGC, Jakarta.
Hagen, dan Philip, T, 2002, Mayo
Clinic, Pedoman Perawatan Sendiri, Jawaban Masalah Kesehatan Sehari-hari, Cet
I, 50 - 56, Intisari Mediatama, Jakarta.
Kotler, P, 1987, Dasar-Dasar
Pemasaran, diterjemahkan oleh Wilhelmus W, Bakowatan, Jilid I, Edisi III,
Cet I, 272 - 273, Intermedia, Jakarta.
Nawawi,H, 1995, Metode
Penelitian Bidang Sosial, Cet I, 1.41-160, Universitas Gadjah Mada,
Yogyakarta.
Notoatmodjo, S, 1997, Ilmu
Kesehatan Masyarakat, Cet I, 121 - 126, PT. Rineka Cipta, Jakarta.
Samsubar, S, 1986, Statistik
Deskriptif, Edisi I, Cet I, 99 - 145, Andi Offset, Yogyakarta.
Sarjoko, dan Sukartono, 1977,
Obat sebagai Sarana Pembinaan Masyarakat Sehat dan Sejahtera, Majalah
Farmasi Indonesia, Tahun ke- V No. 1, 10 - 13, Jakarta.
Schwartz, W. K, and Hoopes, J.M.,
1989, Patient Assesment And Consultation, in Hand Book of Nonprescription
Drugs, 9th Ed, 1- 22, American Pharmaceutical Association, Washington DC.
Smith, MC, 1991, Pharmaceutical
Marketing, Strategy, and Cases, 345, Pharmaceutical Products Press, New
York.
Sugiyono dan Wibowo Eri, 2002, Statistika
Penelitian dan Aplikasinya dengan SPSS 10.4 for Windows, Cet 11, 4 - 34, 82
- 86, 167 - 172, Alfabeta, Bandung.
Sugiarto, dkk, 2001, Tehnik
Sampling, 73, 76, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
Supardi, dan Sudibyo,
1997,Pengobatan Sendiri di Masyarakat dan Masalahnya, Cermin Dunia
Kedokteran No. 118, 48 - 49.
Soekanto, dan Soerjono, 1982, Teori
Sosiologi tentang Pribadi dalam Masyarakat, Cet I, 121, Ghalia Indonesia,
Jakarta
Tjai,TH dan Rahardja, K, 1993, Swamedikasi,
Cara-Cara Mengobati Gangguan Sehari-hari dengan Obat-obat Bebas Sederhana, Cet
I, 41 - 51, Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta.
Tjai, TH dan Rahardja, K, 2002, Obat
Obat Penting Khasiat, Penggunaan dan Efek-Efek Sampingnya, Edisi V, Cet I,
295 - 301, Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta.
Husein, U, 2002, Riset
Pemasaran dan Perilaku Konsumen, 50 - 51, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
Warsito, 13,1999, Peran dan
Tanggungjawab Organisasi Ikatan Dokter Indonesia (IDI) dalam Mendukung serta
Menunjang Self Medication yang Rasional, Makalah Seminar Nasional Self
Medication, Fakultas Farmasi Universitas Ahmad Dahlan, Yogyakarta.
Winardi, 1991, Marketing dan
Perilaku Konsumen, Cet I, 108, 143, Mandar Maju, Bandung.
Untuk mendapatkan file skripsi /
Thesis / PTK / PTS lengkap (Ms.Word),
hubungi : 081 567 745 700
0 komentar:
Posting Komentar