UPAYA PENINGKATAN PRESTASI
BELAJAR IPA MENGGUNAKAN METODE PERCOBAAN DAN
PENGELOMPOKAN DISKUSI DENGAN
STAD (Student Team Achievement Divicion) DI KELAS V SD NEGERI 1 KALISORO
KABUPATEN KARANGANYAR
TAHUN PELAJARAN 2007/2008
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
UU no. 20 tahun 2003 tentang sistem
pendidikan nasional, pasal 3 menyatakan bahwa ; “Pendidikan nasional berfungsi
mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang
bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk
berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang bertakwa kepada
Tuhan YME, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi
warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab”. Negara berkembang selalu
berusaha untuk mengejar ketinggalannya, yaitu dengan giat melakukan pembangunan
di segala bidang kehidupan. Pendidikan merupakan sesuatu yang sangat penting
untuk mempersiapkan generasi di masa depan, pemerintah selalu berusaha untuk
meningkatkan kualitas pendidikan dengan berbagai cara seperti mengganti
kurikulum, meningkatkan kualitas guru melalui penataran-penataran atau
melanjutkan sekolah ke tingkat yang lebih tinggi.
UU No. 20 tahun 2003 mengindikasikan
bahwa tugas yang diemban seorang
pendidikan semakin berat, karena guru harus engembangkan potensi dirinya disisi
lain harus memberikan pendidikan pada siswanya dan masih ditambah tugas administrasi
lainnya. Jika seorang seorang guru atau pendidik tidak berhasil mengembangkan
potensi peserta didik maka negara itu tidak akan maju, sebaliknya jika guru
atau pendidik berhasil mengembangkan potensi peserta didik, maka terciptalah
manusia yang cerdas, terampil, dan berkualitas.
Suasana belajar mengajar yang
diharapkan adalah menjadikan siswa sebagai subjek yang berupaya menggali
sendiri, memecahkan sendiri masalah-masalah dari suatu konsep yang dipelajari,
sedangkan guru lebih banyak bertindak sebagai motivator dan fasilitator.
Situasi belajar yang diharapkan di sini adalah siswa yang lebih banyak berperan
(kreatif). Untuk mencapai tujuan ini peranan guru sangat menentukan.
Menurut Wina Sanjaya
(2006 : 19), peran guru adalah: “Sebagai sumber belajar, fasilitator,
pengelola, demonstrator, pembimbing, dan evaluator”. Sebagai motivator guru
harus mampu membangkitkan motivasi siswa agar aktivitas siswa dalam proses
pembelajaran berhasil dengan baik. Salah satu cara untuk membangkitkan
aktivitas siswa dalam proses pembelajaran adalah dengan mengganti cara / model
pembelajaran yang selama ini tidak diminati lagi oleh siswa, seperti
pembelajaran yang dilakukan dengan ceramah dan tanya-jawab, model pembelajaran
ini membuat siswa jenuh dan tidak kreatif.
Pada Sekolah Dasar Negeri 1 Kalisoro
sejak peneliti mengajar, dalam pembelajaran IPA, peneliti sering menggunakan
model pembelajaran ceramah. Model pembelajaran ini tidak dapat membangkitkan
aktivitas siswa dalam belajar. Hal ini tampak dari perilaku siswa yang
cenderung hanya mendengar dan mencatat pelajaran yang diberikan guru. Siswa
tidak mau bertanya apalagi mengemukakan pendapat tentang materi yang diberikan.
Dengan realitas yang demikian,
peneliti berusaha untuk mencarikan model pembelajaran yang dapat meningkatkan
keaktifan siswa yaitu model pembelajaran demontrasi dengan pembagian kelompok
secara STAD (Student Team Achievement
Divicion). Siswa dibagi atas beberapa kelompok yang beranggotakan
3-5 orang (melihat kondisi siswa di kelas). Dari diskusi yang telah
dilaksanakan, ternyata siswa masih kurang mampu dalam mengemukakan pendapat,
sebab kemampuan dasar siswa rendah. Dalam bekerja kelompok, hanya satu atau dua
orang saja yang aktif, sedangkan yang lainnya membicarakan hal lain yang tidak
berhubungan dengan tugas kelompok. Dalam melaksanakan diskusi kelompok,
peneliti juga melihat di antara anggota kelompok ada yang suka mengganggu teman
karena mereka beranggapan bahwa dalam belajar kelompok (diskusi) tidak perlu
semuanya bekerja. Karena tidak semua anggota kelompok yang aktif, maka tanggung
jawab dalam kelompok menjadi kurang, bahkan dalam kerja kelompok (diskusi),
peneliti juga menemukan ada di antara anggota kelompok yang egois sehingga
tidak mau menerima pendapat teman.
Melihat
kenyataan-kenyataan yang peneliti temui pada sikap siswa di dalam proses
pembelajaran tersebut di atas, peneliti berpendapat bahwa aktivitas siswa di
Sekolah Dasar Negeri 1 Kalisoro dalam pembelajaran IPA khususnya materi pola
wilayah negara maju dan berkembang sangat kurang. Dalam
hal ini peneliti berani mengungkapkan karena memang aktivitas siswa Sekolah
Dasar Negeri 1 Kalisoro masih jauh dari pengertian aktivitas yang diungkapkan
dari para ahli, seperti Paul D. Dierich dalam Oemar Hamalik (2001: 173),
mengemukakan bahwa jenis aktivitas dalam kegiatan lisan atau oral adalah
mengemukakan suatu fakta atau prinsip, menghubungkan suatu kejadian, mengajukan
pertanyaan, memberi saran, mengemukakan pendapat, wawancara, diskusi dan
interupsi.
Berdasarkan
pengamatan atau observasi pendahuluan yang peneliti lakukan, ditemukan bahwa
siswa Sekolah Dasar Negeri 1 Kalisoro dalam melaksanakan diskusi kelas jarang
sekali mengemukakan pendapat, mengajukan pertanyaan, apalagi mengajukan saran.
Karena aktivitas siswa yang rendah itu, hasil belajar yang diperoleh juga
menjadi rendah. Hal ini dapat kita lihat dari nilai rata-rata hasil ujian
semester genap kelas tahun pelajaran 2007/2008
Rendahnya
hasil belajar siswa disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain rendahnya
perhatian siswa dalam mengikuti pelajaran IPA. Guru sering memberikan pelajaran
dalam bentuk ceramah dan tanya-jawab, sehingga siswa tidak terangsang untuk
mengembangkan kemampuan berfikir kreatif.
Berdasarkan
pengalaman yang peneliti hadapi di dalam proses pembelajaran IPA yang tidak aktif maka peneliti berusaha
mencarikan model pembelajaran lain, sehingga pembelajaran lebih bermakna dan
lebih berkualitas.
Proses
Pembelajaran adalah kegiatan yang bernilai edukatif. Nilai edukatif tersebut
mewarnai interaksi yang terjadi antara guru dengan siswa, siswa dengan siswa,
siswa dengan sumber belajar dalam mencapai tujuan pembelajaran yang ditetapkan.
Harapan yang ada pada setiap guru adalah bagaimana materi pelajaran yang
disampaikan kepada anak didiknya dapat dipahami secara tuntas. Untuk memenuhi
harapan tersebut bukanlah sesuatu yang mudah, karena kita sadar bahwa setiap
siswa memiliki karakteristik yang berbeda baik dari segi minat, potensi,
kecerdasan dan usaha siswa itu sendiri. Dari keberagaman pribadi yang dimiliki
oleh siswa tersebut, kita sebagai guru hendaknya mampu memberikan pelayanan
yang sama sehingga siswa yang menjadi tanggung jawab kita di kelas itu merasa
mendapatkan perhatian yang sama. Untuk memberikan pelayanan yang sama tentunya
kita perlu mencari solusi dan strategi yang tepat, sehingga harapan yang sudah
dirumuskan dalam setiap Rencana Pembelajaran dapat tercapai.
Dari hasil
penelitian dan pengalaman mengajar siswa untuk mata pelajaran IPA di Sekolah Dasar Negeri 1 Kalisoro, dimana
kami telah menggunakan Pembelajaran, Aktif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan
(PAKEM) dengan mempergunakan lembar tugas siswa kreatif, disini terlihat
keaktifan siswa tapi belum semua siswa berani mengemukakan pendapat atau
bertanya, dari hasil pengamatan kami
dalam proses pembelajaran ini disebabkan karena tingkat berpikir siswa yang
berbeda-beda, ada yang lambat dan ada yang cepat, sehingga dalam proses
pembelajaran masih didominan oleh siswa yang pintar.
Pendidikan merupakan suatu upaya untuk meningkatkan
sumber daya manusia. Menciptakan manusia yang cerdas dan maju perlu diimbangi
dengan peningkatan mutu pendidikan. Mutu pendidikan sangat erat kaitannya
dengan mutu guru. Kunci keberhasilan pelaksanaan sangat ditentukan oleh faktor
guru sebagai pengelola kegiatan pembelajaran. Namun semua juga tidak terlepas
dari kemampuan siswa dari proses pembelajaran berlangsung, dari proses belajar
mengajar ini harus kerja sama antara guru dengan murid ini akan menghasilkan
hasil yang maksimal dengan meminimalkan kendala yang ada dengan memaksimalkan
keunggulan dari keduanya.
B.
Identifikasi
Masalah
Selama pembelajaran berlangsung
siswa kelihatan tidak sungguh – sungguh dalam mengikuti pelajaran, kelihatannya
diam tetapi diberi pertanyaan sering salah, bahkan sering guru memberi
pertanyaan pada akhirnya guru sendiri yang menjawab. Hal tersebut terlihat
bahwa pelajaran didominasi oleh guru dan penjelasan guru kurang didukung dengan
alat peraga yang sesuai dan menarik perhatian siswa.
Pada
umumya siswa sekolah dasar kurang berminat terhadap mata pelajaran IPA karena
dianggap sebagai pelajaran yang kurang menyenangkan, akibatnya materi yang
sebenarnya mudah menjadi sulit untuk anak seperti materi tentang Negara maju
dan berkembang. Berdasarkan latar belakang masalah, dapat diidentifikasi
kendala – kendala yang ada di lapangan dalam proses pembelajaran, sehingga
prestasi belajar IPA masih masuk dalam
kategori rendah. Adapun kendala – kendala atau masalah yang dimaksud dapat
diidentifikasi sebagai berikut :
1.
Siswa
mempunyai anggapan bahwa IPA merupakan
mata pelajaran yang sulit untuk dipelajari.
2.
Siswa tidak berani bertanya dan
cenderung pasif.
3.
Motivasi belajar siswa rendah sehingga
tidak ada kompetisi antar siswa karena kurang adanya pengakuan bagi siswa yang
berprestasi.
4.
Guru mendominasi pelajaran
5.
Guru tidak menggunakan metode dan alat
peraga yang sesuai.
Berangkat dari masalah – masalah yang sangat
mengganggu dan menghambat siswa yang bersangkutan untuk meraih prestasi yang
lebih tinggi, maka penulis mengadakan perbaikan pembelajaran untuk meningkatkan
penguasaan terhadap mata pelajaran IPA
pada diri siswa.
C.
Perumusan
masalah
Dari
identifikasi masalah, diketahui faktor-faktor yang menyebabkan siswa kurang
menguasai materi pelajaran yang diberikan oleh guru. maka dapat dikemukakan
analisis pemasalahan sebagai berikut :
1.
Metode yang digunakan guru kurang
bervariasi
2.
Pembelajaran berpusat pada guru sehingga
siswa kurang bisa menginterprestasikan kemampuannya.
3.
Guru
sangat dominan sehingga keberhasilan siswa pada saat belajar sangat tergantung
kemampuan guru dalam memberikan materi pelajaran.
4.
Urutan konsep pembelajaran yang masih
kurang tepat.
5.
Kurangnya perhatian siswa ketika
pembelajaran berlangsung.
DAFTAR PUSTAKA
Arifin Zaena. (1990).
Evaluasi Instruksional Prinsip Teknik Prosedur. Bandung : Remadja Karya
Choiriyah, Siti (2006). Acuan Pengayakan Ilmu Pengetahuan Alam .
Solo : Sindhunata
Gredler, Margaret E. Ball, (1991). Belajar dan Membelajarkan,
Jakarta : Rajawali
Supono, dkk (19760, Energi Gelombang Medan I. Jakarta :
Balai Pustaka.
Suryadi, Didi. (1997). Alat Peraga dan Pengajaran Ilmu
Pengetahuan Alam . Jakarta : Ditjen Dikdasmen D2 Karunika UT
Winkel. W.S (1987). Psikologi Pengajaran. Jakarta :
Gramedia
Yohanes Surya (1997), Olympiade, Jakarta : Galaxy.
Daniel Muijs dan David
Reynolds 2000. EffectiveTteaching Teori dan Aplikasi ( Edisi ke -2 )
Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
Nana Sudjana. 1995. Penilaian
Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung : PT Remaja Rosdakarya.
Gagne, Robert M and
Leslie J. Briggs, 1978. Principles of Instructional Design. 2nd
Ed, New York : Holt Rinehart and Winstons.
Untuk mendapatkan file skripsi / Thesis / PTK / PTS lengkap
(Ms.Word),
hubungi : 081 567 745 700
0 komentar:
Posting Komentar