UPAYA
MENINGKATKAN AKTIVITAS SISWA DALAM PEMBELAJARAN PKN DENGAN MENGGUNAKAN MODEL
PEMBELAJARAN KOOPERATIF JIG SAW PADA KELAS IX C
SMP NEGERI 2 WIDODAREN SEMESTER 1 TAHUN PELAJARAN 2006/2007
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah
Negara
berkembang selalu berusaha untuk mengejar ketinggalannya, yaitu dengan giat
melakukan pembangunan di segala bidang kehidupan. Dalam bidang pendidikan
pemerintah selalu berusaha untuk meningkatkan kualitas pendidikan dengan
berbagai cara seperti mengganti kurikulum, meningkatkan kualitas guru melalui
penataran-penataran atau melanjutkan sekolah ke tingkat yang lebih tinggi,
memberi dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) dan sebagainya. Sesuai dengan UU
no. 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional, pasal 3 menyatakan bahwa
; “Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak
serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan
bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi
manusia yang bertakwa kepada Tuhan YME, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,
kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung
jawab”.
Dengan
memperhatikan isi dari UU No. 20 tahun 2003 tersebut, peneliti berpendapat
bahwa tugas seorang peneliti memang berat, sebab kemajuan suatu bangsa
ditentukan oleh keberhasilan pendidikan dari bangsa itu sendiri. Jika seorang
seorang guru atau pendidik tidak berhasil mengembangkan potensi peserta didik
maka negara itu tidak akan maju, sebaliknya jika guru atau pendidik berhasil
mengembangkan potensi peserta didik, maka terciptalah manusia yang cerdas,
terampil, dan berkualitas. Sesuai dengan Depdiknas (2005 : 33) yang menyatakan
bahwa, “Pendidikan Kewarganegaraan adalah mata pelajaran yang memfokuskan pada
pembentukan diri yang beragam dari segi agama, sosio-kultural, bahasa, usia,
suku bangsa untuk menjadi warga negara yang cerdas, terampil, dan berkarakter
yang dilandasi oleh Pancasila dan UUD 1945”.
Untuk mencapai tujuan ini peranan guru sangat menentukan. Menurut Wina Sanjaya (2006 : 19), peran guru adalah: “Sebagai sumber belajar, fasilitator, pengelola, demonstrator, pembimbing, dan evaluator”. Sebagai motivator guru harus mampu membangkitkan motivasi siswa agar aktivitas siswa dalam proses pembelajaran berhasil dengan baik. Salah satu cara untuk membangkitkan aktivitas siswa dalam proses pembelajaran adalah dengan mengganti cara / model pembelajaran yang selama ini tidak diminati lagi oleh siswa, seperti pembelajaran yang dilakukan dengan ceramah dan tanya-jawab, model pembelajaran ini membuat siswa jenuh dan tidak kreatif. Suasana belajar mengajar yang diharapkan adalah menjadikan siswa sebagai subjek yang berupaya menggali sendiri, memecahkan sendiri masalah-masalah dari suatu konsep yang dipelajari, sedangkan guru lebih banyak bertindak sebagai motivator dan fasilitator. Situasi belajar yang diharapkan di sini adalah siswa yang lebih banyak berperan (kreatif).
Untuk mencapai tujuan ini peranan guru sangat menentukan. Menurut Wina Sanjaya (2006 : 19), peran guru adalah: “Sebagai sumber belajar, fasilitator, pengelola, demonstrator, pembimbing, dan evaluator”. Sebagai motivator guru harus mampu membangkitkan motivasi siswa agar aktivitas siswa dalam proses pembelajaran berhasil dengan baik. Salah satu cara untuk membangkitkan aktivitas siswa dalam proses pembelajaran adalah dengan mengganti cara / model pembelajaran yang selama ini tidak diminati lagi oleh siswa, seperti pembelajaran yang dilakukan dengan ceramah dan tanya-jawab, model pembelajaran ini membuat siswa jenuh dan tidak kreatif. Suasana belajar mengajar yang diharapkan adalah menjadikan siswa sebagai subjek yang berupaya menggali sendiri, memecahkan sendiri masalah-masalah dari suatu konsep yang dipelajari, sedangkan guru lebih banyak bertindak sebagai motivator dan fasilitator. Situasi belajar yang diharapkan di sini adalah siswa yang lebih banyak berperan (kreatif).
Pada SMPN 2
Widodaren sejak peneliti mengajar, dalam
pembelajaran PKn, peneliti sering menggunakan model pembelajaran ceramah. Model
pembelajaran ini tidak dapat membangkitkan aktivitas siswa dalam belajar. Hal
ini tampak dari perilaku siswa yang cenderung hanya mendengar dan mencatat
pelajaran yang diberikan guru. Siswa tidak mau bertanya apalagi mengemukakan
pendapat tentang materi yang diberikan. Melihat kondisi ini, peneliti
berusaha untuk mencarikan model pembelajaran lain yaitu model pembelajaran
diskusi. Siswa dibagi atas beberapa kelompok yang beranggotakan 3-5 orang
(melihat kondisi siswa di kelas). Dari diskusi yang telah dilaksanakan,
ternyata siswa masih kurang mampu dalam mengemukakan pendapat, sebab kemampuan
dasar siswa rendah. Dalam bekerja kelompok, hanya satu atau dua orang saja yang
aktif, sedangkan yang lainnya membicarakan hal lain yang tidak berhubungan
dengan tugas kelompok. Dalam melaksanakan diskusi kelompok, peneliti juga
melihat di antara anggota kelompok ada yang suka mengganggu teman karena mereka
beranggapan bahwa dalam belajar kelompok (diskusi) tidak perlu semuanya
bekerja. Karena tidak semua anggota kelompok yang aktif, maka tanggung jawab
dalam kelompok menjadi kurang, bahkan dalam kerja kelompok (diskusi), peneliti
juga menemukan ada di antara anggota kelompok yang egois sehingga tidak mau
menerima pendapat teman.
Melihat kenyataan-kenyataan yang peneliti temui pada
sikap siswa di dalam proses pembelajaran tersebut di atas, peneliti berpendapat
bahwa aktivitas siswa di SMPN 2 Widodaren dalam pembelajaran PKn sangat kurang. Dalam
hal ini peneliti berani mengungkapkan karena memang aktivitas siswa SMPN 2
Widodaren masih jauh dari pengertian
aktivitas yang diungkapkan dari para ahli, seperti Paul D. Dierich dalam Oemar
Hamalik (2001: 173), mengemukakan bahwa jenis aktivitas dalam kegiatan lisan
atau oral adalah mengemukakan suatu fakta atau prinsip, menghubungkan suatu
kejadian, mengajukan pertanyaan, memberi saran, mengemukakan pendapat, wawancara,
diskusi dan interupsi.
Berdasarkan pengamatan atau observasi pendahuluan yang
peneliti lakukan, ditemukan bahwa siswa SMPN 2 Widodaren dalam melaksanakan diskusi kelas jarang sekali
mengemukakan pendapat, mengajukan pertanyaan, apalagi mengajukan saran. Karena
aktivitas siswa yang rendah itu, hasil belajar yang diperoleh juga menjadi
rendah. Hal ini dapat kita lihat dari nilai rata-rata hasil ujian semester 1
kelas IX C tahun pelajaran 2006/2007
Rendahnya hasil belajar siswa disebabkan oleh beberapa faktor,
antara lain rendahnya perhatian siswa dalam mengikuti pelajaran PKn. Guru
sering memberikan pelajaran dalam bentuk ceramah dan tanya-jawab, sehingga
siswa tidak terangsang untuk mengembangkan kemampuan berfikir kreatif.
Berdasarkan pengalaman yang peneliti hadapi di dalam
proses pembelajaran PKn yang tidak aktif maka peneliti berusaha mencarikan
model pembelajaran lain, sehingga pembelajaran lebih bermakna dan lebih
berkualitas. Model pembelajaran yang akan peneliti coba untuk melakukannya
adalah model pembelajaran Kooperatif tipe Jigsaw. Ketertarikan peneliti
mengambil model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw, karena peneliti melihat
dalam model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw semua anggota kelompok diberi
tugas dan tanggungjawab, baik individu maupun kelompok. Jadi, keunggulan pada
pembelajaran kooperatif Jigsaw dibanding dengan diskusi yaitu seluruh anggota
dalam kelompok harus bekerja sesuai dengan tugas yang diberikan, sebab tugas
itu ada yang merupakan tanggung jawab individu dan ada pula tanggung jawab
kelompok. Oleh sebab itu, dalam penelitian ini peneliti mengambil sebuah judul
yaitu: “Upaya Peningkatan Aktivitas Siswa dalam Pembelajaran PKn dengan
menggunakan model pembelajaran kooperatif Jigsaw”. Dengan menerapkan
pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw di SMPN 2 Widodaren , diharapkan aktivitas
siswa meningkat.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dapat
diidentifikasi masalah sebagai berikut:
1.
Siswa
kurang memperhatikan dalam pembelajaran.
2.
Siswa kurang berani dalam mengemukakan
pendapat.
3.
Adanya siswa beranggapan bahwa dalam
belajar kelompok tidak perlu semua bekerja.
4.
Adanya siswa yang suka membicarakan hal
lain, yang tidak berhubungan dengan tugas kelompok.
5. Tanggung jawab siswa terhadap tugas
masih rendah.
6.
Adanya anggota kelompok yang tidak mau
menerima pendapat teman.
C.
Pembatasan Masalah
Sesuai
dengan kemampuan waktu dan tenaga yang peneliti miliki, maka peneliti memberi
batasan masalah:
1.
Siswa kurang berani dalam mengemukakan
pendapat.
2. Tanggung jawab siswa terhadap tugas
masih rendah.
3.
Motivasi siswa dalam mengikuti
pembelajaran kurang.
D.
Rumusan Masalah
Berdasarkan
batasan masalah yang telah ditetapkan dalam pembelajaran PKn dengan menggunakan
pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw, maka dapat dirumuskan masalah sebagai
berikut:
1. Sejauh mana manfaat penerapan model
pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw terhadap pembelajaran PKn?
2.
Sejauh mana aktivitas belajar siswa
dalam pelaksanaan pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw?
3.
Sejauh mana pengaruh motivasi terhadap
siswa dalam mengikuti pelajaran?
E.
Tujuan Penelitian
Tujuan yang
hendak dicapai dalam penelitian ini adalah “untuk mengetahui peningkatan
aktivitas belajar siswa dan motivasi belajar Pendidikan Kewarganegaraan melalui
model pembelajaran kooperatif Jigsaw”.
F.
Manfaat Penelitian
Berdasarkan
tujuan penelitian yang telah diuraikan di atas, maka peneliti mengharapkan
penilitian ini bermanfaat sebagai berikut:
1. Bagi Siswa
a. Memberikan suasana pembelajaran yang
menggairahkan
b. Menghilangkan anggapan bahwa belajar
kelompok itu cukup dikerjakan oleh satu atau dua orang saja
c.
Memupuk
pribadi siswa aktif dan kreatif
d. Memupuk tanggung jawab individu
maupun kelompok
2. Bagi Guru
a. Mengembangkan kemampuan guru dalam
proses belajar mengajar
b. Melatih guru agar lebih jeli dalam
memperhatikan kesulitan belajar siswa
3. Bagi Sekolah
Melahirkan siswa-siswa yang aktif dan
kreatif dalam menghadapi permasalahan di lingkungannya.
DAFTAR PUSTAKA
Anton M
Mulyono, 2000, Kamus Besar Indonesia, Jakarta : Balai Pustaka
Depdikbud,
1999, Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta : Depdikbud
Depdiknas,
2005, Pendidikan Kewarganegaraan, Kurikulum dan Silabus Pendidikan
Kewarganegaraan, Jakarta : Depdiknas
Depdiknas,
2005, Pendidikan Kewarganegaraan, Strategi dan Metode Pembelajaran Pendidikan
Kewarganegaraan, Jakarta : Depdiknas
Johnson DW & Johnson, R, T (1991)
Learning Together and Alone. Allin and Bacon : Massa Chussetts
Oemar Hamalik, 2001, Proses Belajar
Mengajar, Jakarta,
P.T., Bumi Aksara
Sardiman,
A.M, 2003, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, Jakarta : PT Raja Grafindo
Persada
Suharsimi
Arikunto, 2006, Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta : Bumi Aksara
Team Pelatih Penelitian Tindakan,
2000, Penelitian Tindakan (Action Research), Universitas Negeri Yogyakarta
Undang-undang Republik Indonesia No.
20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional, 2003, Jakarta : Depdiknas
Wina Senjaya, 2006, Strategi
Pembelajaran Berorientasi Proses Standar Proses Pendidikan, Jakarta : Kencana Prima
Untuk mendapatkan file skripsi / Thesis / PTK / PTS lengkap
(Ms.Word),
hubungi : 081 567 745 700
0 komentar:
Posting Komentar