Rabu, 27 Januari 2016

TESIS KODE T 001 : ANALISIS SUMBER-SUMBER KESENJANGAN UPAH PEKERJA PRODUKSI-NON PRODUKSI ANTAR INDUSTRI DI INDONESIA

 TESIS KODE T 001 : ANALISIS SUMBER-SUMBER KESENJANGAN UPAH PEKERJA PRODUKSI-NON PRODUKSI ANTAR INDUSTRI DI INDONESIA



 INTISARI

Keyword: Industry fixed effect, rents sharing, wage determination, wage gap.
Penelitian ini bertujuan mengungkap kesenjangan upah antar pekerja dan antar industri. Penelitian lebih memfokuskan pada kesenjangan yang diakibatkan oleh perbedaan efek tetap industri atas upah kelompok pekerja produksi dan pekerja non produksi.
Penelitian didasarkan pada data mentah survai industri BPS secara cross section dengan teknik regresi dua tahap dan model GLS (generalized least square). Model berisi variabel karakteristik individu dan karakteristik industri.
Keseluruhan penelitian memperkuat hipotesis bahwa walaupun situasi ketenagakerjaan dalam keadaan surplus tenaga kerja, sektor industri tetap membagikan rente ekonominya. Hal ini menyebabkan upah industri lebih tinggi dari upah rata-rata di luar industri. Hal tersebut terbukti dari pengaruh positif dan signifikan variabel nilai tambah, kapital, modal asing dan tingkat konsentrasi.
Tetapi industri juga mengambil kesempatan terhadap lemahnya posisi pekerja wanita; dan persaingan ekspor yang ketat tetap tidak menyebabkan impak posistif terhadap upah. Namun demikian keseluruhan keberadan industri modern (menengah dan besar) tetap menunjukkan perannya sebagai alat perbaikan pendapatan pekerja. Dengan demikian di samping misi pertumbuhan, keberadaan industri menengah dan besar ternyata juga merupakan alat perbaikan upab pekerja (yang merupakan tujuan program pemerataan).
Kedua kelompok pekerja terlihat memiliki determinan upah yang berbeda baik dilihat dari besarnya parameter, arah, dan signifikansi suatu variabel. Variabel yang mengukur keunggulan komparatif upah dan ketenagakerjaan (Ekspor, Size dan Frakwan) memperlihatkan pola di mana jika pilihan kebijakan industri berdampak pada diskonto upah, diskonto itu cenderung dialokasikan kepada pekerja produksi.
Pemilahan sumber kesenjangan menunjukkan bahwa efek industri ternyata menjadi sumber kesenjangan upah yang sangat berarti di samping perbedaan modal manusia. Peran industri sebagai sumber kesenjangan upah pekerja non produksi - pekerja produksi diestimasi sekitar 44 % bersumber pada perbedaan efek tetap industri atas upah kedua kelompok pekerja. Kesenjangan tersebut diperbaiki dengan - 7 % disebabkan oleh distribusi kedua kelompok pekerja antar industri (yang mengalami ketimpangan lebih besar cenderung memiliki pangsa pekerja makin kecil).
Penelitian membuktikkan adanya pengaruh efek tetap industri yang menyebabkan ketegaran upah sektor industri walaupun berada dalam kondisi surplus tenaga kerja. Baik pengusaha pada industri berupah tinggi maupun industri berupah rendah diramalkan tidak mengambil keputusan baru dengan adanya informasi perbedaan upah yang mereka bayarkan.
DAFTAR PUSTAKA
Akerlof, George, A. 1982. Labor Contract as Partial Gift exchange. Ouarterly Journal of economics, Vol. 97, pp. 543-69.
Akerlof, George A., and Janet, L.Yellen, 1988. Fairness and Unemployment American Economic Review, Vol. 78, No.2, pp. 44-49.
Allen, Steven G. 1995. Updated Notes on The Interindustry Wage Structure, 1890 -1990. Industrial and Labor Relations Review, Vol. 48, No. 2, pp. 305 - 321
Anderson, Deborah and David Shapiro, 1996. Racial Differences in Access To High­Paying Jobs and The Wage Gap Between Black and White Women. Industrialand Labor Realtion Review, Vol. 49, No.2, pp. 273-286.
Arief, Sritua, 2000. Dialectics of Industrialization in Indonesia. Journal of Contemporary Asia, Vol. 30, No.].
Arndt, HW. 1994. Pembangunan Ekonomi Indonesia.Yogyakarta: Gadjah MadaUniversity Press.
Barth, Erling and Josef Zweim u ller, 1995. Relative Wages under Decentralized and Corporatist Bargaining Systems. Scandinavian Journal of Economics Vol. 93, No.3, pp.369-384.
Behrman, Jere R. and Anil B. Deolalikar, 1995. Are There Differential Returns to Schooling By Gender ? The Case of Indonesian Labor Market. Oxford Bulletin of Economics and Statistics, Vol. 57, No. 1, pp. 97-117.
Bernhard, Gahlen and George Licht, 1990. The Efficiency Wage Theories and Inter­ Industry Wage Differentials An Empirical investigation for The Manufacturing Sector of The Federal Republic of Germany. in Konig, Heinz (Ed.), Economics of Wage Determination, Springer-Verlag.
Biro Pusat Statitik, 1992. Statistik Dalam 50 Tahun Indonesia Merdeka. Jakarta.
Biro Pusat Statitik,1993. Indikator Tingkat Hidup Pekerja. Jakarta. Biro Pusat Statitik, 1996 a). Statistik Indonesa. Jakarta. Biro Pusat Statitik,1996 b). dan 1998. Statistik Upah. Jakarta.
Biro Pusat Statitik, 1997 a). Indikator Industri Besar dan Sedang. Jakarta. Biro Pusat Statitik, 1997 b). Statistik Industri Besar dan Sedang. Jakarta. Biro Pusat Statitik, 1998.      Indikator Ekonomi_ Berbagai edisi. Jakarta.
Blackaby, D.H. and P.D. Murphy, 1991. Industry Characteristics and Inter-Regional Wage Differences. Scottish Journal of Political Economy, Vol. 38, No.2, pp. 142-161.
Blanchflower, David G. Oswald, A and P. Sanfey, 1996. Wages, Profit and Rent Sharing. Quarterly Journal of Economics, Vol. CXI No. l, pp.227-25 1.
Blau, Francine D. and Lawrence M. Kahn, 1995. The Gender Earning Gap: Some International Evidence. Dalam Freeman, Ricahrd B. and Lawrence F. Katz, Differences and Changes in Wage Structure. Chicago and London: The University of Chicago Press.
Boal, William M and John Pencapel, 1994. The Effect of Labor Unions on Employment, Wages, and Days of Operation: Coal Mining in West Virginia. Quarterly Journal of Economics, Vol. CIX, pp. 267-298.
Bradbaart, Okke, 1992. Rural Employment Effects of Export Industry Growth: A Case Study in The Greater Bandung Region. Bandung: Akatiga Foundation, Centre for Social Analysis.
Budd, John W. 1996. Union Wage Determination in Canadian and U.S. Manufacturing, 1964-1990: A Comparative Analysis. Industrial and Labor Relations Review, Vol. 49, No.4, pp. 673-689.
Calvo, Guillermo, A. 1985. The Inefficiency of Unemployment The Supervision Perspective. The Quarterly Journal of Economics, Vol. 100 (May), pp. 373­387.
Campbell III, Carl M. and Kunal S. Kamlani, 1997. The Reasons For Wage Rigidity: Evidence From A Survey of Firms. Quarterly Journal of Economics. Vol. CXILNo.3. pp. 759-189.
Card, David 1996. The Effect of Unions on The Structure of Wages: A Longitudinal Analysis. Econometrica, Vol. 64, No.4, pp. 957-979.
Card, David and Craig A. Olson, 1995. Bargaining Power, Strike Duration, and Wage Outcomes: An Analysis of Strikes in The 1880s. Journal of Labor Economics, Vol.13. No.], pp. 32-61.
Chamberlain, Neil W., Donald E. Cullen and David Lewin, 1980. The Labor Sector New York: McGraw-Hill.
Christensen, Sandra and Dennis Maki, 1983. The Wage Effect of Compulsory Union Membership. Industrial and Labor Relations Review, Vol.36, No.l, pp. 230­ 238.
Christofides Louis N. and Andrew J. Oswald, 1992. Real Wage Determination and Rent-Sharing in Collective Bargaining Agreement. Quarterly Journal of Economics, Vol. 107 (3), pp. 985-1002.
Craig, Lee, A. and Robert M. Fearn, 1993. Wage Discrimination and Occupational Crowding in a Competitive Industry: Evidence From The American WhalingIndustry. The Journal of Economic History, Vol. 53,  No. l, pp. 123-138:
Currie, Janet and Sheena McConnel, 1992. Firm-Specific Determinants of Real wage, 1992. The Review of Economics and Statistics, Vol. 74 (2), pp. 297-304
Dickens, Willam T. and Lawrence F. Katz, 1987. Inter-Industry Wage Differences and Industry Characteristics. in Lang, K. and J.S. Leonard (eds.) Unemployment and The Structure of Labor Markets, New York: Basil Blackwell. Inc.
Dinardo, John and T. Lemieux, 1997. Diverging Male Wage Inequality in The United States and Canada, 1981-1988: Do Institutions Explain The Difference ?. Industrial and Labor Relations Review, Vol. 50, No. 4, pp. 629-651.
Dunlop, John, T. 1964. The Theory of Wage Determination. London: Macmillan & Co. Ltd.



 Untuk Mendapatkan file lengkap silahkan hubungi/ sms ke HP. 089 679 540 116

0 komentar:

Posting Komentar