PENGGUNAAN
KARTU BILANGAN KALIPATAN
UNTUK
MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR
MATEMATIKA
SISWA KELAS III
SDN 7 BATUR
RINGKASAN
PENGGUNAAN KARTU BILANGAN KALIPATAN
UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS III SEKOLAH DASAR
NEGERI 7 BATUR TAHUN PELAJARAN 2007/2008
Oleh : I
Nyoman Kawan, S.Pd
Kepala SD/Guru DN 7 Batur
Peningkatan minat dan perhatian
siswa sejak awal mulai masuknya di lembaga pendidikan merupakan potensi yang
diperlukan dalam pembelajaran untuk meraih peningkatan prestasi belajar.
Sejalan dengan itu system pembelajaran yang masih bersifat tradisi dihindarkan.
Oleh karena itu dalam kehidupan sehari-hari masalah matematika sudah merupakan
kebutuhan yang tidak terhindari. Setiap orang selalu menggunakan matematika
dalam setiap kegiatannya.
Untuk memperoleh hasil yang
diharapkan penulis melakukan refleksi terhadap proses pembelajaran dan melalui
penggunaan kartu bilangan kalipatan yang merupakan alat yang digunakan untuk
menarik minat, dan perhatian siswa dalam pembelajaran konsep dasar perkalian.
Hal ini dapat dibuktikan dari hasil pengamatan yang diperoleh sebelum
penggunaan kartu bilangan kalipatan nilai rata-ratanya pada siklus satu adalah
6,7 dan siklus kedua adalah 7,2. Jadi adanya peningkatan sebesar 0,3 pada
siklus satu, dan 0,5 pada siklus kedua. Sedangkan dari hasil tugas harian
berupa hasil ulangan, nilai rata-rata diperoleh sebelum penggunaan kartu
bilangan kalipatan adalah 5,8 dibandingkan setelah penggunaannya nilai yang
diperoleh adalah 8,4 sehingga adanya peningkatan 1,6 dari siklus satu.
Persentase hasil pembelajaran setiap
siklus dari sebelum penggunaan kartu bilangan kalipatan dibandingkan setelah
penggunaannya adanya peningkatan yaitu 27,8% sebelum penggunaannya naik menjadi
55% pada siklus satu dan 88,9% pada siklus kedua.
Dilihat perbandingan dari hasil
pembelajaran pada setiap siklus adanya peningkatan hasil pembelajaran dari 18
orang siswa, 14 orang adanya peningkatan yaitu 78% dan hanya 4 orang siswa
hasilnya tetap yaitu 22%.
Dengan demikian bahwa prestasi
belajar secara signifikan dipengaruhi oleh motivasi dan semangat belajar rendah
baik di sekolah yang merupakan pengembangan system pembelajaran oleh guru,
maupun di rumah oleh orang tua sebagai motivasi untuk meningkatkan minat dan
kemauan belajar siswa.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Masalah
Matematika
merupakan suatu bahan kajian yang memiliki objek abstrak dan dibangun melalui
proses penalaran deduktif, yaitu kebenaran suatu konsep diperoleh sebagai
akibat logis dari kebenaran sebelumnya sudah diterima, sehingga keterbatasan
antar konsep dalam matematika bersifat sangat kuat dan jelas (Depdiknas,
2004:23).
Kata
abstrak sering diartikan sebagai sesuatu yang tidak dapat dijangkau, sesuatu
yang sukar dipahami, sesuatu yang tidak dapat dibayangkan. Ini dapat
memunculkan salah pengertian di kalangan masyarakat bahwa matematika sering
dihubungkan dengan sesuatu yang sulit atau susah. Matematika hanyalah sumber
masalah yang membosankan dan menyusahkan. Fakta di lapangan menunjukkan bahwa
ada siswa yang merasa tegang jika waktunya tiba untuk belajar matematika di
sekolah. Tidak jarang pula siswa takut ke sekolah karena tidak mengerjakan
tugas apabila tidak dapat mengerjakan PR. Di kalangan orang tua siswa memandang
pelajaran matematika adalah sesuatu yang baru dan sulit dipelajari, kurangnya
minat belajar matematika sehingga prestasi belajar matematika rendah. Guru yang
mengajarkan matematika sering diasosiasikan sebagai sosok yang tidak ramah dan
suka menghukum. Atribut-atribut semacam ini yang sering menjadikan matematika
semakin tidak disukai dan ditakuti.
Matematika
tidaklah demikian, karena dapat dijangkau dan dipelajari oleh siapa saja.
Setiap orang baik langsung maupun tidak langsung sebenarnya telah menggunakan
matematika dalam kehidupannya sehari-hari. Contoh sederhana misalnya dalam
menentukan panjang jalan, kecepatan, luas tanah, luas bangunan, berbelanja atau
menukarkan uang, mengukur tinggi badan, menimbang berat badan, memasang ubin
lantai dan lain-lain.
Berdasarkan
pengalaman pembelajaran yang dialami langsung oleh peneliti bahwa siswa masih
banyak mengalami kesulitan dalam memahami matematika khususnya berhitung.
Banyak upaya yang sudah dilakukan guru dalam pembelajaran matematika khususnya
bilangan perkalian, yaitu dengan menggunakan alat peraga yang berupa kapur, lidi,
dan batang bambu. Namun pemahaman siswa tentang bilangan perkalian serta
keyakinan siswa dalam proses belajar mengajar masih kurang. Pemahaman yang
dimaksud adalah tingkat penguasaan tentang konsep dasar perkalian.
Bilangan perkalian merupakan bagian
dari matematika yang telah menyatu dengan kehidupan manusia karena bilangan
perkalian banyak digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Pemahaman terhadap
bilangan perkalian beserta operasinya adalah sesuatu hal yang sangat penting
bagi manusia untuk dapat hidup di dalam lingkungannya, mengingat pentingnya
bilangan tersebut perlu ditanamkan kepada anak sedini mungkin.
Berdasarkan
fakta di atas, telah banyak cara yang digunakan untuk meningkatkan minat dan
prestasi belajar matematika, seperti memberikan pujian kepada siswa yang mampu,
memberikan hadiah, tidak menghukum, belajar sambil bermain, penggunaan media
pembelajaran yang sesuai dan lain-lain.
Pembelajaran
matematika di SD merupakan salah satu kajian yang selalu menarik untuk
dikemukakan, karena adanya perbedaan karakteristik khususnya antara hakikat
anak dengan hakikat matematika.
Untuk
itu diperlukan adanya jembatan yang dapat menetralisir perbedaan atau
pertentangan tersebut. Hal ini karena tahap berpikir mereka masih belum formal.
Apalagi di kelas-kelas rendah sebagian besar dari mereka berpikirnya masih
berada tahapan konkret.
Keberhasilan
pembelajaran matematika pada khususnya dapat diukur dari keberhasilan siswa
yang mengikuti kegiatan pengajaran. Keberhasilan tersebut dapat diamati dari
hasil evaluasi, tingkat pemahaman dan penguasaan yang ditetapkan.
Dari
hasil pengamatan yang dilakukan ternyata 35% yang aktif dan 65% kurang berminat
terhadap pelajaran matematika. Dilihat dari hasil ulangan umum semester I tahun
pelajaran 2007/2008 nilai rata-ratanya adalah 4,0 dari hasil analisis soal yang
tidak mampu dijawab adalah soal dari konsep bilangan perkalian.
Keberhasilan
siswa pada tingkat pemahaman dan penguasaan materi dipengaruhi oleh beberapa
faktor seperti : minat, kurangnya kesiapan belajar, dan pengembangan strategi
pembejalaran. Bertolak dari permasalahan tersebut maka penguasaan terhadap
perkalian belum dapat dipahami siswa sehingga perlu ditanamkan konsep perkalian
lebih mendalam.
Untuk
meningkatkan hasil belajar dan menarik minat perhatian siswa terhadap
pembelajaran matematika, penulis telah mencoba menggunakan kartu bilangan
kalipatan.
1.2
Rumusan Masalah Penelitian
Berdasarkan
latar belakang dan pemikiran pemecahan masalah di atas dapatlah dirumuskan
permasalahan penelitian sebagai berikut :
1.
Apakah
dengan menggunakan kartu bilangan kalipatan dalam pembelajaran matematika dapat
menarik minat siswa kelas III Sekolah Dasar Negeri 7 Batur ?
2.
Apakah
dengan menggunakan kartu bilangan kalipatan dapat meningkatkan prestasi hasil
belajar siswa kelas III Sekolah Dasar Negeri 7 Batur ?
3.
Bagaimanakah
persentase hasil pembelajaran penggunaan kartu bilangan kalipatan terhadap
prestasi hasil belajar siswa ?
1.3
Tujuan Penelitian
Berdasarkan
rumusan masalah di atas, tujuan penelitian dapat dituliskan sebagai berikut :
1.
Menarik
minat siswa kelas III Sekolah Dasar Negeri 7 Batur dalam pembelajaran
matematika.
2.
Meningkatkan
prestasi hasil belajar matematika siswa kelas III Sekolah Dasar Negeri 7 Batur.
3.
Memudahkan
pemahaman terhadap penguasaan penanaman konsep perkalian pelajaran matematika yang disajikan sehingga dapat
meningkatkan hasil belajar siswa kelas III Sekolah Dasar Negeri 7 Batur.
1.4
Manfaat Penelitian
Penelitian
ini diharapkan dapat memberikan kontribusi yang besar pada proses pembejaran
dan hasil belajar siswa sebagai berikut :
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 1993. Manajemen
Mengajar Secara Manusiawi. Jakarta : Rineka Cipta.
…….…, 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek.
Jakarta : Rineka Cipta.
…….…, 2007. Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta : PT. Bumi
Aksara.
Ali, Muhamad. 1992. Guru Dalam Proses Belajar Mengajar.
Bandung : Sinar Baru Algesindon.
Depdikbud, 1982. Laporan Sementara Studi Perkembangan
Kognitif Anak. Jakarta: Depdikbud.
………….., 1995/1996. Petunjuk Pelaksanaan Kegiatan Belajar
Mengajar Sekolah Dasar Jakarta : Depdikbud.
………….., 1994. Metodik Khusus Pengajaran Berhitung di SD.
Jakarta: Ditjen. Dikdasmen Depdikbud.
Dalyono,M. 1997. Psikologi Pendidikan. Jakarta : Rineka
Cipta.
Erman Suherman, 1993/1994. Evaluasi Proses dan Hasil Belajar
Matematika Model I Sampai VI. Depdikbud dan UT Jakarta.
Ibrahim. Ct al. 1992. Pengantar Teknologi Pendidikan Malang :
Lab Jurusan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan FIP IKIP Malang.
Netra, Drs.Ida Bagus, 1979.Metodologi Penelitian. Singaraja :
Universitas Udayana.
Nurkancana, Drs. Wayan dan Drs. P.P.N. Sumartana, 1986.
Evaluasi Pendidikan Surabaya : Usaha Nasional.
Nasution,Joehi, 1993. Materi Pokok Psikologi Pendidikan
Jakarta : Universitas Terbuka.
Russefend dkk. 1992. Pendidikan Matematika 3. Jakarta :
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Proyek Pembinaan Tenaga Kependidikan
Pendidikan Tinggi.
Robinson,D.N.Adjai. 1998. Azas-azas Praktek Mengajar Kriteria
Baru dalam Program Pengajaran. Terjemahan George Allen dan Unwin.Princiles and
Practice of Teaching 1980. Jakarta : Bharata.
Suryobroto,B.1997. Proses Belajar Mengajar di Sekolah.
Jakarta : PT. Rineka Cipta.
Soedjadi R. 1999. Kiat Pendidikan Matematika di Indonesia.
Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional,
Singajraja.
Surakhmad,M.Sc.Ed.Prof.Dr. Winarno. 1982. Pengantar
Penelitian Ilmiah, Dasar Metode Teknik. Bandung : Tarsito.
Untuk mendapatkan file skripsi / Thesis / PTK / PTS lengkap
(Ms.Word),
hubungi : 081 567 745 700
0 komentar:
Posting Komentar