UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR
PENDIDIKAN
AGAMA ISLAM DENGAN
MENERAPKAN
MODEL PEMBELAJARAN PAKEM
PADA
SISWA KELAS
ABSTRAK
…, 2005. Upaya Meningkatkan Prestasi Belajar Pendidikan Agama Islam
Dengan Menerapkan Model Pembelajaran PAKEM Pada Siswa Kelas …
Kata Kunci: belajar pai, pakem
Keberhasilan
proses belajar mengajar di dalam kelas sangat ditentukan oleh strategi
pembelajaran, bagaimanapun lengkap dan jelasnya komponen lain, tanpa
diimplementasikan melalui strategi yang tepat, maka komponen-komponen tersebut
tidak akan memiliki makna dalam proses pencapaian tujuan. Oleh karena itu
setiap akan mengajar guru diharuskan untuk menerapkan strategi atau metode
tertentu dalam pelaksanaan pembelajaran.
Penelitian
ini berdasarkan permasalahan: (a) Bagaimanakah peningkatan prestasi belajar Pendidikan
Agama Islam dengan diterapkannya model pembelajaran PAKEM? (b) Bagaimanakah
pengaruh Model pembelajaran PAKEM terhadap motivasi belajar siswa?
Sedangkan
tujuan dari penelitian ini adalah: (a) Ingin mengetahui peningkatan prestasi
belajar siswa setelah diterapkannya strategi pembelajaran peningkatan kemampuan
berpikir, (b) Ingin mengetahui pengaruh motivasi belajar siswa setelah
diterapkan model pembelajaran PAKEM.
Penelitian
ini menggunakan penelitian tindakan (action research) sebanyak tiga putaran.
Setiap putaran terdiri dari empat tahap yaitu: rancangan, kegiatan dan
pengamatan, refleksi, dan refisi. Sasaran penelitian ini adalah siswa kelas …
Data yang diperoleh berupa hasil tes formatif, lembar observasi kegiatan
belajar mengajar.
Dari
hasil analis didapatkan bahwa prestasi belajar siswa mengalami peningkatan dari
siklus I sampai siklus III yaitu, siklus I (68,00%), siklus II (80,00%), siklus
III (92,00%).
Simpulan
dari penelitian ini adalah model pembelajaran PAKEM dapat berpengaruh positif
terhadap motivasi belajar siswa …. , serta model pembelajaran ini dapat
digunakan sebagai salah satu alternatif pembelajaran PAI.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dalam
kegiatan belajar mengajar yang berlangsung telah terjadi interaksi yang
bertujuan. Guru dan anak didiklah yang menggerakannya. Interaksi yang bertujuan
itu disebabkan gurulah yang memaknainya dengan menciptakan lingkungan yang
bernilai edukatif demi kepentingan anak didik dalam belajar. Guru ingin
memberikan layanan yang terbaik bagi anak didik, dengan menyediakan lingkungan
yang menyenangkan dan menggairahkan. Guru berusaha menjadi pembimbing yang baik
dengan peranan yang arif dan bijaksana, sehingga tercipta hubungan dua arah
yang harmonis antara guru dengan anak didik.
Ketika
kegiatan belajar itu berproses, guru harus dengan ikhlas dalam bersikap dan
berbuat, serta mau memahami anak didiknya dengan segala konsekuensinya. Semua
kendala yang terjadi dan dapat menjadi penghambat jalannya proses belajar
mengajar, baik yang berpangkal dari perilaku anak didik maupun yang bersumber
dari luar anak didik, harus guru hilangkan, dan bukan membiarkannya. Karena
keberhasilan belajar mengajar lebih banyak ditentukan oleh guru dalam mengelola
kelas.
Dalam
mengajar, guru harus pandai menggunakan pendekatan secara arif dan bijaksana,
bukan sembarangan yang bisa merugikan anak didik. Pandangan guru terhadap anak
didik akan menentukan sikap dan perbuatan. Setiap guru tidak selalu mempunyai
pandangan yang sama dalam menilai anak didik. Hal ini akan mempengaruhi
pendekatan yang guru ambil dalam pengajaran.
Guru
yang memandang anak didik sebagai pribadi yang berbeda dengan anak didik
lainnya akan berbeda dengan guru yang memandang anak didik sebagai makhluk yang
sama dan tidak ada perbedaan dalam segala hal. Maka adalah penting meluruskan
pandangan yang keliru dalam menilai anak didik. Sebaiknya guru memandang anak
didik sebagai individu dengan segala perbedaannya, sehingga mudah melakukan
pendekatan dalam pengajaran.
Kualitas
pembelajaran ditentukan oleh interaksi komponen-komponen dalam sistemnya. Yaitu
tujuan, bahan ajar (materi), anak didik, sarana, media, metode, partisipasi
masyarakat, performance sekolah, dan evaluasi pembelajaran (Moh, Shochib,
1998). Performance sekolah, dan evaluasi pembelajaran (Moh, Shochib, 1998).
Optimalisasi komponen ini, menentukan kualitas (proses dan produk)
pembelajaran. Upaya yang dapat dilakukan oleh pendidik adalah melakukan
analisis tentang karakteristik setiap komponen dan mensinkronisasikan sehingga ditemukan
konsistensi dan keserasian di antaranya untuk tercapainya tujuan pembelajaran.
Karena pembelajaran mulai dari perencana, pelaksanaan dan evaluasinya
senantiasa merujuk pada tujuan yang diharapkan untuk dikuasai atau dimiliki
oleh anak didik baik instructional effect (sesuai dengan tujuan yang
dirancang) maupun nurturrant effect (dampak pengiring) (Moch. Shochib:
1999).
Realisasi
pencapaian tujuan tersebut, terdapat kegiatan interaksi belajar mengajar
terutama yang terjadi di kelas. Dengan demikian, kegiatannya adalah bagaimana
terjadi hubungan antara guru/bahan ajar yang didesain dan dengan anak didik.
Interaksi ini merupakan proses komunikasi penyampaian pesan pembelajaran. Hal
ini sejalan dengan yang dikemukakan Arief S Sadiman yang menyatakan proses
belajar mengajar pada hakekatnya adalah proses interaksi yaitu proses
penyampaian pesan melalui saluran media/teknik/ metode ke penerima pesan.
(Arief S, Sadiman, dkk, 1996:13).
Sejalan
dengan inovasi pembelajaran akhir-akhir ini termasuk di Sekolah Dasar, yaitu:
PAKEM. Interaksi belajar mengajarnya menuntut anak didik untuk aktif, kreatif
dan senang yang melibatkan secara optimal mental dan fisik mereka. Tingkat
keaktifan, kreatifitas, dan kesenangan mereka dalam belajar merupakan rentangan
kontinum dari yang paling rendah sampai yang paling tinggi. Tetapi idealnya
pada kontinum yang tertinggi baik pelibatan aspek mental maupun fisik anak
didik. Oleh karena itu, interaksi belajar mengajar dengan paradigma PAKEM
menuntut anak:
(1)
Berbuat
(2)
Terlibat dalam kegiatan
(3)
Mengamati secara visual
(4)
Mencerap informasi secara verbal
Dengan demikian,
interaksi belajar mengajar idealnya mampu membelajarkan anak didik berdasarkan problem
based learning, authentic instruction, inquiry based learning, project based
learning, service learning,
DAFTAR PUSTAKA
Ali, Muhammad. 1996. Guru Dalam Proses
Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algesindon.
Arikunto, Suharsimi. 1993. Manajemen
Mengajar Secara Manusiawi. Jakarta: Rineksa Cipta.
Arikunto, Suharsimi. 2001. Dasar-dasar
Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur
Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineksa Cipta.
Azhar, Lalu Muhammad. 1993. Proses Belajar
Mengajar Pendidikan. Jakarta: Usaha Nasional.
Daroeso, Bambang. 1989. Dasar dan Konsep
Pendidikan Moral Pancasila. Semarang: Aneka Ilmu.
Djamarah, Syaiful Bahri. 2002. Strategi
Belajar Mengajar. Jakarta: Rineksa Cipta.
Djamarah, Syaiful Bahri. 2002. Psikologi
Belajar. Jakarta: Rineksa Cipta.
Hadi, Sutrisno. 1982. Metodologi Research,
Jilid 1. Yogyakarta: YP. Fak. Psikologi UGM.
Hamalik, Oemar. 2002. Psikologi Belajar dan
Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algesindo.
Hasibuan K.K. dan Moerdjiono. 1998. Proses
Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Margono. 1997. Metodologi Penelitian
Pendidikan. Jakarta. Rineksa Cipta.
Masriyah. 1999. Analisis Butir Tes.
Surabaya: Universitas Press.
Ngalim, Purwanto M. 1990. Psikologi
Pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Nur, Moh. 2001. Pemotivasian Siswa untuk
Belajar. Surabaya: University Press. Univesitas Negeri Surabaya.
Rustiyah, N.K. 1991. Strategi Belajar
Mengajar. Jakarta: Bina Aksara.
Sardiman, A.M. 1996. Interaksi dan Motivasi
Belajar Mengajar. Jakarta: Bina Aksara.
Soekamto, Toeti. 1997. Teori Belajar dan
Model Pembelajaran. Jakarta: PAU-PPAI, Universitas Terbuka.
Sukidin, dkk. 2002. Manajemen Penelitian
Tindakan Kelas. Surabaya: Insan Cendekia.
Surakhmad, Winarno. 1990. Metode Pengajaran
Nasional. Bandung: Jemmars.
Suryosubroto, B. 1997. Proses Belajar
Mengajar di Sekolah. Jakarta: PT. Rineksa Cipta.
Syah, Muhibbin. 1995. Psikologi Pendidikan,
Suatu Pendekatan Baru. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Usman, Moh. Uzer. 2001. Menjadi Guru
Profesional. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Untuk mendapatkan file skripsi / Thesis / PTK / PTS lengkap
(Ms.Word),
hubungi : 081 567 745 700
0 komentar:
Posting Komentar